Hari itu entah kenapa tiba-tiba aku pengen banget beli mainan Gunpla atau Gundam dan akhirnya khilaf beli 3 set gundam sekaligus yang cukup menguras uang jajan, dan jadilah gundam pertama yang aku beli. Mungkin karena selama seminggu itu kerjaanku di kantor lagi banyak banget, gak bisa diwakilkan juga, gak banyak yang bisa bantu, kerjaan di timku yang lain juga banyak. Mungkin akhirnya mentok dan jenuh, dan akhirnya pas jam istirahat lagi browsing cari referensi di google, nongol iklan hotwheels, lego, dan gundam dari salah satu toko online mainan di luar negeri. Aku klik iklan gundamnya deh, dan yang aku lihat gundam HG zaku II plus big gun set. Jadilah racuunnn. Hahaha.

Kemudian aku browsing lah lebih dalam lagi, mainan gundam itu seperti apa, ukurannya, harganya, serinya, dan liat beberapa video cara merakitnya. Kok malah semakin tertarik. Akhirnya kerjaanku tak tinggal sejenak karena dah mentok, cari tau yang jualan dimana secara offline dan online. Kemudian aku inget temenku di Jakarta, ada yang dulu sering beli. Aku pun kemudian tanya sama dia, beli gundam yang rekomended dimana, dan mending beli yang ukuran apa. Akhirnya sedikit banyak dapat info langsung dari dia. (thanks bro Anggo). Lalu aku buka tokopedia, bukalapak, shopee, dan membandingkan harga di tiap sellernya dan juga ngecek ketersediaan stoknya. Karena mau beli offline, belum tau tempat yang rekomen, dan gak sempet juga kayanya untuk beberapa minggu waktu itu. 

Setelah bingung mau pilih gundam yang mana yang mau dibeli karena seri gundam banyak banget dan ukurannya berbagai macam, apalagi ternyata ada versi murahnya dengan kualitas tidak terlalu jauh berbeda, akhirnya aku beli mainan Gundam versi resmi dari Bandai dengan ukuran HG (High Grade) yang katanya cocok untuk pemula, dan harganya relatif lebih terjangkau buatku. Yang aku pilih yaitu HG MS-06 ZAKU II plus Big Gun Set, MS-06R ZAKU II High Mobility Type “Psycho Zaku”, dan terakhir MS-05 ZAKU I yang semuanya adalah dari versi Gundam Thunderbolt. Dua unit aku beli dari salah satu seller di shopee dan satu unit aku beli dari seller di bukalapak.  

Kenapa aku pilih Zaku dari Gundam Thunderbolt? Karena menurutku Zaku di gundam thunderbolt adalah yang paling menarik dibanding zaku di serial gundam yang lain, buat yang udah nonton filmnya atau serial animenya pasti paham. Biasanya kan kalo Zaku di serial gundam yang lain, nongol bentar rame-rame atau sebagai pasukan prajurit, nongol bentar terus hancur ketembak. Hahaha. Ya meski gak semua si. Tapi di Gundam Thunderbolt, Zaku bisa bersaing dengan Gundam, bahkan bisa mengalahkan Gundam yang ada disitu. Pertimbangan itulah yang akhirnya aku ambil buat beli tiga set gundam yang aku sebutkan di atas. Meskipun sebenernya aku lebih suka dari serial Gundam Wings, Gundam 00, dan juga Gundam Seed. Tapi aku pikir, itu nanti lah, coba ini dulu, kalo nanti emang suka rakit, kalo ada rejeki nanti beli lagi. 

