Photo ini diambil beberapa hari setalah aku wisuda di Jogja dan diabadikan pada malam hari pakai kamera pocket digital dengan bantuan tripod mini sekitar bulan agustus 2008 di salah satu resto gubuk di daerah belakang Ambarukmo Jogja. Mereka adalah beberapa teman sekolah di Lampung, yang juga merantu di Jawa untuk kuliah dan bekerja. Dulu waktu masih kuliah di Jogja, biasanya kalau lagi kangen kampung halaman aku bertemu dengan rekan-rekan sesama perantauan yang memang aku kenal dengan baik dan mereka beberapa diantaranya yang intensitasnya cukup sering. Moment ini pun mungkin salah satu moment kumpul-kumpul terakhir di Jogja dengan mereka, karena setelah itu aku pindah ke Solo, dan mereka lulus serta mencapai impian mereka masing-masing. Semoga silaturahmi kami bisa tetap terjaga.
Photo ini diabadikan oleh fotografer yang menangani album kelulusan waktu masih SMA di halaman bagian dalam SMA Negeri 1 Metro. Ini merupakan foto keluarga Kelas 3 IPS 2 (kalau gak salah inget, hehehe) di tahun 2005. Kebanyakan foto-foto ku waktu SMA masih menggunakan kamera manual sehingga jarang memiliki file versi digitalnya, kecuali yang sempet di scan. Semoga semua sukses disana :)
Photo ini diambil waktu lebaran tahun 2008 di depan rumah seorang teman yang sudah lama tidak bertemu di Metro. Biasanya tiap musim lebaran kami yang merupakan alumni SMP 1 Metro, melakukan acara silataruhmi atau sekedar ketemu dan ngobrol. Sebagian besar orang-orang di photo ini mengenalku cukup dekat, semenjak SMP sampe kuliah. Meskipun jarang bertemu tapi kami tetap menjaga komunikasi hingga sekarang apalagi profesi dan tempat tinggal kami yang kini berbeda dan berjauhan.
Photo ini merupakan satu-satunya foto keluarga yang dipajang di rumah karena termasuk versi lengkap dari anggota keluarga kami, ada kedua tua ku dan ketiga orang kakak ku. Ada juga tambahan saudara iparku dan keponakanku. Photo ini diambil dengan menggunakan kamera pocket dengan bantuan timer dan tripod pada hari raya Idul Fitri tahun 2006 di kampung halamanku. Aku waktu itu masih dibangku kuliah. Moment ini sangat special, karena sangat sulit bagi kami untuk bisa berkumpul dengan lengkap seperti ini. Bisa dibilang cuma ini satu-satunya foto keluarga kami yang lengkap. Moment yang tidak mungkin bisa terulang. Photo ini sudah mengalami editing ala kadarnya. Dan atas permintaan ibu ku, aku tambahkan satu orang yang sebenernya belum ada dimoment photo tersebut.
Seperti biasa menjelang malam, mobil truk dan bus yang sudah mengantri di pelabuhan Bakauheni mendapat giliran masuk kapal ferry satu persatu yang dibantu petugas pelabuhan untuk memarkirkan kendaraan dalam kapal dengan rapi. Bus yang ku tumpangi pun akhirnya mendapat giliran setelah menunggu sekitar 30 menit. Perlahan bus masuk ke dalam kapal ferry (Titian Mufida atau Jatra 2, aku agak lupa) yang memiliki dek bawah yang mampu mengangkut puluhan bus dan truk ini. Setelah terparkir rapi petugas menyuruh semua penumpang untuk naik ke dek atas untuk alasan keamanan dan kenyamanan jika kapal sudah mulai berjalan. Klakson kapal ferry pun berbunyi keras, pertanda bahwa kapal mulai berjalan, saya dan penumpang lain pun bersiap untuk turun. Tiba-tiba bruk, terdengar suara keras dan ternyata truk Fuso panjang yang berada di depan bus kami mundur dan menabrak bagian depan bus bermesin mercy dengan bodi Proteus dari karoseri Laksana namun dengan lampu depan New Marcopolo. Para penumpang kaget, aku pun sangat terkejut karena aku sedang berada di samping tempat duduk sopir karena bersiap untuk turun.
Kejadian tersebut menyebabkan bagian depan bus penyok dan kaca terlihat garis retak cukup panjang di bagian tengah akibat terkena bak mobil truk. Padahal bus milik Rosalia Indah ini, waktu itu baru berjalan sekitar 3-4 bulan dengan rute Lampung-Blitar. Kernet pun segera melaporkan kejadian ini ke petugas kapal dan menghadap ke ruang nahkoda. Akhirnya sopir truk tersebut dipanggil untuk segera menggerakkan truknya. Truk kembali bergerak maju sedikit ke posisi semula, rem tangan pun dipastikan dalam posisi penuh dan ban mobil truk diganjel balok kayu semua. Ternyata yang membuat truk itu mundur dan menabrak bus karena rem tangan yang kurang dalam posisi penuh dan truk yang ditidak diganjel, sehingga ketika kapal terkena gelombang yang cukup kuat truk pun mundur dan menabrak bus yang aku tumpangi. Sopir dan kernet kedua kendaraan ini pun berdiskusi dan dimediasi oleh pihak petugas kapal, bus pun di cek dan masih layak untuk jalan. Akhirnya disepakati untuk melakukan klaim asuransi untuk mengganti kerusakan bus. Ternyata tarif kapal ferry yang dibayarkan sudah termasuk asuransi, sehingga kendaraan yang berada di dalam kapal ferry mendapat perlindungan penuh dari asuransi. Yup, itulah pengalaman pertamaku mengalami kecelakaan ketika menggunakan angkutan umum bus dan itulah pengalaman pertamaku naik bus eksekutif Rosalia Indah pada tahun 2008.
Waktu itu aku memilih menggunakan bus Rosalia Indah karena udah gak kebagian lagi tiket bus Metro-Jogja dari bus Putra Remaja maupun Puspa Jaya. Akhirnya aku pun memutuskan untuk mencoba menggunakan jasa bus Rosalia Indah. Tiketnya waktu itu kalau tidak salah masih 245ribu. Sekarang harga normal tiket bus eksekutif Rosalia Indah Lampung ke Semarang, Jogja, Solo atau sebaliknya 285ribu. Harga tiketnya biasanya selisih 10-30ribu lebih tinggi dibandingkan Puspa Jaya maupun Putra Remaja dengan jurusan yang sama. Namun terkadang tiket bus Rosalia Indah akan sedikit lebih murah jika ada tiket promo yang kadang dilakukan menajemen Rosalia Indah di minggu-minggu tertentu. Meskipun jarang sekali berlaku untuk jurusan Jawa Sumatra, hanya untuk jurusan AKAP di pulau Jawa. Dengan membayar tiket bus eksekutif tersebut, penumpang akan menikmati fasilitas bus seperti AC, recycling seat 2-2, tv, selimut, bantal, makan di restoran Ros In, snack, dan tentu saja toilet di dalam bus. Namun mulai 2010 pelayanan lebih baik dapat dirasakan ketika menggunakan jasa bus Rosalia Indah dari Jawa ke Sumatra. Seperti mendapat jatah makan 2 kali yaitu 1 nasi kotak ketika berangkat, dan 1 kali makan di restoran Ros In, serta 1 kali snack dan 1 kali coffe break tengah malam ketika bus beristirahat di agen resmi Ros In daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Oleh karena itu lebih terasa pelayanan yang lebih baik jika naik Rosalia Indah dari Jawa ke Sumatra dibandingkan dari Sumatra ke Jawa. Meskipun hal ini biasanya hanya berlaku ketika musim liburan dan lebaran dan cenderung kurang stabil dan kurang merata, tapi entah kenapa aku pas dapet terus ya.
Untuk jurusan dari Lampung-Solo biasanya kalau berangkat dari Metro jam 1-2 siang. Jika berangkat dari Bandar Lampung (Way Halim) sekitar jam 4 sore, berangkat bersamaan dengan bus-bus Rosalia yang lain. Sedangkan jika jurusan Solo-Lampung untuk kelas eksekutif ada 2 pilihan waktu biasanya, terutama jika berangkat dari kantor pusatnya, ada yang sore (jam 3-4 ) ada juga yang menjelang magrib atau bahkan sesudah magrib (sekitar jam 6). Lama perjalanan biasanya 20-24 jam. Aku belum pernah naek Rosalia Indah kelas eksekutif Solo-Lampung maupun sebaliknya lewat jalur selatan, selalu lewat jalur utara. Biasanya dapat makan malam di restoran Sari Rasa di Kendal kalau dari Solo, dan restoran Rosalia Indah yang di Bitung kalau dari Lampung. Untuk armadanya kebanyakan bukan yang baru kalau yang eksekutif jurusan ke Lampung. Yang penting biasanya soal kondisi mesinnya. Untuk jurusan Lampung Rosalia Indah hanya ada kelas VIP atau Bisnis AC (With Toilet) serta paling tinggi bus kelas Eksekutif Rosalia Indah. Bedanya cuma jarak antar kursi yang lebih sempit dan tidak mendapat snack dan bantal kalau tidak salah. Tapi aku pernah liat bus patas AC non toilet pas lebaran melenggang dari Lampung. Tapi gak tau, apakah untuk hari normal juga ada. Semoga si bakalan ada yang kelas Super Executive nya, karena kalau ada aku pasti mau nyoba, dah lama gak ada bus super executive atau big top yang nyebrang sampe Lampung.
