Kalau pergi ke kebun binatang gak afdol rasanya kalau gak motret para penghuninya yaitu hewan-hewan disana. Ya meskipun ada juga para pawang mau para petugas dari kebun binatang yang ganteng dan cantik. Tapi mari itu kita kesampingkan. Minggu lalu ke kebun binatang Gembira Loka aka Gembira Loka Zoo di Jogjakarta. Ada banyak binatang yang sempat aku potret. Dan rasanya pose-pose mereka gak kalah lah sama mbak-mbak model hahaha. Berikut foto-fotonya. Karena saya bukan fotografer profesional, hanya sekedar suka motret sambil jalan-jalan jadi harap maklum kalau hasilnya kurang maksimal. Hey sexy, thank you for the poses. :p
Hari itu sebenernya gak ada
rencana mau main sampai Gembira Loka. Tadinya aku cuma lagi suntuk karena waktu
idul adha suasana di Solo lebih sepi dari pada hari biasa meskipun itu weekend. Akhir
nya aku memacu tunggangan ku ke area kitaran Prambanan. Awalnya survey lokasi
dan spot sekitaran kompleks candi ratu boko, sekitaran sumberwatu resort, candi
ijo, dan kitaran prambanan karena ada acara yang sedang ku persiapkan meski
akhirnya acara tersebut sepertinya gagal. Panas matahari lumayan menyengat dan
bikin belang kaki karena aku pakai sandal. Lalu dari Prambanan, lewat jalan
menembus kelurahan kitaran Kalasan lalu akhirnya aku berhenti di pom bensin di
jalan utama Solo-Jogja untuk istirahat dan solat.
Abis solat sambil istirahat iseng buka
twitter, gak sengaja liat timeline GLZooJogja kemudian aku putuskan untuk
berkunjung kesana. Sekitar jam 13.30 aku sampai Gembira Loka. Sempet berhenti
beberapa saat mampir di minimarket dan bantuin bule yang nyasar mau ke Prambanan
dari Jogja. Akhirnya aku masuk ke area parkir dan memarkirkan si blecky di area
parkir yang dijaga para petugas parkir yang ramah. Lalu aku berjalan menuju
loket dan membeli tiket perorangan dengan harga Rp 25.000/orang karena itu waktu weekend. Kalau hari biasa kayaknya tiketnya
Rp 20.000/orang. Gak ada antrian karena sepertinya memang lagi sepi tau memang
kayak gitu aku juga kurang tau. Waktu masuk ke dalam ada tulisan loket khusus
rombongan sepertinya, meskipun gak tau masih fungsi atau gak. Di seluruh area
ini sangat dilarang keras untuk merokok. Ingat ya gak boleh ngerokok.
Aku pun mulai berjalan kaki
sendirian dan kadang sengaja nimbrung bareng rombongan-rombongan kecil biar gak
kerasa kalo sendirian. Meskipun cuaca terasa cukup terik, namun pohon yang
tinggi dan cukup rimbun membuat terasa sedikit lebih nyaman. Awal masuk gak ada
something special dan cenderung boring, karena hanya keliatan taman, pepohonan,
ruang diorama, dan area bermain ATV. Namun ketika mulai menyebrangi sungai yang
melintas di kebun binatang legendaris Jogja ini, pemandangan terasa lebih
fresh. Ada danau kecil dengan area rekreasinya, tempat untuk duduk-duduk, dan
udara yang terasa lebih segar. Ada restoran di tengah kolam besar tersebut, dan
bisa bermain speed bot di kolam tersebut dengan kecepatan lumayan tinggi.
Melihat area ini kemudian langsung mengingatkan kalau aku pernah datang ke
tempat ini 20 tahun yang lalu bersama keluargaku dari Lampung. Meskipun aku
pernah 3 tahun tinggal di Jogja, tapi belum pernah masuk ke dalam kebun
binatang ini dalam periode waktu itu. Paling mentok cuma sampe depan GLZ. Dan
tentu saja tempat ini sekarang jauh lebih baik dan nyaman dari pada 20 tahun yang lalu dalam
ingatanku.