Aku memang dari dulu suka nonton serial anime Gundam, dari jaman serial Gundam Wings sampai Gundam Barbatos aku juga masih ngikutin. Waktu masih SMA pernah kepikiran pengen beli model kit Gundam, karena waktu itu ada beberapa temen SMA yang ternyata juga hobby. Tapi waktu itu uang sakuku masih belum cukup buat beli, cuma cukup untuk beli tamiya murah-murah hehehe. Akhirnya baru sekarang kesampaian. Waktu nunggu kiriman paket model kit gundam yang dibeli, aku pun juga coba cari tau cara ngerakit gundam yang aku beli, di youtube ternyata lumayan banyak yang mengulas. Dan baru tau ternyata ada beberapa peralatan yang dibutuhkan buat ngerakit gundam. Akhirnya beli online juga satu set langsung peralatan standarnya, karena di toko peralatan & bangunan di dekat kantor gak ada yang jual, hahaha.


Katanya di gramedia ada yang jual, tapi karena jauh dan males keluar akhirnya ya beli online. Dan sampai tulisan ini dibuat, aku belum menyempatkan buat ngerakit gundam yang aku beli. Padahal dah satu bulan. Cuma aku tumpuk di meja kerja di kamar, sambil mikir kenapa aku dulu beli 3 set sekaligus. Hehehe. Tapi setelah tulisan ini dibuat, aku pun akan mulai merakit model kit gundam yang aku beli. Bismillah. Semoga bisa selesai. Itu aja si cerita tentang model kit gundam pertama yang aku beli. Nanti kita bahas gundam lagi ketika aku mulai ngerakit. Sekarang pertanyaanya adalah apakah Zaku ini termasuk gundam? hahaha... mungkin lebih cocok disebut GUNPLA ya. Kalo kamu, gundam pertama yang kamu beli apa?       

Berawal dari adanya kegiatan yang berhubungan dengan kerjaan kantor di Jogja Expo Center, aku coba browsing dan cari hotel yang gak terlalu jauh dari JEC namun tetap nyaman dan masih relative dengan harga terjangkau untuk beberapa hari. Awalnya coba cari yang di depan JEC maupun yang dekat gembira loka, ternyata juga pada penuh untuk beberapa hari itu. Akhirnya aku coba cari yang dekat fly over Janti, dan akhirnya nemu hotel yang terdengar agak asing, yaitu Core Hotel Jogja. Aku baru tau kalo ada hotel dengan nama itu di Jogja. Tapi wajar si aku gak update, karena beberapa tahun terakhir jogja memang banyak berdiri hotel baru dan apartemen. Dan salah satunya Core Hotel Jogja ini. 

Kemudian aku cek tarif ini di beberapa aplikasi  booking hotel, ternyata budgetnya masuk, waktu itu cuma dua ratus ribuan permalamnya untuk kamar standarnya, jadi aku booking. Tadinya mau dua malam disana, tapi ternyata harga untuk malam selanjutnya naik hampir dua kali lipat, dan malam ketiganya udah full, tinggal suite. Akhirnya aku tetap pesan untuk satu malam, malam selanjutnya cari hotel lain lagi. Mungkin karena long weekend jadi tarifnya naik dan banyak kamar hotel pada hari-hari tersebut penuh maupun harganya dah gak masuk akal. Jadi selama lima hari empat malam di Jogja, aku menginap di 3 hotel yang berbeda.    

Beberapa hari kemudian, aku menuju Jogja pada pagi hari dan langsung ke JEC untuk acara disana. Selesai acara, sekitar jam 5 sore, kemudian aku menuju Core Hotel yang ternyata letaknya sebelum Transmart Jogja. Ada tulisan Core Hotel di gerbang masuknya, yang ternyata satu komplek dalam sebuah proyek property Malioboro City Superblock. Jadi ada apartemen, hotel, kantor, ruko, mall dan perumahan kayaknya. Nah, Core Hotel ini salah satu bangunan disitu, namun kompleks property ini belum jadi sepenuhnya, termasuk Core Hotel ini. Setelah lewat portal masuk yang dijaga di depannya dan ambil karcis parkir, kemudian aku berkendara lurus masuk, dan melihat beberapa bangunan yang sudah jadi, proyek pembangunan yang masih berjalan. Sampai depan hotel, ternyata parkirnya berada di depan hotel baik untuk mobil maupun motor di halaman terbuka tanpa penjaga, tanpa atap, tanpa cctv. Bikin agak was-was sebenernya, meskipun sistem keluar masuk kendaraan ke kompleks ini hanya lewat satu pintu di depan. 