Armadanya katanya si gak ada bus nya yang pake air suspension pada awalnya, tapi kalau sekarang untuk armada baru & trayek baru bnyak menggunakan bus-bus baru dengan air suspension. Meskipun aku sendiri pernah merasa bersyukur walau bus ini gak pake air suspension dalam suatu kejadian di tol pejagan garapan perusahaan Bakrie, dimana waktu itu bus Rosalia Indah yang kutumpangi melaju cukup kencang, tapi ternyata sopir sepertinya lupa kalau tol Pejagan ini banyak jalan mulus namun bergelombang cukup tinggi sehingga suspensinya terus bergerak keatas dan kebawah dengan kencang dan cukup tinggi yang hampir menyebabkan bus oleng. Penumpang pun sempat panik dan berteriak. Untung saja sopir segera mengurangi kecepatan dan sedikit mengerem dan kernet menyuruh para penumpang untuk menyeimbangkan berat bus kanan dan kiri dengan berpegangan ke besi dijendela. Aku membayangkan jika bus Rosalia yang aku naiki itu pake air suspension kemungkinan besar akan terasa lebih ngeper. Meskipun jika jalan stabil akan cenderung lebih nyaman si pake air suspension. Hehehe... Yang penting bersyukur masih selamat, karena sebulan terakhir aku denger dua kecelakaan bus Rosalia Indah yang cukup parah, yang dialami bus baru kelas eksekutif dan super eksekutif. Mungkin bus baru juga bikin sopir jadi pengen ngeblong terus ya..hehehe
Bus eksekutif Rosalia Indah sedikit berbeda dengan rata-rata bus eksekutif yang melenggang Lampung-Solo/Jogja. Terutama dalam hal jarak antar tempat duduknya yang relatif lebih sempit dan kursi yang tidak memiliki tempat kaki (betis) yang menempel di kursi yang di duduki, yang ada hanyalah tempat kaki yang berada di bawah tempat duduk dari masing-masing kursi depannya tempat duduk penumpang. Hal ini lah yang selalu menjadi keluhan utama bagi para penumpang yang pernah merasakan kursi yang lebih nyaman dari pengalaman menggunakan armada PO lain, apalagi jika tubuhnya lumayan tinggi kaki pun terasa lebih cepat pegal. Terlihat sekali agar tujuannya bus ini mampu mengangkut penumpang lebih banyak. Namun hal ini bisa disiasati, misalnya dengan memilih tempat duduk di 2 atau 3 baris pertama dari depan. Pengalamanku dari berkali-kali menggunakan bus eksekutif Rosalia Indah, dua atau tiga baris pertama kursi bagian depan jarak antar kursinya dari depan ke belakang cenderung sedikit banget lebih lebar dari kursi yang lain. Lumayanlah dari pada belakang-belakangnya. Baik itu dengan bodi bus New Marcopolo, Proteus, bahkan Travego. Meskipun ya masih terasa kurang lebar.
Kebanyakan bus ini melalui rute pantai utara Jawa, meskipun ada juga yang lewat jalur selatan. Jumlah armadanya cukup banyak, sekitar 300 menurut seorang teman yang pernah kunjungan studi ke kantor pusat Rosalia Indah. Manajemen perusahaan nya tergolong cukup profesional dibandingkan armada lain pada umumnya. Bahkan berhasil memperluas bisnis ke berbagai bidang, dari transportasi, delivery, perdagangan, F&B, serta bidang perhotelan. Jika kita naik dari kantor pusatnya di Palur, Solo, maka akan terasa seperti di terminal yang khusus diisi bus Rosalia Indah. Dari pengalamanku untuk ukuran jadwal keberangkatannya yang paling mendekati ontime dibandingkan armada lain. Alhamdulillah belum pernah mengalami naik armada ini yang namanya bus mogok. Meskipun teman maupun maupun kerabatku ada yang sering ngalamin waktu naik armada bus ini. Sampai sekarang, jasa bus ini pun masing sering ku gunakan. Terakhir dari Lebak Bulus ke Jogja akhir Febuari lalu. Berangkatnya ontime sesuai jadwal. Bahkan dapat tiket promo bus eksekutif Rosalia Indah Jakarta-Solo dengan membayar 140ribu karena harga tiket normalnya 155-160ribu. Padahal niatnya mau naik yang kelas super eksekutifnya yang waktu itu hanya 170ribu (normal 200ribu) namun ternyata SE Rosalia tak ada yang berangkat dari terminal Lebak Bulus. Jika ada keluhan atau kritik, manajemen Rosalia Indah membuat layanan pengaduan di nomer hp yang tertera di dalam bus, aku pernah nyoba sms sekali, cuma ada balasan terima kasih atas kritik dan sarannya dan semoga tetap ... ya bla bla bla... gitu deh. Standar, sepertinya si mesin penjawab sms otomatis.
Jasa bus Rosalia Indah mulai sering aku gunakan semenjak pindah merantau di Solo. Aku lebih suka naik Rosalia karena tempat menunggu bus nya yang cukup nyaman dan keseriusan manajemen perusahaannya dalam menjalankan bisnis ini yang terlihat dari fasilitas yang disediakan. Meskipun ya masih ada minus disana sini. Terutama soal tempat duduk penumpang di bus eksekutif yang kurang seperti bus eksekutif Jawa Sumatra pada umumnya. Bahkan tempat duduk bus Damri kelas Eksekutif jurusan Gambir-Bandar Lampung lebih lebar & terasa lebih lega jarak antar kursi depan & belakangnya dibandingkan Rosalia Indah. Selain itu ada pula yang kurang membuat nyaman soal masalah oper bus untuk bus Rosalia Indah yang berangkat dari kotamadya Metro. Para penumpang dari Metro ke pulau Jawa, biasanya akan dipindah ke bus Rosalia Indah yang lain begitu dia sampai di kantor agen resmi Rosalia Indah di Way Halim.
Tidak cuma dari Metro, biasanya juga terjadi pada penumpang yang berasal dari Bandar Jaya dan Kotabumi. Tapi semua itu tergantung tujuan si penumpang. Alasannya si katanya untuk memudahkan pengelompokan keberangkatan bus sesuai dengan tujuan si penumpang dan trayek bus Rosalia Indah. Misalnya penumpang yang tujuannya hanya Jogja akan dikumpulkan jadi satu dalam satu bus, penumpang yang tujuannya blitar atau madiun juga dikumpulkan dalam satu bus, dan juga tujuan yang lain sesuai dengan trayek bus. Yang paling enak biasanya yang tujuannya Solo, karena semua bus Rosalia Indah akan lewat atau menuju Solo, karena kantor pusatnya disana. Hanya saja biasanya dipindahkan ke bus yang kemungkinan besar yang paling cepat sampai di Solo. Untuk tujuan dari Jawa ke Sumatra oper penumpang biasanya tidak terjadi, kecuali mungkin penumpang yang berasal dari wilayah Jawa Timur, tapi jarang terjadi. Kalaupun terjadi biasanya karena ada gangguan pada bus, dan biasanya dioper ketika berada di kantor pusat Rosalia Indah di Palur.
Yang paling merepotkan jika oper penumpang antar bus Rosalia Indah ini terjadi adalah pemindahan barang-barang bawaan penumpang yang biasanya relatif cukup banyak. Selain itu jika oper ini terjadi, jika sebelumnya si penumpang naik bus yang terlihat lebih bagus dan bersih kemudian pindah ke bus yang kurang terawat, tua, atau pun kurang bersih maka akan ada keluhan. Meskipun penumpang tak ada pilihan lain selain menerima keputusan oper tersebut. Dan yang paling parah, jika terjadi oper bus dan menyebabkan si penumpang tidak mendapat nomor tempat duduk yang sama dengan bus sebelumnya. Maka dia biasanya akan protes langsung ke sopir maupun staf kantor perwakilan Rosalia Indah. Kecuali jika tempat duduknya dipindah ke yang lebih nyaman, misalnya tadi nya dia duduk di belakang dekat toilet, kemudian dipindah ke bagian di depan, tentu saja dia tidak akan menolak. Aku si berharap oper bus ini tidak selalu terjadi dan ada jalan keluar lain untuk kejadian rutin ini. Karena bus eksekutif Putra Remaja yang jurusan Metro ke Jogja, Semarang, Solo, jarang ada oper bus sesama armadanya.
Meskipun demikian yang paling aku suka dari Rosalia Indah adalah keberangkatan bus ada yang sore dan ada yang malam untuk jurusan ke Lampung. Sehingga aku lebih memilih yang jadwal malem, supaya yang nganter aku enak, dan yang jemput aku nanti juga enak waktunya. Karena aku biasanya turun di Way Halim. Selain itu mengenai kantor perwakilannya atau agen resmi yang ada banyak di luar terminal. Sehingga tidak perlu datang ke terminal langsung yang kadang membuat kurang nyaman. Bahkan mulai tahun 2010, Rosalia mempercantik kantor perwakilannya satu persatu di berbagai wilayah, sehingga terlihat aroma branding yang kuat dan juga kenyamanan yang meningkat. Karena kantor agen perwakilan tersebut menjadi lebih rapi, bersih, dan bahkan ada restorannya yang bersih. Meskipun jika di agen resmi di terminal hal ini tidak bisa kita dapati. Di Metro sendiri Rosalia sekarang harus naik dari terminal, karena peraturan pemerintah kota yang kini melarang bus AKAP masuk dalam kota. Padahal tadinya hampir banyak kantor perwakilan resmi bus-bus AKAP favorit berada di dalam kota Metro. Kecuali jika bus tersebut sampai atau berangkat malam hari di kota Metro masih mendapat ijin khusus, atau memang nyelonong, aku kurang tau.
Terakhir aku naik Rosalia Indah dari Bandar Lampung bulan Desember lalu, ada satu kejadian yang kurang mengenakan. Meskipun hal ini bukan berasal dari kesalahan pihak Rosalia secara langsung. Ketika berada di dalam ferry yang menyeberangi Selat Sunda, salah satu penumpang Rosalia Indah mengalami kehilangan tas di dalam bus. Padahal tas itu berada di kursi paling depan, di belakang kursi sopir. Kondisinya waktu itu semua penumpang harus naik ke dek atas termasuk awak bus. Hanya si sopir Rosalia yang kemudian kembali ke dalam bus untuk tidur. Ketika penumpang kembali ke bus, ternyata tas si penumpang ini hilang dan beberapa tempat duduk lain yang terdapat barang bawaan juga sempat diperiksa oleh si pencuri namun hanya tas si ibu penumpang ini yang dibawa. Isi tasnya adalah baju-baju baru yang masih berlebel swalayan yang cukup banyak untuk oleh-oleh dan nilainya hampir tiga juta rupiah.
Apes nya lagi anak kedua si ibu ini yang mengantar sampe bus adalah anggota Polisi satuan Brimob yang sudah meminta tolong awak bus untuk selalu memperhatikan dan menjaga ibu nya ini sampai tujuan di Kendal, karena ini pertama kalinya beliau menggunakan bus Lampung-Kendal. Masalah pun semakin memanas. Akhirnya pun debat dan diskusi terjadi, si ibu nangis dan marah-marah dalam bahasa Madura. Debat di telepon juga terjadi dengan pihak keluarga dan kernet bus. Akhirnya diputuskan bahwa akan ada ganti rugi dari pihak Rosalia Indah dengan syarat harus mengurus klaim di kantor pusat Rosalia. Awak bus ini pun sempat diintrogasi oleh anak pertama si ibu tersebut ketika sampai di Kendal selama hampir setengah jam dipinggir jalan. Dan ternyata anak pertama ibu tersebut anggota satuan intel polda jateng yang sedang bertugas di Kendal. Makin rumit aja ya keliatannya.
