Antara Jogja dan Solo

Sunday, March 20, 2011

Bukan Plesetan “Antara Anyer & Jakarta”

Antara Jogja dan Solo ya ada Klaten, tapi bukan itu yang aku maksud. Ini dua kota favoritku yang selama 5 tahun ini sering aku jelajahi. Dua buah kota perantauan utama bagi ku dalam mencari ilmu dan pengalaman hidup yang lebih baik. Dua buah wilayah yang dulunya sebenarnya berada dalam satu wilayah kekuasaan kerajaan yang sama namun terpecah akibat ulah kolonial dan oknum-oknum penghianat bangsa pada masa penjajahan dulu. Dua buah wilayah yang tingkat migrasinya cukup tinggi ketika pagi hari dan pada sore hari. Dua buah kota yang kurasa paling nyaman dan cukup lengkap fasilitasnya diantara kota-kota di pulau Jawa yang pernah kujelajahi.

Dua kota ini memiliki moda transportasi yang cukup lengkap, kecuali untuk transportasi air. Karena kondisi wilayahnya yang tidak memungkinkan untuk pengembangan transportasi air. Banyak pilihan yang bisa kita dapat jika bepergian ke dua kota ini. Bisa melalui jalur darat dan udara. Untuk jalur udara, kota-kota ini memiliki bandara international yang cukup sibuk melayani penerbangan domestik dan non domestik tiap harinya. Begitu pula untuk jalur darat. Dua kota ini memiliki terminal bus yang cukup besar. Jika dari arah barat trayeknya pasti melewati Jogja dulu, baru kemudian ke Solo. Kalo dari arah Timur, ya dari Solo dulu kemudian ke Jogja. Ratusan bus bahkan mungkin ribuan, bus antar kota dan provinsi memasuki wilayah ini tiap harinya selama 24 jam.


Untuk transportasi dalam kotanya pilihannya cukup banyak. Ada angkutan kota, taxi, bus dalam kota, ada bus damri, dan juga bus “trans”, yg sedikit mengadaptasi dari bus way di Jakarta. Namun jangan berharap bus, jalur, dan haltenya sama dengan Bus Way Jakarta. Ada juga bus khusus wisata untuk berkeliling kota dan mengunjungi tempat-tempat wisata. Semuanya telah terbagi dalam jalur atau trayek yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota masing-masing. Dan tidak lupa masih ada becak, tukang ojek, dan taxi item (mobil pribadi plat hitam namun untuk membawa penumpang) yang tidak bisa kita kesampingkan peranan dan fungsinya. Bahkan di Solo, ada kereta wisata kuno dan kereta diesel ke arah wonogiri yang melintas persis disamping jalan utama di Solo tanpa ada pembatas jalan. Kurasa sudah tidak ada kota di Jawa atau mungkin di Indonesia dimana ada kereta yang melintas seperti ini. Sayangnya untuk transportasi dalam kota kedua wilayah ini hanya taxi, ojek, dan becak yang tersedia 24 jam. Yang lain hanya sampai pukul 19.00 maupun 20.00, dan sekitar pukul 21.00 untuk bus trans di Jogja dan 19.00 untuk bus trans di Solo.

Dua wilayah ini memang tidak bisa dipisahkan dan saling mengisi dan melengkapi satu sama lain, oleh karena itu banyak ragam moda transportasi yang bisa kita pilih jika bepergian antara dua kota ini. Salah satu yang menjadi favorit adalah kereta api Prameks atau Prambanan Ekspres. Yang melayani jurusan Solo, Jogja, dan Kutoarjo. Ongkosnya terakhir Rp 9.000. Namun menurutku kenyamanannya sedikit berkurang, dibandingkan dulu. Karena kini harus berebut tempat duduk dengan penumpang lain, jika tidak pasti berdiri sepanjang perjalanan. Gak ada AC nya, cuma sejenis kipas angin. Dan sekarang hampir tiap jam keberangkatan dari arah Jogja maupun Solo, kereta penuh sesak para penumpang, rasanya semakin mirip jika kita menaiki KRL di Jabodetabek ketika jam berangkat dan pulang kantor. Pemberhentiannya, jika di Solo bisa di stasiun Purwosari, Stasiun Balapan, dan Jebres. Sedangkan di Jogja bisa di stasiun Maguwoharjo, Stasiun Lempuyangan, dan Stasiun Tugu. Tidak lupa ada stasiun Klaten, kalau kita mau berhenti di Klaten. Jika pada hari Minggu maupun hari libur, kereta Prameks ini semakin dipadati penumpang, terutama tujuan Solo dan Jogja. Banyak orang Jogja yang berlibur ke Solo, dan banyak orang Solo yang berlibur ke Jogja. Biasanya mereka berangkat pada pagi hari dan mereka akan kembali pulang pada sore hari.