Awalnya kita akan disuguhi hewan-hewan
primata, mamalia, reptil besar, kura-kura, dan hewan-hewan lain dengan kandang
terbuka dengan tepian sungai kecil di dalamnya untuk menjaga jarak dengan pagar
dan pengunjung agar tidak saling mengganggu. Lalu memasuki area reptil baik itu
yang berbisa, berbiasa, maupun berimporia buatan luar sana dalam
kandang-kandang khusus dari kaca dan cukup aman. Kemudian memasuki area
burung-burung baik yang umum bisa kita temukan di perkebunan atau hutan maupun yang langka. Aku paling suka di area ini,
apalagi di bagian doom yang terlihat burung-burung beterbangan dalam kandang
yang luas dan air terjun kecil buatan. Di area burung-burung ini banyak spot
yang bagus untuk berfoto bersama keluarga, sendirian, maupun berfoto dengan
burung-burung.
Area Gembira Loka Zoo ini memang
cukup luas, kalau jalan kaki ya bikin kaki lumayan pegel. Ada kendaraan keliling yang
bisa dinaiki jika capek jalan kaki dengan beberapa pemberhentian atau halte-halte
kecil gitu. Hampir semua areanya sudah tercoverage fasilitas wifi, jadi kalau
mau update status dari ponsel atau kamera berwifi lebih gampang. Karena
dibeberapa lokasi, sinyal beberapa operator selulernya cukup buruk untuk akses
internet. Ada area untuk solat, WC umum, dan beberapa spot untuk cuci tangan. Kamera
pengawas atau CCTV juga terpasang diberbagai sudut area kebun binatang ini. Ya
semoga gak mati tuh CCTV. Tempat membeli jajanan dan souvenir juga terdapat di
luar dan di dalam area Gembira Loka Zoo.
Aku lumayan banyak ambil foto disini
terutama di bagian reptile dan burung. Dan ternyata untuk mengenalkan lebih luas mengenai GLZ Jogja, managementnya mengadakan berbagai macam acara salah satunya semacam lomba foto di instagram mengenai hewan-hewan di Gembira Loka Zoo. Lebih jelasnya bisa dicek di akun resmi GLZ Jogja di instagram maupun twitter. Siapapun bisa ikut serta. Yang jelas kebun binatang ini memang
cocok untuk rekreasi keluarga dan untuk anak-anak sekolah. Ya meskipun ada juga para pasangan kekasih yang kemari.
Aku kemudian pulang ke Solo sekitar pukul 16.00 dengan kaki yang terasa cukup lelah, namun cukup puas setelah kembali lagi ke tempat ini sejak terakhir 20 tahun yang lalu, waktu abis lulus TK. Sebenernya disatu sisi kita bisa merasa terhibur melihat hewan-hewan di kebun binatang tersebut. Kita pun bisa mengenalkan kepada generasi penerus tentang hewan-hewan yang hidup di dunia ini, dan bisa mempelajari mereka dan bagaimana cara melestarikan hewan-hewan tersebut. Tapi disisi lain kita juga terkadang melihat ekspresi hewan-hewan yang seperti merasa terkekang dan tidak bebas dan sepertinya kita sebagai manusia yang mengeksploitasi mereka. Ya kembali ke kita melihat ini dari sudut pandang mana. Ya, semoga kalau kesini lagi, aku ada yang nemenin :)
Aku kemudian pulang ke Solo sekitar pukul 16.00 dengan kaki yang terasa cukup lelah, namun cukup puas setelah kembali lagi ke tempat ini sejak terakhir 20 tahun yang lalu, waktu abis lulus TK. Sebenernya disatu sisi kita bisa merasa terhibur melihat hewan-hewan di kebun binatang tersebut. Kita pun bisa mengenalkan kepada generasi penerus tentang hewan-hewan yang hidup di dunia ini, dan bisa mempelajari mereka dan bagaimana cara melestarikan hewan-hewan tersebut. Tapi disisi lain kita juga terkadang melihat ekspresi hewan-hewan yang seperti merasa terkekang dan tidak bebas dan sepertinya kita sebagai manusia yang mengeksploitasi mereka. Ya kembali ke kita melihat ini dari sudut pandang mana. Ya, semoga kalau kesini lagi, aku ada yang nemenin :)
Loteng di kantor tempatku bekerja
menjadi salah satu spot yang aku suka pada waktu sore hari maupun pagi hari.