Tapi bukan itu yang membuatku kesal, yang membuatku kesal adalah ternyata si pencuri tersebut juga sempat mengecek bagasi bus yang berada di bawah bus. Terbukti bahwa ketika aku sampai di rumah di Solo, aku buka isi tas dan ternyata susunannya sudah berubah, semua baju putihku terdapat sidik jari dari tangan yang kotor dan bau oli yang khas kalo kita naik kapal ferry di dek bawah, serta yang aku heran celana dalamku hilang semua. Hahaha... penting ya. Untung di tas satunya yang aku bawa masih ada. Kemungkinan si pencuri tidak menemukan barang berharga yang ia cari, tapi ia membuat bahwa tas soalah-olah tidak dibuka dari luar. Karena kernet bus rosalia juga sempat mengecek bagasi kalau barang masih terlihat sesuai posisi, meskipun ternyata dalamnya udah dicek oleh para pencuri. Pertanyaan siapa dan kapan pencurinya. Itu yang males gw pikirin. Yang jelas aku berpikir kemungkinan besar bukan cuma aku yang tasnya di bagasi tersebut disatroni pencuri. Yang aku sesalkan adalah bahwa kernet bus Rosalia Indah kemungkinan besar lupa mengunci bagasi. Dan kemungkinan juga tidak mengunci bus & bagasi. Atau malah jangan-jangan bagasi dan pintu bus nya dibobol atau sengaja tidak dikunci. Yang jelas ini adalah keteledoran. Semoga si hal ini tidak terulang. Meskipun demikian mau gak mau aku masih mau naik armada ini kok, karena makin banyak pembaruannya, dan juga tidak terlalu banyak pilihan lagi. Seharusnya sebuah perusahaan seperti Rosalia Indah mampu memberikan layanan jasa yang lebih baik dari yang sekarang. Jika hanya masalah mengejar target pemasukan dan keuntungan, akan berdampak buruk juga nantinya buat manajemen. Kesempatan buruk memang selalu ada, positif thinking si boleh aja, tapi kita tetap wajib harus waspada terutama dalam perjalanan antar wilayah antar kota. Waspadalah Siagalah. :)
sumber foto : bismania website
Nama ku Dani Setiawan. Aku anak dari keluarga sederhana yang dibesarkan jauh dari perkotaan dan aku sangat bersyukur akan hal itu. Aku anak keempat dari empat bersaudara. Lahir pada hari Jumat, 3 April 1987 di desa Sukoharjo, kecamatan Sekampung yang waktu itu masih masuk wilayah kabupaten Lampung Tengah, dan sekarang masuk wilayah Lampung Timur dan tentu saja bukan Jawa Tengah. Kedua orang tua ku merupakan keturunan dari warga Plat R di Jawa Tengah.
Pernah mengenyam pendidikan resmi di daerah Lampung, Jogja, dan Solo. Still Single. Sekarang masih sering kelayapan di tanah perantauan sekitaran wilayah Jawa Tengah dan lebih banyak sibuk dalam pekerjaan yang berbau brand development, promosi, digital marketing, periklanan, content strategy, social media management, product development, and other marketing communication things. Selain mengelola blog ini, ada juga beberapa blog yang masih aku tangani.
Pernah mengenyam pendidikan resmi di daerah Lampung, Jogja, dan Solo. Still Single. Sekarang masih sering kelayapan di tanah perantauan sekitaran wilayah Jawa Tengah dan lebih banyak sibuk dalam pekerjaan yang berbau brand development, promosi, digital marketing, periklanan, content strategy, social media management, product development, and other marketing communication things. Selain mengelola blog ini, ada juga beberapa blog yang masih aku tangani.
Hobby traveling, fotografi, blogging, diskusi, dan nonton film. Lebih lengkap tentang ku, bisa mengeksplore blog ini atau yang ingin ngobrol, hunting foto, ngajakin nongkrong, ngajakin jalan-jalan, atau saling share pengalaman bisa contact aku di :
Email : danisetiawanku@gmail.com
Email : danisetiawanku@gmail.com
Facebook : www.facebook.com/danisetiawanku
Twitter : www.twitter.com/danisetiawanku
Google + : www.google.com/+DaniSetiawan
Salam Kenal.
Malam hari di bulan Ramadhan 2009, seminggu sebelum hari raya Idul Fitri, bus Putra Remaja berwarna biru dengan motif gambar Spiderman dibodi nya yang ku tumpangi, menabrak bus kota mogok yang sedang ditarik oleh mobil box milik salah satu franchise mini market di daerah Krapyak, Semarang. Tabrakan beruntun pun tak bisa dihindari. Rem yang kurang pakem, jalan yang licin karena hujan, dan sopir bus yang lagi cengar cengir di dalem bus membuat kecelakaan ini terjadi. Ini lah pengalaman kedua ku, bus yang ku tumpangi mengalami kecelakaan. Bahkan lebih parah. Hal ini pun membuatku semakin kesal, karena lutut kananku mengalami cedera, apalagi karena sebelumnya aku menjadi korban ketidakprofesionalan agen resmi PO Putra Remaja di Solo dan Semarang. Bagaimana tidak, ternyata aku diberi tempat duduk yang telah menjadi jatah agen Solo, malah si agen Semarang ini memberikan tempat duduk di nomer yang sama kepada orang lain. Berhubung penumpangnya cewek, jadi aku dipaksa mengalah oleh agen perwakilan Semarang untuk pindah tempat duduk di kursi paling depan di tengah, di sebelah sopir.
Menurut beberapa penumpang lain, hal ini sering terjadi antara agen resmi Solo dan Semarang, dan yang menjadi korban tidak lain adalah penumpang. Padahal itu pengalaman pertama ku naik bus Putera Remaja dari Solo, karena dah 3 tahun terakhir aku menggunakan jasa bus eksekutif Putera Remaja untuk mudik ke kampung halamanku dari dan ke kota Yogyakarta. Dari tiketnya masih 160 ribu sampai dengan 310 ribu karena tuslah lebaran untuk jurusan Lampung-Jogja maupun sebaliknya. Kalau gak salah sekarang tarif normalnya sekitar 250-265rb untuk bus eksekutif jurusan Lampung-Jogja, Lampung-Solo maupun sebaliknya. Setelah kecelakaan terjadi polisi datang dan menginvestigasi para sopir dan saksi mata di tempat. Sopir bus pun lari entah kemana. Tinggal kernetnya. Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan dengan sopir pengganti dan polisi mengawal sampai ke restoran Sari Rasa untuk memastikan bus akan di ganti, karena kondisi bus yang penyok bagian depan dan kaki-kaki bus bagian depan yang sudah terasa tidak sangat nyaman.
Aku pun masih duduk di depan, memegangi lututku yang memar sambil ngobrol dengan polisi yang mengawal. Untuk pertama kalinya aku naik bus pakai seat belt sebagai penumpang karena aku masih sedikit trauma dan kecelakaan yang membuat rem bus semakin kurang baik, bus pun dipacu sangat pelan.Akhirnya pun kami dipindah ke bus Putra Remaja lain yang memang sudah disiapkan di rumah makan Sari Rasa. Perjalanan pun di lanjutkan, setelah terhambat hampir tiga jam. Hampir semua anggota keluargaku dan teman-temanku dari Lampung jika bepergian ke Jogja, bus Putra Remaja menjadi pilihan utama. Bus dengan armada ber plat AB dan B ini telah melayani rute Jogja-Lampung dan sebaliknya sudah cukup lama, kalau tidak salah dari era 1980an. Pelanggan setia nya pun cukup banyak, terutama mereka para perantauan yang biasa bolak balik Jawa-Lampung. Tidak ada armada non ac atau ekonomi di PO Putra Remaja, tapi gak tau juga kalau dulu. Yang masih ada hanyalah armada kelas VIP dan Eksekutif. VIP lebih mirip bus patas AC atau bisnis pada kelas armada bus lain. Rute terjauh untuk Putra Remaja, yaitu jurusan Solo-Jambi dan sebaliknya.
Rute bus biasanya melalui jalur Selatan dan jalur pantai utara Jawa. Dan terkadang mengambil jalur tengah sebagai alternatif. Kantor pusatnya ada di Demak Ijo, Ring Road Yogyakarta. Bus ini tergolong salah satu paling nyaman untuk rute Jogja-Lampung dan sebaliknya kalau dapet armada-armada yang masih lumyan baru, kalau yang armada lama, sudah tidak meyakinkan lagi, karena biasanya cendurung kurang on time dan kemungkinan mogok lebih besar. Daerah tujuan di Lampung pun banyak tercover karena tidak cuma sampai terminal Rajabasa. Biasanya dengan tiket bus eksekutif yang dibayarkan, penumpang akan mendapat kursi recycling seat yang cukup nyaman, dan jarak antar kursi depan dan belakang yang cukup lebar, toilet di dalam bus tentu saja, AC, bantal, selimut, snack satu kali, dan makan di salah satu restoran pemberhentian. Biasanya di rumah makan Lestari, jika lewat jalur selatan, dan rumah makan Sari Rasa di Weleri jika lewat jalur pantura. Ketika dalam perjalanan, rata-rata supir bus armada ini paling tidak suka jika berada di belakang truk besar atau truk panjang, jika hal tersebut terjadi mereka langsung menyalip truk tersebut. Rata-rata bus ini dipacu tidak terlalu kencang, namun cukup cepat dan stabil, meski ada juga yang beberapa suka memacu kencang bus nya, namun tidak ugal-ugalan. Lama perjalanan dari Lampung ke Jogja maupun sebaliknya sekitar 20-24 jam sudah termasuk 2,5 – 3,5 jam penyeberangan ferry di Selat Sunda.
Bus dengan armada rakitan Adi Putro, Morodadi Prima, dan New Armada ini cukup populer di kalangan siswa dan mahasiswa perantauan di Semarang dan Jogja yang berasal dari Lampung. Biasanya bus ini menjadi pilihan pertama yang digunakan untuk mudik, jika tidak kebagian tiketnya baru mereka mencari alternatif lain. Tidak heran jika menjelang hari raya lebaran, agen sudah membuka pemesanan tiket satu bulan sebelumnya. Karena jika tidak pasti tidak akan kebagian bus eksekutifnya. Jangan kaget kalau naik bus ini pas lebaran, isinya wajah muda para generasi muda perantauan dari Sumatra. Namun ada juga yang lebih suka menggunakan jasa PO Puspa Jaya maupun Rosalia Indah dibandingkan Putra Remaja, kemungkinan karena pengalaman mereka yang pernah kecewa dengan pelayanan Putra Remaja. Memang soal pelayanan terhadap penumpang, PO ini memang sekarang cenderung kurang stabil, tidak seperti dulu. Ya begitu lah menurutku dan pendapat beberapa teman-temanku yang masih menggunakan jasa bus ini, terutama ketika musim mudik lebaran.