Kemudian aku berjalan dan masuk ke hotel yang terlihat cukup tinggi ini. Sampai di dalam ada beberapa orang yang lagi nongkrong di café nya dan juga petugas jaga dan cleaning service. Lalu ke lobby check in, dan ternyata sangat hening disana, resepsionisnya pun cowok dan keliatan masih kayak anak baru lulus sekolah perhotelan, masih kaku dan grogi ngomongnya. Maklum si, karena hotel ini dibuka belum lama. Tapi lobi hotel ini terasa sangat hening dan cukup mewah. Sebelah lobby ini ada kolam renang yang sayangnya gak bersih karena terkena debu dari pembangunan yang masih dilakukan di bagian atas bangunan. Jadi hotel ini belum 100% jadi. Aku pesan kamar standar disini untuk satu malam, dengan double bed dan tanpa sarapan, karena kalo di Jogja menurutku lebih enak cari sarapan di luar.

Aku dapat kamar di lantai 6, kemudian naik lift yang masih enak, karena masih terasa baru. Lalu masuk kamar, dan kamarnya juga cukup nyaman dan interiornya masih bagus. Kamarnya tidak terlalu luas, namun karena kamarnya menghadap ke barat jadi bisa liat matahari terbenam, meskipun gak full, mungkin kamar yang di atasnya lagi, pemandangan sunsetnya lebih bagus lagi. Lalu aku mandi, solat, tiduran bentar, kemudian abis isya keluar lagi karena aku ada meeting di salah satu café di daerah kaliurang. Jangan lupa untuk mendaftarkan kendaraan di resepsionis hotel untuk sistem parkirnya, karena parkir di kompleks ini bayarnya perjam, jadi kalo nginep atau mau keluar masuk bisa lebih mudah dan gratis untuk tamu hotel.  

Pulang dari meeting sekitar jam 10 malam, ternyata yang menginap di hotel ini cukup banyak malam itu. Terlihat dari kendaraan yang parkir di luar cukup banyak. Dan malam hari juga ternyata proyek pembangunan gedung tinggi di sebelah hotel ini masih dilakukan. Agak berisik sebenarnya, tetapi begitu masuk kamar gak terlalu terdengar dan tengah malam kayaknya mereka berhenti. Masuk kamar kemudian bersiap tidur dan nonton tv, yang ternyata channel tv kabelnya cuma ada sekitar 25 atau 30 channel, dan yang ada film-film bagusnya gak banyak. Hahaha. Ya dah malah akhirnya liat channel tv local. Jam 12 malam baru tidur. Pagi harinya badan terasa segar, karena tidur cukup nyenyak. Kemudian pada jam 8.30 pagi aku check out dan cari sarapan soto mbok giyem dekat hotel ini. Jam 9 nya kemudian aku menuju ke JEC untuk mengikuti acara di hari kedua. Itu aja si, pengalamanku menginap di hotel baru di Jogja ini. Semoga bermanfaat.   

Setelah lelah bermain di Jepara Ourland Park, aku bersama rombongan teman-teman kantor ku menuju D’season Premiere Hotel Jepara yang terletak di kompleks wisata pantai Bandengan Jepara. Lokasinya cukup mudah ditemukan. Setelah membayar tiket masuk di pintu masuk utama pantai bandengan, terus tinggal belok kiri dan susuri jalan tersebut sampai dekat ke arah pantai, disitu akan ditemukan beberapa penginapan, dan D’Season Hotel akan mulai terlihat. Parkiran dalam kompleks hotelnya tidak terlalu luas, namun diseberang jalan hotel juga bisa digunakan untuk parkiran dengan security yang katanya 24 jam. 