Karena udaranya terasa sejuk dan pemandangan yang lebih luas. Sering iseng
ngambil foto pake handphone atau kamera ku untuk liat sunset maupun sunrise.
Tapi lebih seneng sunset karena kalau sunrise harus bangun sangat pagi, hehehe.
Berikut beberapa foto yang ku ambil dari loteng kantor sambil menikmati
matahari terbenam.
Candi Sukuh merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di wilayah kabupaten Karanganyar. Aku mengunjungi candi ini setelah mengunjungi candi Cetho. Candi ini lokasinya cukup tinggi meskipun posisinya tidak setinggi Candi Cetho. Candi ini lebih sederhana dan tidak seluas candi cetho. Namun terdapat kemiripan di arsitekturnya. Untuk menuju candi ini kita menempuh jalan yang sama menuju candi cetho dari arah Solo, namun nanti akan sampai di petunjuk jalan yang mengarah kalo ke kiri ke candi cetho dan kalo ke kanan ke candi sukuh. Kalo masih bingung bisa bertanya ke penduduk setempat mengenai arah ke candi sukuh.
Akses jalan ke candi sukuh tidak sesulit ke candi sukuh, hanya di tanjakan terakhir sebelum candi, kita akan melewati jalan dengan kemiringan yang lumayan dan cukup panjang sehingga harus sangat berhati-hati ketika berkendara. Sampai di area candi sudah terdapat berbagai fasilitas pendukung yang lumayanlah seperti pedagang dan toilet umum yang berada di luar pagar area candi. Tempat beli tiket masuknya juga ada di luar pagar area candi. Pemandangan dari candi ini cukup indah dan udaranya juga terbilang masih cukup sejuk.
Bentuk candinya sebenernya tidak terlalu besar maupun istimewa. Namun yang unik dam kontroversial adalah arca atau patung yang ada di candi ini. Patungnya agak "seronok", hahaha... karena banyak patung yang menggambarkan bentuk kelamin manusia, terutama pria. Kalo sampai sana pasti bakal ngerti apa yang aku maksud. Tapi yang aku paling suka adalah ketika kita naik sampai ke puncak candi, karena pemandangan disana lumayan menyejukan mata dan terlihat kalo taman di area candi terlihat cukup terawat.
Untuk naik ke puncak candi ini kita harus bergantian dan hati-hati ketika melangkah karena tangganya lumayan sempit. Aku gak terlalu lama berada di candi ini. Hanya sekitar satu jam aku berkeliling candi ini dan sekalian beristirahat karena ternyata mengunjungi candi cetho dan candi sukuh cukup melelahkan kaki namun cukup menyenangkan karena udara dan pemandangannya yang menyejukan.
Dari niat iseng pagi-pagi hari minggu yang lalu, membuatku ingin mengunjungi beberapa tempat wisata kabupaten karanganyar di daerah sekitaran Tawangmangu. Sebenernya rencananya cuma pengen mampir ke car free day nya Karanganyar dan nikmati sate kelinci di Tawangmangu. Namun kemudian kepikiran untuk mencoba ke obyek wisata candi yang ada disana. Salah satunya adalah Candi Cetho yang terletak di area perbukitan. Candi ini katanya adalah candi hindu dengan lokasi tertinggi yang ada di Jawa Tengah. Candi ini kini menjadi obyek wisata yang terbuka untuk umum meski candi ini juga masih digunakan untuk prosesi ibadah umat hindu. Aku masih bingung yang bener itu candi ceto atau candi cetho, ya pokok e itu lah yang aku maksud, hehehe.