Armada bus ini biasanya berangkat di atas jam satu siang, tergantung tujuan. Paling sore jam 16.00 untuk jurusan Yogyakarta-Lampung. Sedangkan jika dari Lampung itu pun tergantung daerah keberangkatannya. Kalau dari Metro biasanya jam 2 siang. Armada ini lebih terkenal di kalangan penumpang dari Metro dan Bandar Jaya. Karena penumpangnya tidak dipindah ke bus Putra Remaja yang lain di Bandar Lampung, tidak seperti Rosalia Indah dan Puspa Jaya yang terkadang akan memindahkan para penumpangnya ke bus lain ketika sampai di Bandar Lampung yang masih satu armada sebelum berangkat ke Jawa. Seperti namanya Putra Remaja, jika musim lebaran dan musim libur panjang sekolah, penumpangnya biasanya adalah para siswa dan mahasiswa yang mudik, atau biasanya orang tua yang mau menengok anaknya di Jawa. Di bus ini pun biasanya menjadi ajang reuni bagi para perantauan ini. Saya yakin banyak cerita dan memori yang dialami berbagai penumpang yang menggunakan jasa bus ini. Bahkan tidak sedikit yang bertemu dengan lawan jenis yang kemudian menjadi pasangan hidupnya di bus ini, meskipun ada juga pengalaman pahit yang sangat ini dilupakan karena naik bus armada ini.
Aku sendiri menggunakan jasa bus ini semenjak tahun 2005 dan cukup setia sampai 2008 ketika masih merantau di Jogja, sampai akhirnya aku pindah ke Solo akhir tahun 2008. Terakhir menggunakan jasa armada ini tahun 2010, dari Metro ke Solo. Itu pun sangat mengecewakan, gak dapet bantal, gak dapet snack, bus yang tidak on time, armada tua, di perjalanan pun terasa kurang nyaman. Namun dari tahun 2009 hingga sekarang aku lebih sering menggunakan jasa bus dari PO Rosalia Indah karena pelayanannya cenderung lebih stabil. Tidak dapat dipungkiri, Putra Remaja telah memberiku banyak kenangan yang indah, sedih, dan buruk. Yang paling ku kenang selain soal kecelakaannya adalah waktu mudik bareng temen-temen seperantauan, bus rasanya seperti milik sendiri. Kami sadar kalau kami waktu itu cukup mengganggu kenyamanan penumpang bus yang lain, karena kami cukup berisik dan asik sendiri.
Tiga kali aku mendapat pengalaman bus Putra Remaja ”mogok” di perjalanan, yang 2 kali hanya sebentar , sekitar 30 menit. Sedangkan yang satu lagi sekitar 6 jam. Waktu itu mogok tepat di depan gerbang tol Kalihurip pas dapet bus PR berwarna biru bermotif balon udara dan bermesin Scania. Masalah perseneling menjadi penyebab utamanya. Parahnya kerusakan waktu itu membuat kami harus menunggu bus pengganti yang tiba cukup lama, akhirnya aku tiba di terminal Jombor Yogyakarta pukul 23.30 padahal biasanya aku sampai kota Jogja antara jam 11 siang sampai jam 3 sore. Beruntung waktu itu ada teman baik yang mau menjemput ku di terminal. Hal itu terjadi waktu abis lebaran tahun 2007 aku berangkat kembali ke Jogja setalah mudik lebaran. Di atas bus Putra Remaja bermesin Scania dengan bodi Adi Putro tersebut di depan agen resmi PO Putra Remaja di Metro, itulah terakhir kali melihat Ayah ku sebelum tiga bulan kemudian beliau meninggal di Mekkah. Aku tidak menyangka waktu itu menjadi senyuman terakhir beliau yang ku lihat langsung dari atas bus. Seorang sosok ayah yang selalu membimbingku dan menjadi panutan ku.
Armada bus Putra Remaja sekarang menggunakan gambar penguin di bodinya. Untuk armada ada yang baru dan masih banyak juga menggunakan armada lama yang ganti menggunakan bodi baru dan warna baru, namun masih ada yang masih menggunakan gambar armada lama yang khas dengan bebek terbang atau bangau ya itu? Armada bus eksekutif yang paling baru ku lihat menggunakan body new marcopolo dan juga jupiter li., bahkan ada beberapa unit yang menggunakan bodi Proteus. Tapi ada juga bus pariwisatanya yang sudah menggunakan body Jet Bus dari Adi Putro. Bus memang menjadi pilihan utama moda transportasi umum para perantauan dan penumpang dari berbagai kalangan Lampung menuju Jogja dan sekitarnya sudah cukup lama. Karena hanya ada pesawat sebagai moda transportasi lain. Namun relatif mahal, dan belum ada penerbangan langsung tanpa transit untuk jurusan ke arah Jawa Tengah, Jogja, dan Jawa Timur, serta letak bandara yang kurang strategis sehingga tidak bisa menjangkau wilayah Lampung yang luas. Karena tidak mungkin pula naik kereta, karena harus menyeberangi Selat Sunda. Tidak pula naik kapal laut karena rute yang berbahaya dan waktu tempuh yang cukup lama. Akhirnya bus menjadi alternatif utama untuk solusi tersebut. Jika jembatan Selat Sunda memang jadi di bangun, pasti akan lebih memudahkan transportasi antara Jawa dan Sumatra. Ya semoga aja jadi dan gak ambruk.
sumber foto : website bismania
sumber foto : website bismania
Sore itu di akhir januari
2012, hujan rintik yang menjadi deras menemani keberangkatanku ke kota Solo dari kota Bandung dengan bus
New Marcopolo bermesin mercedez dari perusahaan otobus (PO)
Pahala Kencana, hasil rakitan karoseri Adi Putro. Yup, bus kembali menjadi
pilihan moda transportasi yang ku pilih, karena turunnya nanti lebih dekat
dengan daerah tujuanku. Meskipun berangkatnya terlambat 30 menit dari waktu
yang ditetapkan, namun tidak terlalu membuatku kesal. Setelah sebelumnya menikmati liburan dan
beristirahat di Bandung hampir 2 minggu. Aku diantar oleh salah satu mahasiswa
yang baik hati, yang merupakan mahasiswa dari temanku yang bekerja sebagai
dosen di salah satu perguruan tinggi ternama di Bandung. Karena dia sedang
sibuk, jadi dia meminta tolong mahasiswanya untuk mengantarku sampai ke pull
bis Pahala Kencana yang berada di tengah kota Bandung tersebut. Aku bahkan
sempat sakit beberapa hari di Bandung, tapi salah satu sahabat ku ini merawatku
cukup baik, maaf ya selalu merepotkan, hihihi.
Mungkin kalau bus ini dikelola oleh orang Jawa Tengah atau Jawa Timur, namanya bakalan Pahala Kencono bukan Pahala Kencana. Hehehe. Harga
tiket bus eksekutif Pahala Kencana Bandung-Solo waktu itu 115ribu. Dengan
fasilitas bus yang cukup nyaman, standar lah untuk bis eksekutif jarak jauh, ada AC, recycling seat, tv, toilet, bantal, selimut, dan
sudah termasuk snack diperjalanan dan makan malam di salah satu restoran bambu di
perbatasan Tasikmalaya kalau tidak salah. Bahkan untuk tempat duduk terasa
lebih nyaman dan luas daripada bus eksekutif Rosalia Indah dan Kramat Jati.
Sebenarnya bus ini merupakan bus dengan trayek Bandung-Blitar, tapi juga
melawati Jogja dan Solo. Bus ini seharusnya berangkat pukul 15.00, meski
akhirnya berangkat pukul 15.30. Dan bus ini kemudian berhenti lagi ambil
penumpang di terminal Cicahem Bandung. Dan akhirnya berangkat pukul 16.50.
Terjebak kemacetan di Bandung pula. Bagus... Jika kita ingin ke Jogja atau Solo dari
Bandung dengan bus eksekutif Pahala Kencana, maka ada 2 trayek yang bisa kita
pilih yaitu bus Bandung-Denpasar yang berangkat jam 08.00 pagi dengan harga
tiket 150ribu sampai Solo atau Bandung-Blitar dengan harga tiket 115ribu sampai
Solo yang berangkat pukul 15.00. Untuk tujuan Bandung-Jogja tinggal dikurangi
15ribu dari harga kedua tiket tersebut. Ini harga untuk tarif normal waktu itu.
Televisi pun terus dihidupkan selama perjalanan sampai magrib, menjelang
malam televisi di dalam bus dimatikan dan diganti dengan mendengar alunan lagu
band-band remaja yang pernah hits dan juga classic rock yang easy listening.
Maklum aja kernet dan kedua orang sopirnya masih muda dan berjiwa muda. Mereka
pun cukup ramah dalam memberikan pelayanan kepada penumpang dengan kalimat-kalimat
yang khas cengkok Sunda nya. Dan yang paling menyenangkan adalah
penumpangnya cuma 10 orang...hahaha. Namun sayang penumpangnya cowok semua.
Hadeeeh. Penumpang bisa memilih tempat duduk manapun dan bergaya tidur senyaman
mungkin. Aku memang pernah dengar berkurangnya minat penumpang untuk
menggunakan bus jurusan Bandung ke arah Jawa Tengah maupun Jawa Timur pada hari
kerja. Kalo melihat medan jalan yang berliku di jalan lintas Selatan Jawa ini
memang patut di toleransi pilihan penumpang untuk menggunakan kereta
dibandingkan bus untuk hari-hari biasa, bukan di hari liburan atau weekend. Tapi
aku tetap prefer bus karena untuk biaya yang dikeluarkan dan sensasi berkendara
yang aku dapatkan lebih relevan dibandingkan dengan kereta. Tapi aku gak nyangka penumpangnya bakalan cuma 10 orang. Empat orang turun di Jogja, tiga orang turun di Solo, dan sisanya turun di Blitar.
Kenyamanan pun berkurang ketika melawati pegunungan dengan jalan yang
berkelok. Sebelum magrib udah ada 1 penumpang yang jackpot alias muntah. Dan menjelang tangah malam 3 orang lagi yang dapet jackpot. Kepalaku pun bahkan terasa
pusing beberapa kali. Buat yang pernah melewati jalan di jalur lintas selatan
dari Bandung, pasti akan tau seperti apa lika liku jalannya. Apalagi mobil ini
dipacu dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ada yang pernah naik Sumber Kencono
AC dan Ekonomi tengah malem? Ya mirip-mirip itulah, meskipun manuvernya
belum seekstrim Sumber Kencono di jalanan. Meskipun demikian, aku bisa
tidur cukup nyaman. Mungkin karena bus ini terawat cukup baik dan cukup nyaman
serta tubuhku juga belum 100% fit dari
sakit jadi bawaannya tidur, apalagi sepanjang perjalanan hujan cukup deras. Tidur pun masih merem melek, karena terkadang kepala agak pusing karena manuver dan kondisi jalan, meski akhirnya tidur pulas.
