Mungkin masih banyak yang mengira bahwa Situs Ratu Boko adalah sebuah candi, termasuk aku sendiri. Namun begitu mengunjungi tempat ini kita akan mengetahui bahwa tempat ini bukanlah hanya sebuah candi, melainkan sebuah peninggalan sejarah reruntuhan kompleks istana yang terdiri atas berbagai bangunan maupun bagian. Hanya saja sekarang tinggal puing-puingnya. Komplek istana ratu boko ini cukup luas dan masih terus dilakukan pemugaran sampai sekarang secara perlahan. Untuk menuju candi ini aksenya cukup mudah. Dari terminal prambanan ke arah tenggara ke pintu rel kereta api kemudian terus saja mengikuti jalan tersebut sampai nanti di kiri jalan ada papan penunjuk jalan ke arah ratu boko.
Papan petunjuk pertama sebenarnya ditujukan bagi pengunjung dengan kendaraan bus medium dan juga bus ukuran besar karena memiliki tempat parkir yang luas. Kemudian bisa naik lewat anak tangga yang cukup tinggi ke area situs ratu boko. Sedangkan untuk kendaraan yang lebih kecil, bisa ikuti petunjuk jalan berikutnya yang tidak jauh dari petunjuk arah sebelumnya, belok kiri, lalu akan masuk wilayah permukiman warga. Ikuti terus petunjuk jalannya, sampai kemudian jalan mulai menanjak dan masuk ke area parkir situs istana ratu boko bagi kendaraan roda dua dan roda empat.
Situs bersejarah Ratu Boko terletak di sebuah bukit pada ketinggian 196 meter di atas permukaan laut. Sehingga view panorama dari beberapa sudut di tempat ini cukup indah dan luas. Secara administratif, situs ini berada di wilayah dua Dukuh, yakni Dukuh Dawung, Desa Bokoharjo dan Dukuh Sumberwatu, Sleman, Jogjakarta. Keseluruhan luas kompleks ini mencapai 250.000 m² yang terdiri dari empat bagian: Tengah, barat, tenggara dan timur. Di bagian-bagian tersebut terdapat bangunan-bangunan yang melengkapi kompleks istana. Kompleks istana ini justru hanya memiliki sedikit candi. Nama "Ratu Boko" konon berasal dari legenda masyarakat setempat atau cerita yang bersifat turun-temurun. Ratu Boko (bahasa Jawa, arti harafiah: "raja bangau") adalah ayah dari Loro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama pada kompleks Candi Prambanan. Kompleks bangunan ini dikaitkan dengan legenda rakyat setempat yaitu Loro Jonggrang.
Di bagian tengah kompleks ini kita akan menjumpai gapura utama sebagai pintu masuk kompleks, lapangan, kolam, paseban dan candi pembakaran. Mungkin bagian bangunan ini bisa dibilang yang paling fotogenik di antara puing-puing reruntuhan lain di situs ratu boko ini. Di bagian tenggara meliputi pendopo, beberapa balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Di kompleks ini juga terdapat goa batu yang terletak di bagian timur. Sedangkan bagian barat kompleks hanyalah berupa perbukitan. Informasi ini bisa dilihat pada keterangan dan peta penunjuk arah yang ada di berbagai titik di kompleks situs Ratu Boko ini.
Pada tahun 1995 Candi ini dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia oleh UNESCO. Sehingga Situs Ratu Boko ditata ulang pada beberapa tempat untuk dapat dijadikan tempat pendidikan dan kegiatan budaya. Terdapat bangunan tambahan di muka gapura, yaitu restoran dan ruang terbuka (Plaza Andrawina) yang dapat dipakai untuk kegiatan pertemuan dan perjamuan, dengan pemandangan ke arah utara (kecamatan Prambanan dan Gunung Merapi). Selain itu, pengelola menyediakan tempat perkemahan dan trekking, paket edukatif arkeologi, serta pemandu wisata.
Pemerintah memasukkan kompleks Situs Ratu Boko ke dalam otoritas khusus, bersama-sama dengan pengelolaan Candi Borobudur dan Candi Prambanan ke dalam satu BUMN yang bernama PT. Taman Wisata Candi. Sehingga fasilitas pendukung di tempat ini cukup memadai. Masuk ke kompleks situs ini kita harus membayar sekitar 25 ribu - 30 ribu rupiah untuk wisatawan domestik. Kalo ingin lebih murah katanya mending beli tiket terusan di candi prambanan, nanti juga dapet fasilitas antar jemputnya dari dari prambanan-ratu boko dan sebaliknya. Tapi aku belum pernah coba si. Jika kita masuk di atas jam 3 sore harga tiket masuknya akan lebih mahal lagi. Karena view sunset adalah salah aset yang ditawarkan pengelola area ini untuk menarik pengunjuk. Mungkin di internet atau sosial media kita sudah banyak melihat foto-foto indah di ratu boko ketika sunset.
Aku sendiri beberapa hari yang lalu kesini cuma iseng aja, karena aku memang belum pernah masuk ke candi ini. Terakhir kesini sekitar 2 tahun lalu cuma sampe parkiran, gak jadi masuk karena tiba-tiba males mau explore area ini. Sampai akhirnya beberapa waktu yang lalu ditengah hari yang cukup terik aku mengelilingi bagian dalam area ratu boko ini. Cukup melelahkan sebenernya, karena area candi cukup luas. Apalagi karena akhir pekan, jadi banyak sekali pengunjungnya. Agak boring si sebenernya, karena pemandangannya cuma taman, orang-orang berfoto, dan puing-puing.
Lebih tertarik dengan sejarah tempat ini sebenernya atau tadinya aku berharap ada maket tentang bentuk istana ini secara lengkap di masa lampau. Tapi ternyata penelitian tentang tempat ini belum bisa mengungkapkan seperti apa detil sejarah mengenai tempat ini dan juga gambaran bentuk lengkap dari bangunan istana ratu boko. Mungkin spot favorit ku di area ratu boko adalah di bawah pohon besar dengan kursi taman yang terasa sejuk dan enak buat berteduh. Sekitar jam 3 sore aku kemudian keluar dari area ratu boko karena ingin menuju candi plaosan lor. Mau nunggu sunsetnya agak males, karena semakin sore pengunjung semakin ramai dan makin kurang nyaman buat motret dan menikmati sunset disini. Tapi aku berharap lain kali bisa kesini lagi untuk motret dan menikmati matahari terbenam di situs ratu boko ini.