Untuk menuju kesana dari kota Surakarta, kita bisa mengikuti petunjuk arah yang ada di beberapa titik sepanjang jalan Solo-Tawangmangu. Meskipun petunjuk arahnya benar, namun jangan percaya dengan keterangan jarak yang tercantum. Karena lebih jauh dari yang tertulis dipetunjuk arah tersebut. Ini pertama kalinya aku mengunjungi candi tersebut, jadi cuma modal ngikutin petunjuk arah dan bertanya kepada penduduk setempat. Ternyata arahnya sama dengan arah ke Kedai Teh Ndoro Dongker dan perkebunan teh Kemuning. Jadi masih agak inget-inget dikit karena pernah kesana. Namun setelah Kemuning, aku sama sekali belum tau. Jadi sempat bertanya ke penduduk setempat untuk mengarah ke Candi Cetho. Dari Kemuning ternyata jaraknya masih jauh. Jalan berliku dan menanjak menjadi tantangan sendiri disana. Akses jalannya pun tidak terlalu mulus. Banyak titik-titik kerusakan jalan yang harus diwaspadai para pengendara.
Pemandangan sepanjang perjalanan kesana menjadi hiburan sendiri. Apalagi udara yang sangat sejuk. Yang pake motor, jangan lupa jaketnya dan bensin diisi full tank. Yang pake mobil mending AC nya dimatiin aja, dan buka jendalanya. Namun untuk pengendara mobil harus waspada karena jalan tidak terlalu lebar dan banyak tikungan tajam dengan pinggiran jurang karena memang area ini cukup tinggi di perbukitan perkebunan teh. Bus ukuran besar tidak bisa masuk ke area ini. Tapi entah kalo bus ukuran sedang, tinggal keberanian supirnya dan kondisi bus juga. Papasan juga bakal agak sulit. Kalo mobil travel meskipun yang agak panjang masih bisa kok. Perjalanan aku tempuh hampir 2 jam dari Palur. Ketika hampir sampai, jalanan menanjak yang cukup miring dengan jalan dalam kondisi rusak harus kita lewati sebelum sampai ke area parkir di Candi Cetho yang dikelola penduduk sekitar. Setelah memarkirkan kendaraan kita berjalan menuju anak tangga ke candi cetho. Sebelum memasuki area candi, kita akan melawati portal retribusi untuk masuk ke area wisata. Kemudian, sebelum menaiki tangga kita akan diminta untuk menggunakan semacam kain yang dipakaikan dipinggang yang nanti dikembalikan setelah turun dari candi dan membayar seikhlasnya.
Di kawasan candi kita akan melihat pemandangan ke arah kota Karanganyar dan Solo yang terlihat sangat kecil karena kebetulan cuaca cukup cerah. Karena katanya si biasanya berkabut, apalagi kalo musim hujan. Candi ini lebih terlihat seperti pura. Aku sendiri kurang memperhatikan sejarah tempat ini, karena aku lebih menikmati udara dan pemandangan disini yang cukup bikin refresh. Candi ini memiliki beberapa area lokasi yang bertingkat yang masing-masing katanya menunjukan makna sendiri. Jadi dari anak tangga di pintu masuk sampai ke lokasi yang paling atas, pengunjung akan menaiki tangga ke masing-masing bagian. Aku paling suka arsitektur gapura anak tangganya yang terlihat unik. Aku cukup banyak ngambil gambar dengan kamera yang aku bawa. Mungkin karena masih pagi, jadi pengunjungnya belum terlalu banyak. Semakin siang, ternyata makin banyak pengunjung yang datang baik itu wisatawan domestik maupun dari luar Indonesia.
Selain candi, di sisi kiri candi terdapat gerbang menuju area pedagang yang menjual merchandise dan makanan yang mengarah ke tempat petilasan kalo gak salah, yaitu pura Dewi Saraswati yang katanya tukang photo disana, arca Dewi Saraswati ini merupakan pemberian dari Kabupaten Gianyar, Bali . Dan juga sekitar beberapa ratus meter dari pura ini ada candi kecil yang namanya candi ketek. Namun aku tidak menuju kesana, karena aku dah cukup lelah. Karena aku masih ada target setelah dari candi ini aku juga pengen langsung ke candi sukuh. Dan ternyata candi cetho ini juga merupakan salah satu akses pendakian ke Gunung Lawu, jadi pos penjaga pintu masuk pendakian Lawu yang ada di area candi Cetho ini. Yang jelas tempat ini bisa jadi refrensi kalo mau cari udara pegunungan sambil menikmati pemadangan kebun teh sambil menikmati arsitektur unik Candi Cetho buat yang tinggal di sekitaran Solo Raya. Semoga bermanfaat.
Next : Wisata Ke Candi Sukuh