Waktu mata terbuka, aku agak kaget. Liat jendela dah ada tulisan Sleman Sembada. Waduh, berarti dah mau nyampe ni bentar lagi,
dalam hati ku bilang. Waktu itu jam 01.40 dini hari bus ini dah nyampe di Ring
Road Jogja, perempatan Jalan Godean. Aku pun bener-bener terbangun, dan ternyata bus ini di Jogja tidak masuk
Terminal Giwangan, cuma Terminal Jombor trus lewat Ring Road Utara. Jadi
penumpang yang mau ke Giwangan terpaksa harus turun di Jombor. Menurutku bus
ini melaju cukup cepat di tengah hujan yang sebenarnya bisa sangat membayakan. Untung
aku tertidur. Akhirnya aku pun bersiap. Hampir semua lampu merah yang dilewati
di Klaten dan Delanggu di terjang, mungkin karena sepi dan kondisi hujan lebat.
Pukul 02.30 dini hari aku pun akhirnya turun dari bus di Kartosuro dan
melanjutkan dengan becak untuk masuk ke komplek perumahan tempat kakak ku
tinggal.
Menggunakan bus eksekutif Pahala Kencana bukan kali pertama bagi ku.
Pertama kali naik bus Pahala Kencana tahun 2009 jurusan Bandung-Lampung waktu liburan pertengahan tahun, waktu aku masih kuliah. Aku
mampir liburan ke Bandung sebelum akhirnya pulang ke Lampung. Tidak banyak pilihan armada yang berangkat langsung tanpa mampir ambil penumpang atau ganti bus ke Jakarta dulu. Yang bisa hanya ada Kramat Jati, Pahala Kencana, dan Damri Patas serta mobil-mobil travel kalo tidak salah. Akhirnya aku pilih Pahala Kencana karena agennya ada yang di dalam kota jadi skalian berangkat setelah jalan-jalan. Berangkat sekitar jam 16.00 dan sampe Bandar Lampung jam 03.00 dini hari trus nyampe Kota Metro jam 05.00 an pagi. Restoran tempat berhentinya kurang nyaman, jorok, dan gak dapet makan gratis. Aku lupa harga tiketnya waktu itu, yang jelas sekitar 200rb an karena musim liburan. Bus nya pun
cukup nyaman, standarlah, namun harga tiketnya yang menurutku terlalu tinggi. Bandingkan
saja selisih harga tiket bus eksekutif Pahala Kencana jurusan Bandung-Lampung
dengan Bandung-Solo, pasti jauh lebih mahal.
Apalagi ketika libur lebaran dan
liburan harganya pun hampir sama dengan bus eksekutif Lampung-Jogja. Harga tiketnya kurang sesuai dengan apa yang didapat. Alasan
pihak Pahala Kencana waktu aku tanya adalah karena bus Bandung-Lampung melewati
tol dan membayar penyeberangan ferry Selat Sunda. Terus aku tanya lagi, kenapa selisihnya gak
jauh dengan tiket bus eksekutif Lampung-Jogja, seperti Putera Remaja, Puspa
Jaya, maupun Rosalia Indah, kan sama-sama nyeberang tuh lewat tol berkali-kali
pula, bahkan fasilitasnya ada yang sama. Jawabannya pun sudah bisa diduga.
Katanya ”Ya mau gimana lagi, kan udah kebijakan perusahaan dan ijin trayeknya
yang mahal.” Ya mau gimana lagi, harga segitu juga juga masih banyak kok
penumpangnya yang mau naik. Hahaha. Buktinya juga aku masih mau naik. Tak banyak pilihan, apa boleh buat. Apapun
bus nya, aku minumnya tetap air putih. Sekian dulu dan terima kasih.
sumber foto : bismania.com
When I see this TV ad, I always remember my mom. Right backsound or song , good acting & illustration and also good movie angle. You will know if you try to play this video.
"HERO" Version
Mungkin itu tema iklan M150 tuk campaign periklanannya. Gak bermaksud promosi, tapi waktu pertama kali ngeliatnya aku hampir sampe nangis. Cengeng si, tapi itu kenyataannya. Membuatku semakin termotivasi untuk membahagiakan mamaku. Thanks buat siapapun yang mengkonsep dan membuat iklan tersebut....
http://www.youtube.com/watch?v=kfFiLLuvPww
Pernahkah anda melihat seorang pembeli yang marah-marah di depan seorang salesman karena mengeluhkan kualitas produk yang dijualnya? Atau seseorang yang menggebrak meja seorang frontliner karena dia merasa tidak puas akan pelayanan jasa yang diberikan perusahaan? Atau mungkin Anda sendiri yang pernah merasa tidak puas terhadap pelayanan atau kualitas produk dari suatu perusahaan? Bahkan mungkin Anda merupakan petugas atau perwakilan perusahaan yang biasa menghadapi komplain dari para customernya? Banyak kemungkinan yang terjadi ketika terjadi ketidakpuasan terhadap sesuatu karena memang sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas. Faktor-faktor dari perusahaan tertentu yang kurang memperhatikan kepuasan konsumen atau pelanggannya dan hanya memperhatikan keuntungan finansial saja, bahkan mungkin ketidakprofesionalan petugas/karyawan ketika menangani pelanggan atau klien secara langsung menyebabkan terjadinya ketidakpuasan pelanggan ataupun konsumennya. Ketidakpuasan bisa saja terjadi dialami konsumen dan terjadi diberbagai perusahaan. Apabila terjadi ketidakpuasan, paling tidak terdapat beberapa kemungkinan respon pelanggan :
Pertama, tidak melakukan apa-apa. Maksudnya, mereka tidak menyampaikan komplainnya kepada siapa pun. Kemungkinan hal ini terjadi karena mereka memiliki pengertian yang tinggi, merasa maklum terhadap ketidakpuasan yang terjadi terhadap produk maupun jasa, atau mungkin tipe konsumen yang tidak banyak mengeluh. Namun, tidak sedikit diantara mereka praktis langsung beralih ke produk lain, pemasok jasa lain atau penyedia jasa lain.
Kedua, kemungkinan untuk berhenti membeli produk/jasa perusahaan yang bersangkutan ataupun menyampaikan negative/bad word of mouth kepada keluarga, rekan sejawat, maupun orang dekat lainnya (private action). Informasi negatif semacam ini biasanya mengalir cepat dan berdampak negatif pada citra perusahaan maupun sikap pelanggan terhadap penyedia jasa dan produknya. Akibatnya, perusahaan bisa kehilangan banyak pelanggan potensial maupun pelanggan saat ini yang beralih ke pesaing.
Ketiga, kemungkinan untuk menyampaikan komplain secara langsung atau pun meminta kompensasi atau perbaikan dalam berbagai bentuk kepada perusahaan maupun penyalurnya. Bila ini yang terjadi, sesungguhnya perusahaan memperoleh “berkah tersembunyi” (blessing in disguise). Paling tidak, perusahaan mendapat umpan balik berharga dari berbagai komplain yang disampaikan dan ada peluang untuk mengatasi masalah sebelum menyebar luas (apalagi sampai merusak citra atau reputasi perusahaan). Bila komplain berhasil ditangani secara efektif dan memuaskan, konsumen yang semula tidak puas bisa berubah menjadi puas dan tetap akan membeli/menggunakan produk/jasa perusahaan. Ini sangat kontras dengan konsumen yang langsung berhenti memakai jasa perusahaan tanpa menyampaikan komplain. Perusahaan tidak akan bisa mengetahui penyebab kekecewaan mereka dan melakukan perbaikan.
Keempat, kemungkinan mengadu ke media massa. Misalnya menulis di surat pembaca surat kabar, mengungkapkan ketidakpuasan terhadap produk atau jasa dalam acara diskusi di media televisi maupun radio, membuat catatan atau artikel di media internet, atau bahkan membahasnya dalam komunitas mailing list (milis) maupun jejaring sosial di internet.
Kelima, kemungkinan respon secara retaliasi, dimana pelanggan yang tidak puas secara sengaja melakukan sesuatu yang “menyakiti” atau membalas dendam pada perusahaan produsen atau penyedia jasa. Tindakan yang diambil bisa beragam bentuknya, seperti merusak barang dagangan di toko atau pajangan di ruang kantor perusahaan, membiarkan item-item barang dingin beku mencair di luar mesin pendingin, secara sengaja memindahkan atau menyembunyikan item-item produk tertentu pada rak pajangan, atau merusak fasilitas perusahaan.
Keenam, kemungkinan mengadu ke lembaga konsumen atau instansi pemerintah terkait, ataupun menuntut produsen/penyedia jasa secara hukum. Ini merupakan bentuk komplain yang paling ditakuti oleh perusahaan. Karena secara langsung hal seperti ini akan mendapat liputan dari media massa, menarik perhatian pemerintah yang berwenang, banyak orang yang akan membicarakannya terutama pada sisi negatifnya, dan merusak citra perusahaan. Komunikasi pemasaran dan public relation memegang peranan vital dalam mengantisipasi dan menangani kemungkinan terjadinya bentuk komplain ini.
Apapun kemungkinan respon komplain yang akan dikemukakan pelanggan atau konsumen, kembali ke karakter atau tipe masing-masing konsumen atau pelanggan dan bagaimana sikap dan kesabaran para perwakilan dari perusahaan yang menangani atau menghadapi langsung komplain yang terjadi. Terdapat tiga tipe pelanggan/konsumen complainer yang bisa dikategorikan menurut Denham (1998) yaitu :
• Active complainers, yakni mereka yang memahami haknya, asertif, percaya diri, dan tahu persis cara menyampaikan komplain. Bila ekspektasi mereka akan pelayanan dan nilai value tidak terpenuhi, mereka akan menyampaikan komplainnya ke perusahaan yang bersangkutan. Tipe pelanggan semacam ini, sangat berharga bagi perusahaan yang menyadarinya, karena mereka cenderung menginformasikan dan mencari solusi atas setiap komplain yang mereka rasakan. Dengan demikian perusahaan masih berpeluang untuk melakukan perbaikan dan memuaskan mereka.
• Inactive complainers, yakni mereka yang lebih suka menyampaikan keluhan kepada orang lain (teman, keluarga, rekan kerja) daripada langsung kepada perusahaan yang bersangkutan. Mereka cenderung langsung berganti pemasok dan tidak pernah kembali lagi ke perusahaan yang mengecewakan mereka. Dengan demikian, peluang perbaikan bagi perusahaan praktis tidak ada.
• Hyperactive complainers, yaitu mereka yang selalu komplain terhadap apa pun. Tipe ini bisa disebut chronic complainers yang kadang kala berlaku kasar dan agresif. Mereka ini hampir tidak mungkin dipuaskan karena tujuan komplain nya lebih dilatarbelakangi keinginan untuk mencari “untung” .