Buat para bis mania, atau yang tujuan nya lebih mudah dijangkau lewat jalan raya, ada bus yang menjadi pilihan. Untuk bus ekonomi ada Langsung Jaya, Putra Jaya, Sri Mulyo, Damri, Baker. Kalau tidak salah, ongkosnya sekitar Rp 6.000 - 6.500. Ada juga bis AC seperti Eka, Mira, dan Sumber Kencono. Ongkosnya sekitar Rp. 7.500 – 8000. Walaupun sebenarnya ketiga bis tersebut merupakan bis dari dan ke Surabaya. Bis nya pun cukup nyaman, apalagi kini banyak armada baru, dan ongkosnya hanya sedikit berbeda dengan bis ekonomi maupun kereta Prameks untuk tujuan antara Solo ke Jogja maupun sebaliknya. Apalagi ketiga armada bis tersebut beroperasi selama 24 jam, sehingga bagi para petualang malam tetap bisa menempuh perjalanan di malam hari.

Untuk pengguna kendaraan pribadi, jalan raya antara Solo dan Jogja pun cukup baik, meskipun tetap harus ditingkatkan lebih baik lagi. Papan penunjuk arahnya pun cukup jelas, sehingga para pengguna jalan yang baru pertama kali melewati jalan ini pun tidak perlu takut tersesat. Kalau pun tersesat, bisa bertanya kapada orang-orang di sepanjang jalan. Karena pasti mereka akan menjawabnya dengan sopan dan ramah. Banyak pengguna jalan roda dua, roda empat, maupun lebih melewati jalan ini tiap harinya, apalagi pada pagi hari dan sore hari untuk pengguna roda dua, karena tidak sedikit pekerja, pelajar, dan mahasiswa yang hampir setiap hari menempuh perjalanan di sepanjang jalan Solo – Jogja. Pom bensin dan bengkel di sepanjang jalan antara Solo dan Jogja cukup banyak, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan bensin maupun ban bocor. Jika mau beristirahat, hotel maupun penginapan pun ada, yang paling banyak ya di kota Jogja dan Solo. Selain itu, restaurant dan tempat makan pun cukup banyak, dan tidak lupa banyak Indomaret dan Alfamart sepanjang jalan antara Jogja dan Solo, tak perlu khawatir kelaparan maupun kehausan, sekalian bisa beristirahat sejenak.

Buatku sendiri perjalanan antara Jogja dan Solo menjadi salah satu catatan perjalanan yang banyak memiliki kenangan khusus buatku. Melawati jalan ini jam 1 dini hari, hujan-hujanan naik motor malam hari, motor mogok di klaten, naik Prameks dan dilempari batu dari luar, naik motor with someone dari prambanan, naik bis ekonomi selama hampir 3 jam, naik bis yang ngebut banget, kendaraan ditabrak dari belakang, liat kecelakaan parah secara langsung, tiap minggu ke Jogja sama kakakku, dan lain-lain. Semua ini menjadi pembelajaran dan pengalaman sendiri buatku yang mungkin ga bisa aku lupain sepanjang hidupku. Pengalaman berharga, orang-orang yang aku temui sepanjang perjalanan, cerita-cerita dan peristiwa baik sedih maupun bahagia yang terjadi antara Jogja dan Solo semoga bisa membuatku menjadi orang yag lebih baik lagi.

You Might Also Like

2 comments

  1. di Vietnam juga ngga kalah loh, ada wisata kuno disini yang banyak menarik visitor

    ReplyDelete