Kami sampai di hotel sekitar jam 5 sore, kemudian langsung check in dan dikasih kamar business room yang menghadap pas ke arah matahari tenggelam. Kami pesan beberapa kamar business room dan kamar suite room plus sarapan, dua minggu sebelumnya by phone. Karena mau booking lewat aplikasi booking hotel ternyata ratenya malah lebih mahal dari yang tercantum di website resmi mereka. Jadi rate kamar yang kami dapat sama dengan rate yang tercantum di website resminya. Karena udah kesorean kami bergegas ke kamar untuk ganti baju, dan tadinya pengen jalan ke pantai buat motret sunsetnya, tapi ternyata matahari dah hampir tenggelam, jadi cuma menikmati dari balkon kamar hotel kami.    

Business room yang kami tempati cukup nyaman. Kami pesan yang twin bed, ada juga pilihan double bednya. Ruangan kamarnya tidak terlalu luas, ada balkonnya, ac, tv, wifi. Sayangnya kamar sebelah yang di tempat rekanku, AC nya kurang dingin keesokan harinya, padahal udah di set suhu terendahnya. Berarti pengecekan AC nya kurang teliti. Kamar mandinya juga sudah ada shower dan air hangat, ya standarlah. Dengan rate segini, kalo hotel di jogja atau semarang pasti bisa dapat yang pake bath up. Lumayan, bisa buat berendem kan. Hahaha. Tapi gapapa, namanya juga dibayarin kantor jadi dinikmati aja. 

Abis pada mandi, istirahat bentar, dan solat isya, kami kemudian berkumpul ke restoran hotel ini yang juga terbuka untuk umum. Meskipun bukan weekend, tapi ternyata tamu hotelnya cukup banyak dan pas jam makan malam banyak yang booking tempat untuk makan di resto pinggir pantai ini. Kami pesan makanan cukup banyak, menu makanannya kebanyakan adalah sea food, harganya juga lumayan. Kalo soal rasa, ya lumayan lah, karena dibayarin. Hehehe. Kami berdiskusi pekerjaan sambil makan dan santai sampai jam 10 malem. 

Hotel D’Season Premiere ini terletak di pesisir pantai bandengan Jepara sehingga pemandangan langsung ke arah laut Jawa adalah hal utama yang ditawarkan dari grup hotel D’Season ini. Pertimbangan kami memilih hotel ini adalah karena ingin menikmati nuansa pantai sambil menginap, namun tetap  nyaman untuk beristirahat. Mirip-mirip lah sama ala-ala hotel pinggir pantai di Bali. Fasilitasnya juga cukup lengkap, ada tempat gym, café, kolam renang, spa. Dari depan hotel ini kita bisa menikmati sunset dan juga sunrise di Jepara dengan cukup jelas ketika cuaca cerah. Dipinggir pantai di kompleks hotel ini juga terdapat tempat duduk, gazebo, maupun tempat berjemur yang bisa dimanfaatkan. Bangunan hotel ini hanya dua lantai. Seandainya lebih tinggi lagi dan dibuat sky lounge di atasnya pasti bakal lebih spesial lagi.

Besok paginya abis pada subuhan langsung pada keluar kamar untuk melihat sunrise dari lokasi ini. Sunrise hari itu lumayan bagus, lebih bagus dari sunsetnya kemaren. Ada juga yang jalan-jalan menyusuri pantai maupun bersantai sambil berfoto. Ketika matahari sudah terlihat jelas, kami kemudian ke tempat gym, lalu mandi dan sarapan. Menu sarapan di hotel ini cukup banyak dan bervariasi. Sayangnya ruang sarapannya tidak terlalu luas, jadi kalo misal pas hunian kamar full pasti akan cukup ramai dan antri. Sekitar jam 10.30 siang, kami check out. Kemudian menuju area wisata pantai bandengan buat nongkrong minum air kelapa muda disana. Setelah itu kami pulang dan mampir di kota Semarang. Itu aja si, semoga bermanfaat.