Apapun respon ketidakpuasan konsumen yang tidak terjadi, kembali ke perusahaan untuk merespon dan menyikapinya. Jika perusahaan tersebut memang memiliki komitmen dan konsistensi untuk memperbaiki pelayanan dan kualitas produk/jasa mereka, perusahaan pasti akan memberikan respon yang positif dan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya. Perusahaan harus bisa memilah dan menyikapi mana komplain yang bersifat membangun dan penting dan yang mana komplain yang hanya “sekedar” komplain. Dan tidak membiarkan respon pelanggan ini berlangsung berlarut-larut. Karena tidak sedikit perusahaan yang hanya mementingkan keuntungan finansial belaka dan mengandalkan petugas lini depannya seperti customer service, public relation, frontliner, dan semacamnya sebagai tameng dan membiarkan masalah pelayanan jasa maupun produk yang terjadi menjadi berlarut-larut dan semakin mengecewakan pelanggan.
Sumber : Pengalaman pribadi plus kutipan dari buku Fandy T., Service Marketing, Markensis, Jakarta. :)
Mungkin kita sering mendengar atau melihat kata stakeholder yang sering diucapkan para praktisi maupun ditulis di media. Sebenarnya apa itu stakeholder dan kenapa mereka berperan penting dalam kegiatan organisasi atau perusahaan. Stakeholder dalam uraian ini terdiri dari organisasi atau perusahaan dan kelompok-kelompok individu yang menjadi fokus interaksi perusahaan. Stakeholder merupakan istilah yang biasanya digunakan oleh publik untuk posisi pengambil keputusan sampai proses implementasinya. Itulah sebabnya, perusahaan harus bisa menyelaraskan tujuan bisnisnya dengan para stakeholder. Mereka terdiri atas :
1. Karyawan
Karyawan perusahaan merupakan salah satu dari kelompok yang diklasifikasikan sebagai stakeholder perusahaan. Kelompok ini merupakan sumber informasi dari mulut ke mulut yang telah ada dalam perusahaan, yang perlu dimotivasi dan distimulasi untuk meningkatkan fungsinya agar lebih tepat guna.
2. Pemegang Saham
Pemegang saham memerlukan informasi secara teratur untuk menjaga kelangsungan kepecayaan mereka agar mereka tidak mengalihkan portfolio dan mengurangi nilai perusahaaan.
3. Kelompok Penyandang Dana
Selain pemegang saham, investor juga merupakan penyandang dana perusahaan. Pemegang saham dan investor adalah dua komunitas finansial yang berpengaruh dalam perusahaan. Keberhasilan upaya peningkatan prestasi dan kepastian modal ditentukan oleh kepercayaan komunitas finansial. Public Relation merupakan suatu bentuk komunikasi yang dapat menciptakan dan membentuk hubungan dengan kedua komunitas finansial tersebut. Dengan pengembangan kepercayaan, persepsi tentang resiko yang ditanggung oleh investor dapat diminimalisir, dan dengan dana yang diperoleh dari mereka produk baru pun dapat diciptakan dan dikembangkan.
4. Media
Hubungan dengan media merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan perusahaan. Diantara media yang digunakan, pers adlah media yang paling penting karena media ini senantiasa memerlukan topik berita dan tergantung pada informasi yang diterimanya dari berbagai bagian PR perusahaan. Karena itu, publisitas dapat distimulasi untuk menjadi rangkaian peristiwa perusahaan, aktivitas, dan perkembangan.
5. Komunitas Lokal
Komunitas lokal atau masyarakat sekitar perusahaan sering kali menjadi target kegiatan public relation karena kedekatan dan pengaruh warga setempat pada perusahaan. Dengan upaya untuk tetap mendapat perhatian dan dengan berusaha mengembangkan itikad baik dan saling pengertian, komunitas lokal dapat dimotivasi untuk lebih mengenal fokus perusahaan. Misalnya inisiatif untuk membangun lingkungan yang ada di dalamnya didirikan fasilitas pengembangan kapasitas pabrik akan lebih dapat diterima dengan baik dan didukung, oleh komunitas lokal daripada menghadapi protes dan perlawanan.
6. Pihak berwenang dan Pemerintah Daerah
Wewenang dan pengaruh dari pihak pemerintah daerah setempat tidak dapat diabaikan. Misalnya, keinginan pihak berwenang untuk memberikan ijin perluasan kapasitas seperti tersebut di atas dapat tercermin dalam sikap dan hubungan di antara kedua belah pihak. Perusahaan akan mengambil alih Perusahaan akan mengambil alternatif kerjasama daripada melakukan pembangkangan terhadap kelompok stakeholder ini. Karena itu, public relation harus diarahkan pada penyampaian informasi kepada pemerintah daerah setempat tentang tujuan strategis perusahaan, dan mencari jalan untuk mencapai tujuan kedua belah pihak.
7. Konsumen
Kelompok satakeholder ini seringkali menjadi target aktifitas public relation. Karena, meskipun mereka bukan bagian dari komunitas konsumen perusahaan pada saat ini, potensi mereka merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan. Sikap dan preferensi terhadap perusahaan dan produknya mungkin belum mereka kenal dengan baik. Akan tetapi, setelah mereka mengetahui perusahaan dan produk yang ditawarkan, mereka dapat diharapkan akan membelinya. Dengan membangkitkan kesadaran dan menanamkan kepercayaan, aktifitas public relation ini dapat diterjemahkan ke dalam aktifitas pembelian dan sikap positif dalam bentuk informasi melalui komunikasi dari mulut ke mulut yang positif.
*Sumber : Mahmud M.,Komunikasi Pemasaran Modern, Cakra Ilmu. Yogyakarta.
Mungkin kita sering mendengar kalimat talk less do more dari sebuah campaign iklan rokok yang gencar dikumandangkan. Iklan rokok memang cenderung menjadi semakin kreatif dan unik semenjak peraturan mengenai periklanan rokok semakin ketat. Maknanya memang mendalam dan efeknya aku rasa cukup bagus untuk campaign produk tersebut. Talk less do more, kurang lebih dalam bahasa indonesia berarti sedikit bicara banyak bertindak. Bagi kalangan karyawan suatu instansi atau perusahaan itu berarti sedikit bicara, banyak bekerja, atau bisa saja ga usah banyak omong, atau mungkin bicara seperlunya, banyak bekerja, atau bahkan buktikan dulu kualitas dan hasil kerja, jangan hanya banyak omong besar. Maksudnya memang baik untuk memotifasi para karyawan agar lebih baik dan meningkatkan etos kerja. Apalagi bagi mereka yang hanya suka omong besar dan cerewet, namun ketika bekerja dia tidak bisa membuktikan omongannya dan kualitas kerjanya. Sehingga jika masih ada pihak-pihak tertentu yang mempertahankan kebiasaan atau malah budayanya yang hanya bisa omong besar tapi tak bisa membuktikan omongannya tersebut menjadi lebih menyadari akan kebiasaan buruknya tersebut.
Talk less do more, dalam ilmu ekonomi kuno sepertinya mirip dengan kalimat low budget, more profit atau sedikit pengeluaran, banyak keuntungan yang mungkin menjadi keinginan banyak orang dalam berbisnis. Dulu waktu masih dibangku sekolah aku diajari tentang prinsip ekonomi yang intinya bagaimana menekan pengeluaran sekecil mungkin, dan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tapi ketika dibangku kuliah aku diajari prinsip ekonomi yang katanya lebih tepat dan modern, yaitu memberikan pengeluaran tertentu untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Karena itu sebenernya sangat disayangkan jika masih ada perusahaan yang menuntut hasil yang sangat besar, namun mereka hanya mau mengeluarkan sedikit modal. Dari sini aku mendapati bahwa talk less do more tetap tak bisa dibudayakan di semua bidang kehidupan jika hanya diambil mentah nya saja tanpa ada catatan-catatan khusus yang spesifik. Meskipun terkesan enak didengar, keren, dan profesional. Karena nyatanya masih banyak profesi yang menuntut komunikasi yang cenderung harus banyak bicara dan juga banyak bekerja. Talk more do more.
Sebut saja profesi seperti operator telepon. Jika dia talk less do more, maka akan banyak komplain yang datang karena dia hanya bicara seperlunya, dan tidak banyak bertindak. Ya meski bisa saja saja do more yang dimaksud adalah more talk. Jika dia banyak bicara maka operator ini akan banyak bertindak pula, misalnya menyambungkan telepon ke bagian lain, menghubungi pihak tertentu yang berkepentingan, dan terkadang memberikan tanggapan dan jawaban terhadap penelepon yang bertanya. Ada juga profesi marketing asuransi, jika dia tidak banyak bicara dan tidak banyak bertindak, bagaimana dia meyakinkan target marketnya untuk menggunakan jasa asuransi yang dia tawarkan. Karena mungkin kita semua tahu bagaimana sulitnya memasarkan jasa asuransi kepada seseorang atau perusahaan. Ada juga profesi humas atau public relation yang menuntut untuk banyak berkomunikasi dan banyak bertindak untuk menjaga hubungan institusinya dengan pihak di luar institusinya dan juga media massa.
Terkadang dalam profesi tersebut perlu sedikit basa basi untuk mencairkan suasana dan mengakrabkan diri dengan orang lain, tidak hanya cukup bicara seperlunya dan tidak hanya pada intinya. Oleh karena itu, talk less do more kurang cocok diterapkan pada bidang tersebut, namun lebih cenderung kepada talk more do more. Masih banyak profesi lain yang sebenernya lebih cenderung pada talk more do more. Aku sebenernya membahas ini karena aku makin banyak bertemu orang yang mengatakan talk less do more donk, gak usah banyak bicara. Mungkin saja mereka benar, karena mungkin profesi mereka tidak menuntut untuk banyak bicara. Tapi bagaimana jika mereka mengatakan hal tersebut di depan banyak orang yang profesinya menuntut untuk banyak bicara, banyak bekerja. Hal tersebut akan terdengar kurang enak nyaman. Sebenernya talk less do more maupun talk more do more, apalagi talk more do more get more, sudah cukup baik jika dijadikan sebuah tagline dalam menjalani suatu profesi atau suatu kegiatan. Setidaknya terdengar lebih baik daripada talk less do less. Pertayaannya, apakah masih ada yang seperti itu? Talk less do less? Lets find out, or may be only God know that.
Pelayanan Jasa Perbankan Kadang Kayak Kentut ^^
Bang bang tut jendelo uwo uwo, sopo arep ngentut di tembak raja tuo. Tuo tuo kladi rambute garek siji, sopo sing ngentut ditabok ping siji… hehehe. Ntah bener tah gak tapi kayaknya kayak gitu kalimatnya. Waktu aku masih kecil masih ada yang melakukan permainan anak-anak seperti ini untuk sekedar hiburan atau lelucon. Tapi zaman sekarang aku ga tau apakah masih ada yang memainkan permainan itu atau gak. Karena anak zaman sekarang lebih cenderung ke permainan yang bernuansa digital atau yang lebih modern. Tapi bukan itu yang ingin aku bahas. Namun lebih cenderung ke pengalaman pribadi mengenai pelayanan perbankan.
Bank bank tut jika menggunakan kata bank sebagai tempat yang biasa orang gunakan untuk menabung, penarikan uang, maupun transaksi perbankan lainnya, akan terkesan sebagai bullshit nya dunia perbankan atau hal-hal negatif tentang perbankan. Aku gak tau apakah pernyataanku terlalu kasar atau tidak, tapi setidaknya aku cukup kecewa beberapa kali karena mengalami kesulitan tentang jasa pelayanan perbankan. Terutama mengenai perbedaan layanan perbankan di wilayah kota besar dengan yang hanya kota besar namun di luar jawa. Mungkin begitu aja samplenya. Urusan data valid atau gak, itu urusan pihak yang melakukan penilitian, skripsi, tesis, atau semacemnya lah. Namun yang jelas ini benar-benar ku alami.
Sampai umurku sekarang, aku hanya pernah membuka rekening di empat macem bank. Namun untuk penggunaan pelayanan bank lebih dari 10 bank yang sering aku gunakan. Tiap bank punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun dari apa yang ku alami selama ini, bank masuk dalam top five tempat yang paling gak suka aku kunjungi (kecuali anjungan tunai mandiri-nya hehehe). Berbagai macam kesulitan dan kemudahan pernah aku alami di berbagai macam bank di provinsi-provinsi yang pernah aku singgahi. Misalnya untuk pembayaran uang semester untuk kuliah, akan sangat dimudahkan dan dibantu jika kita membayar di bank yang telah ditunjuk kampus menjadi partner kampus mengenai pembayaran biaya kuliah, dengan catatan, pembayaran dilakukan di bank yang masih satu area, provinsi, kawasan, atau apalah sebutannya.
Namun jika dilakukan di provinsi yang jauh dari kampus tersebut akan sedikit mengalami kesulitan jika kita tidak mengetahui kode tambahan khusus sebelum no rekening yang dituju yang biasanya ditambahkan untuk pembayaran biaya kuliah melalui transfer, apalagi jika kode tersebut tiap tahun berubah. Dan biasanya setelah kita membayar, akan mendapat kode-kode atau PIN verifikasi yang harus kita masukkan untuk registrasi online dan KRS an. Kalo gak, kita gak akan bisa ngambil mata kuliah semester depan. Aku pernah bolak-balik ke bank tersebut 3 kali dalam sehari karena hampir aja salah transfer uang tuk pembayaran biaya kuliah dan karena tidak muncul no PIN verifikasi yang biasanya tercantum di bukti pembayaran. Aku terbiasa jika membayar akan mendapat kemudahan untuk perubahan kode awal no rekening, banyaknya uang yang dibayarkan, pengisian form, dan lain-lain. Namun ketika berada di Lampung, dan berniat melakukan pembayaran biaya kuliah melalui kantor cabang di daerah tersebut, aku mengalami kesulitan, kerena jumlah uang yang dibayarkan tidak tau, kode tambahannya tak ada yang kasih tau, form pembayrannya yang tersedia juga beda, dan bahkan teller nya gak tau kampusku berada di provinsi mana…. Haduhhhhh… cape deh….
Tellernya bahkan sampai harus mengubungi atasan nya, dan atasannya itu menghubungi yang lebih atas lagi, dan kemudian melakukan verikasi ke kantor pusat karena setelah melakukan pembayaran pin verifikasinya tidak jua muncul di slip bukti pembayaran. Lalu atasannya tersebut akhirnya turun langsung memberikan penjelasan dan meminta maaf atas kesalahan dan ketidaksiapan yang terjadi kepadaku. Aku jadi heran, kenapa kampusku milih bank tersebut jadi partnernya, karena terbukti bahwa ketika melakukan pembayaran tidak semua kantor cabang memiliki kesiapan terhadap hal tersebut. Padahal pihak kampus pasti dah tau kalo sebagian besar mahasiswanya berasal dari luar daerah. Tapi ternyata gak cuma aku yang ngalamin hal itu, temen kampus ku juga pernah mengalami hal yang serupa, karena dia melakukan pembayaran ketika sedang berlibur di kampung halamannya. Tapi untung nya hal itu sudah bisa diatasi hari itu juga.
Ada pula pengalaman yang pernah ku alami karena membuka rekening baru, terutama pembuatan kartu ATM baru. Adanya perbedaan pelayanan yang terjadi ketika membuat kartu ATM baru. Sebut saja di bank silver. Di bank silver ini aku pertama kali mempunyai kartu ATM. Di bank ini, aku harus menunggu hingga 3 hari jika ingin mempunyai kartu atm yang ada namanya di kartu dan tambahan biaya administrasi. Padahal hanya print di kartu, bukan yang huruf timbul. Padahal aku buat kartu atmnya di kantor cabang di kotamadya Metro. Setahun kemudian di bank silver namun di kantor cabang dekat kampusku di Yogyakarta, aku pergi ke bank tersebut tuk ganti kartu ATM yang baru karena kartu atm tersebut rusak. Namun di bank tersebut aku dapet pelayanan dan keramahan yang jauh lebih baik dibandingkan kantor cabang bank tersebut tempat aku membuka rekening. Bahkan kartu atm ku yang baru hanya diproses dalam waktu satu jam plus cetak nama dikartu. Dengan biaya Rp 4.000 aja plus Rp.6000 tuk materai pada surat administrasi. Plus dapet permen dan minum. Begitu berbeda layanan dan kemudahan yang aku dapet di kantor yang berbeda padahal dalam bank yang sama. Aku jadi heran, apa tiap kantor cabang menerapkan standar pelayanan yang berbeda, padahal seharusnya kan gak.
Rekeningku pada salah satu bank juga bermasalah pada kartu atm. Sebut aja bank ijo. Waktu itu pertimbanganku buat kartu atm bank ijo karena mesin atm bank ini dekat kost ku dan deket dengan kantor kakakku. Dan juga bank ini mengklaim bahwa kartunya dapat digunakan di seluruh mesin ATM di Indonesia tanpa ada potongan sama sekali. Dan itu pun terbukti waktu aku di jakarta sering ngambil uang di berbagai atm bank yang berbeda-beda. Mana mesin atm yang keliatan sama mata duluan ya kesitu aku narik uang.hehehe… Tapi tahun lalu kebijakan itu sudah tak bisa berlaku lagi, kecuali jika saldo minimalnya 2 juta rupiah, baru bisa kita tarik di berbagai macam atm bank.
Perbedaan layanan pun kembali aku alami di bank ini karena kartu atm ku patah. Aku mencoba ke kantor cabang utama bank ijo ini di Lampung dengan harapan mendapat pelayanan yang lebih baik dan keramahtamahan yang lebih baik. Namun ternyata hanya keramahan yang aku dapat namun pelayanannya sedikit mengecewakan. Kartu atm ku yang baru, baru bisa dipakai seminggu kemudian karena mereka mengatakan ada masalh teknis di no pin yang baru. Bahkan aku tidak bisa memiliki kartu atm dengan print nama, dengan alasan mereka belum mempunyai mesin print nama atm yang baru.
Padahal 2 thn yang lalu ketika aku mengganti kartu atm ku di salah satu kantor cabang di kota Solo, yang hilang karena dicuri, aku bisa mendapatkan kartu atm dengan print nama hanya dalam 1jam dan bisa dipakai 3 jam setelah pengaktifan kartu. Sungguh mengecewakan adanya perbedaan layanan ini, apalagi ketika aku mencoba menarik uang bebrapa ratus ribu dari tabunganku sendiri dikenai biaya administrasi, karena penarikan di bawah 3 juta rupiah. Aneh, ngambil uang dari tabungan sendiri pake buku tabungan dikenakan biaya administrasi, padahal dulu gak. Bener-bener pelayanannya mengalami penurunan kualitas.Tapi aku masih tetap menggunakan tabungan tersebut karena hanya kantor dan mesin atm nya yang sangat dekat dengan kantorku.
Namun, tidak hanya pengalaman yang kurang menyenangkan yang aku alami dengan pelayanan bank. Ada juga pengalaman unik, seperti ketika aku membuka rekening baru salah satu bank pemerintah. Sebut saja bank biru. Aku membuka di kantor cabangnya di kota Solo ketika aku baru beberapa bulan berada disana. Pelayanan dan keramahtamahannya cukup baik, meskipun aku ga suka potongan biaya administrasi per bulannya yang relatif cukup besar dibandingkan bank lain. Antrinya waktu itu cukup lama, namun yang bikin aku lama disitu karena aku diajak ngobrol ma petugas frontline atau mungkin customer service nya yang membantuku membuat rekening baru. Sebut saja dia mbak biru. Dia lebih mirip orang yang interview daripada sebagai petugas pegawai bank. Karena pertanyaannya cukup unik.
Dia menanyakan banyak hal seperti tempat tinggal ku, asalku, pekerjaanku, tinggal dengan siapa, hobi, agama, hal yang tidak aku sukai, udah pernah pacaran berapa kali, sekarang pacaran ma siapa, kapan target nikah, caraku menilai seseorang, jurusan kuliahku, kendaraanku apa… dan lain-lain sembari aku mengisi formulir. Bahkan ketika menunggu kartu atm ku diproses dia malah bercerita tentang kehidupan cintanya, umurnya, tempat nongkrongnya dan impiannya. Kami malah jadi bercanda bahkan mbak biru ini sampe salah ngasih formulir bukti penerimaan buku tabungan dan kartu atm. Aku jadi merasa aneh, baru kali ada petuga bank yang berkomunikasi seperti ini. Apakah ini memang bagian dari pekerjaan mereka supaya lebih santai dengan customernya, atau memang SOP seperti itu, aku gak tau. Yang jelas begitu aku ke parkiran aku cuma bisa tersenyum sendiri dan termenung sejenak mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
Dalam bisnis di bidang jasa memang komunikasi, pelayanan, kermahtamahan, reputasi, image, dan hubungan yang baik menjadi sangat penting. Karena hubungan itu harus kita maintain sebaik mungkin agar tidak kehilangan customer loyalty. Karena dari mereka inilah nantinya juga yang akan membantu pemasaran pelayanan jasa tersebut kepada orang lain yang sesuai dengan target market. Sehingga masukan dari para customer menjadi sangat penting untuk membangun pelayanan jasa yang lebih baik untuk mendapatkan tujuan tertentu yang ingin diraih dalam memasarkan jasa tersebut. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana menindaklanjuti kritik dan masukan dari customer secara nyata dan mempertahankan kualitas yang baik yang telah diraih menjadi lebih baik lagi.
Maaf jika ada salah kata, kurang sopan, dan bau tak sedap. Terima kasih kalo ada yang tersinggung :p
Bukan Plesetan “Antara Anyer & Jakarta”
Antara Jogja dan Solo ya ada Klaten, tapi bukan itu yang aku maksud. Ini dua kota favoritku yang selama 5 tahun ini sering aku jelajahi. Dua buah kota perantauan utama bagi ku dalam mencari ilmu dan pengalaman hidup yang lebih baik. Dua buah wilayah yang dulunya sebenarnya berada dalam satu wilayah kekuasaan kerajaan yang sama namun terpecah akibat ulah kolonial dan oknum-oknum penghianat bangsa pada masa penjajahan dulu. Dua buah wilayah yang tingkat migrasinya cukup tinggi ketika pagi hari dan pada sore hari. Dua buah kota yang kurasa paling nyaman dan cukup lengkap fasilitasnya diantara kota-kota di pulau Jawa yang pernah kujelajahi.
Dua kota ini memiliki moda transportasi yang cukup lengkap, kecuali untuk transportasi air. Karena kondisi wilayahnya yang tidak memungkinkan untuk pengembangan transportasi air. Banyak pilihan yang bisa kita dapat jika bepergian ke dua kota ini. Bisa melalui jalur darat dan udara. Untuk jalur udara, kota-kota ini memiliki bandara international yang cukup sibuk melayani penerbangan domestik dan non domestik tiap harinya. Begitu pula untuk jalur darat. Dua kota ini memiliki terminal bus yang cukup besar. Jika dari arah barat trayeknya pasti melewati Jogja dulu, baru kemudian ke Solo. Kalo dari arah Timur, ya dari Solo dulu kemudian ke Jogja. Ratusan bus bahkan mungkin ribuan, bus antar kota dan provinsi memasuki wilayah ini tiap harinya selama 24 jam.
Untuk transportasi dalam kotanya pilihannya cukup banyak. Ada angkutan kota, taxi, bus dalam kota, ada bus damri, dan juga bus “trans”, yg sedikit mengadaptasi dari bus way di Jakarta. Namun jangan berharap bus, jalur, dan haltenya sama dengan Bus Way Jakarta. Ada juga bus khusus wisata untuk berkeliling kota dan mengunjungi tempat-tempat wisata. Semuanya telah terbagi dalam jalur atau trayek yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota masing-masing. Dan tidak lupa masih ada becak, tukang ojek, dan taxi item (mobil pribadi plat hitam namun untuk membawa penumpang) yang tidak bisa kita kesampingkan peranan dan fungsinya. Bahkan di Solo, ada kereta wisata kuno dan kereta diesel ke arah wonogiri yang melintas persis disamping jalan utama di Solo tanpa ada pembatas jalan. Kurasa sudah tidak ada kota di Jawa atau mungkin di Indonesia dimana ada kereta yang melintas seperti ini. Sayangnya untuk transportasi dalam kota kedua wilayah ini hanya taxi, ojek, dan becak yang tersedia 24 jam. Yang lain hanya sampai pukul 19.00 maupun 20.00, dan sekitar pukul 21.00 untuk bus trans di Jogja dan 19.00 untuk bus trans di Solo.
Dua wilayah ini memang tidak bisa dipisahkan dan saling mengisi dan melengkapi satu sama lain, oleh karena itu banyak ragam moda transportasi yang bisa kita pilih jika bepergian antara dua kota ini. Salah satu yang menjadi favorit adalah kereta api Prameks atau Prambanan Ekspres. Yang melayani jurusan Solo, Jogja, dan Kutoarjo. Ongkosnya terakhir Rp 9.000. Namun menurutku kenyamanannya sedikit berkurang, dibandingkan dulu. Karena kini harus berebut tempat duduk dengan penumpang lain, jika tidak pasti berdiri sepanjang perjalanan. Gak ada AC nya, cuma sejenis kipas angin. Dan sekarang hampir tiap jam keberangkatan dari arah Jogja maupun Solo, kereta penuh sesak para penumpang, rasanya semakin mirip jika kita menaiki KRL di Jabodetabek ketika jam berangkat dan pulang kantor. Pemberhentiannya, jika di Solo bisa di stasiun Purwosari, Stasiun Balapan, dan Jebres. Sedangkan di Jogja bisa di stasiun Maguwoharjo, Stasiun Lempuyangan, dan Stasiun Tugu. Tidak lupa ada stasiun Klaten, kalau kita mau berhenti di Klaten. Jika pada hari Minggu maupun hari libur, kereta Prameks ini semakin dipadati penumpang, terutama tujuan Solo dan Jogja. Banyak orang Jogja yang berlibur ke Solo, dan banyak orang Solo yang berlibur ke Jogja. Biasanya mereka berangkat pada pagi hari dan mereka akan kembali pulang pada sore hari.
Buat para bis mania, atau yang tujuan nya lebih mudah dijangkau lewat jalan raya, ada bus yang menjadi pilihan. Untuk bus ekonomi ada Langsung Jaya, Putra Jaya, Sri Mulyo, Damri, Baker. Kalau tidak salah, ongkosnya sekitar Rp 6.000 - 6.500. Ada juga bis AC seperti Eka, Mira, dan Sumber Kencono. Ongkosnya sekitar Rp. 7.500 – 8000. Walaupun sebenarnya ketiga bis tersebut merupakan bis dari dan ke Surabaya. Bis nya pun cukup nyaman, apalagi kini banyak armada baru, dan ongkosnya hanya sedikit berbeda dengan bis ekonomi maupun kereta Prameks untuk tujuan antara Solo ke Jogja maupun sebaliknya. Apalagi ketiga armada bis tersebut beroperasi selama 24 jam, sehingga bagi para petualang malam tetap bisa menempuh perjalanan di malam hari.
Untuk pengguna kendaraan pribadi, jalan raya antara Solo dan Jogja pun cukup baik, meskipun tetap harus ditingkatkan lebih baik lagi. Papan penunjuk arahnya pun cukup jelas, sehingga para pengguna jalan yang baru pertama kali melewati jalan ini pun tidak perlu takut tersesat. Kalau pun tersesat, bisa bertanya kapada orang-orang di sepanjang jalan. Karena pasti mereka akan menjawabnya dengan sopan dan ramah. Banyak pengguna jalan roda dua, roda empat, maupun lebih melewati jalan ini tiap harinya, apalagi pada pagi hari dan sore hari untuk pengguna roda dua, karena tidak sedikit pekerja, pelajar, dan mahasiswa yang hampir setiap hari menempuh perjalanan di sepanjang jalan Solo – Jogja. Pom bensin dan bengkel di sepanjang jalan antara Solo dan Jogja cukup banyak, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan bensin maupun ban bocor. Jika mau beristirahat, hotel maupun penginapan pun ada, yang paling banyak ya di kota Jogja dan Solo. Selain itu, restaurant dan tempat makan pun cukup banyak, dan tidak lupa banyak Indomaret dan Alfamart sepanjang jalan antara Jogja dan Solo, tak perlu khawatir kelaparan maupun kehausan, sekalian bisa beristirahat sejenak.
Buatku sendiri perjalanan antara Jogja dan Solo menjadi salah satu catatan perjalanan yang banyak memiliki kenangan khusus buatku. Melawati jalan ini jam 1 dini hari, hujan-hujanan naik motor malam hari, motor mogok di klaten, naik Prameks dan dilempari batu dari luar, naik motor with someone dari prambanan, naik bis ekonomi selama hampir 3 jam, naik bis yang ngebut banget, kendaraan ditabrak dari belakang, liat kecelakaan parah secara langsung, tiap minggu ke Jogja sama kakakku, dan lain-lain. Semua ini menjadi pembelajaran dan pengalaman sendiri buatku yang mungkin ga bisa aku lupain sepanjang hidupku. Pengalaman berharga, orang-orang yang aku temui sepanjang perjalanan, cerita-cerita dan peristiwa baik sedih maupun bahagia yang terjadi antara Jogja dan Solo semoga bisa membuatku menjadi orang yag lebih baik lagi.
Soundtrack merupakan salah satu elemen yang membuat sebuah penghayatan ketika menonton film menjadi semakin menarik dan terasa. Apa pun genre filmnya, apa pun adegannya, aku rasa soundtrack membuat dramatisasi film tersebut semakin kuat. Yaa asal jangan seluruh bagian film cuma soundtrack doank isinya. Ga tau kenapa, kalo denger lagu ini... ga kerasa ada air mata yang mengalir...hehe... Salah satu OST favoritku mungkin, dari salah satu film favoritku...
Soundtrack: Notting Hill
Title: She - Elvis Costello
She
may be the face I can't forget
a trace of pleasure I regret
may be my treasure or the price I have to pay
she may be the song that Solomon sings
may be the chill that autumn brings
my be a hounded tearful things
within the measure of the day.
She
may be the beauty or the beast
may be the famine or the feast
may turn each day into heave or a hell
she may be the mirror of my dream
a smile reflected in a stream
she may not be what she may seem
inside as shell
she who always seems so happy 'n proud
who's eyes can be so private and so proud
no one's allowed to see them when they cry
she may be the love that can and hope to last
may come to me from shadows of the past
that I remember till day I die
She
may be the reason I survive
the why and where for I'm alive
the one I'll care for through the rough and rainy years
me I'll take her laughter and her tears
and make them all my souvenirs
for where she goes I got to be
the meaning of my life is
she... she... she ....
Just want to share...thank you... :)
Soundtrack: Notting Hill
Title: She - Elvis Costello
She
may be the face I can't forget
a trace of pleasure I regret
may be my treasure or the price I have to pay
she may be the song that Solomon sings
may be the chill that autumn brings
my be a hounded tearful things
within the measure of the day.
She
may be the beauty or the beast
may be the famine or the feast
may turn each day into heave or a hell
she may be the mirror of my dream
a smile reflected in a stream
she may not be what she may seem
inside as shell
she who always seems so happy 'n proud
who's eyes can be so private and so proud
no one's allowed to see them when they cry
she may be the love that can and hope to last
may come to me from shadows of the past
that I remember till day I die
She
may be the reason I survive
the why and where for I'm alive
the one I'll care for through the rough and rainy years
me I'll take her laughter and her tears
and make them all my souvenirs
for where she goes I got to be
the meaning of my life is
she... she... she ....
Just want to share...thank you... :)