Balemong Resort Ungaran merupakan salah satu penginapan dengan konsep resort tradisional Jawa dengan sentuhan klasik Eropa yang berada di daerah Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jaraknya dari kota Semarang tidak terlalu jauh, sekitar 40 menit berkendara. Akses jalan ke resort ini juga cukup mudah. Kebetulan kemaren perusahaan tempat ku bekerja mengadakan acara meeting dan gathering di tempat ini. Jadi bisa merasakan pengalaman menginap di resort ini. Kebetulan kami ngebooking kamar cukup banyak untuk satu malam, sekitar untuk 100 orang beserta balai pertemuannya.
Pada saat check in, sampai di lobby resort yang berbentuk rumah joglo, kita disambut oleh para GRO nya dengan ramah. Ada juga welcome drink di pintu masuknya. Kemudian kami mengambil kunci kamarnya yang masih menggunakan kunci pintu konvensional pada umumnya. Lalu diantarkan ke kamar kami dengan menggunakan mobil golf sambil berkeliling resort ini. Kenapa menggunakan mobil golf? Karena letak bangunan kamar dengan lobby cukup jauh, karena resort ini terbilang cukup luas. Kalo jalan kaki dijamin lumayan bikin keringetan, apalagi kemaren cuaca cukup panas. Nama-nama kamar atau bangunannya menggunakan tokoh pewayangan tradisional Jawa. Bahkan beberapa bangunannya yang berbentuk rumah joglo merupakan bangunan lama yang direlokasi dari beberapa daerah di Jawa Tengah dan dipindahkan ke resort ini kemudian di restorasi seperti baru.
Setiap bangunan joglo rata-rata berisi beberapa kamar, meskipun ada juga family room yang hanya satu kamar luas, namun bisa diisi beberapa tempat tidur, seperti kamar yang aku dapatkan. Ada juga bangunan modern dua lantai yang berisi puluhan kamar untuk kamar standarnya, dengan view kea rah persawahan dan gunung ungaran. Sedangkan kamar di bangunan lain, viewnya hanya taman buatan yang berada di depan masing-masing kamar dengan bangunan joglo di resort ini. Harga menginap di resort ini mulai 400 ribuan rupiah. Kamar yang paling bagus ditempati direksi, tapi gak sempat nengok ke kamarnya. Yang jelas cukup besar dari luar untuk ukuran 1 kamar.
Nuansa traditional Jawa sangat kental terasa di hotel ini. Dipadu juga dengan sentuhan beberapa design ala eropa klasik beserta patung-patung kuno dan lukisan-lukisan bergaya eropa. Banyak barang antik yang juga dipajang di beberapa sudut area resort ini. Katanya si, pemilik resort ini adalah orang jawa keturunan Belanda yang tinggal di Semarang & Jakarta dan seorang kolektor barang antik. So, wajar saja banyak barang antik bernuansa jawa dan eropa di tempat ini.
Kamar yang aku tempati bersama teman-teman satu tim ku cukup lengkap dan luas. Satu rumah joglo yang berisi 1 tempat tidur double dan 3 single bed. Ada ruang tamu yang terpisah dengan area kamar, ada 2 kamar mandi yang cukup luas, dan yang paling aku suka adalah design ruangannya yang terlihat cukup eksotis dan njawani karena bentuk atap kayunya yang menarik ketika lampu ruangan dinyalakan. Ada 3 AC di satu rumah joglo ini dan 1 TV LED dengan channel TV kabel. Peralatan mandi juga sudah tersedia cukup lengkap.
Sayangnya kamarnya kurang kedap suara, sehingga suara dari luar cukup jika sedang ada kegiatan di luar kamar jadi agak mengganggu. Kebetulan pas kemaren menginap, pada tengah malam rekan-rekanku pada agak terganggu karena di luar kamar sedang ada pemasangan tenda dan panggung untuk acara ulang tahun pemilikresort ini. Jadi agak berisik katanya. Meskipun, kalo aku si dah gak denger karena begitu badan rebahan langsung tidur, ngorok, dan tau-tau udah subuh.hahaha. Maklum badan bener-bener capek setelah meeting sampe malem.
Pagi harinya, aku berkeliling resort ini sambil jalan pagi menghirup udara segar di resort ini. Ada kolam renangnya yang terbuka untuk umum di tempat ini. Teman-temanku udah pada nyemplung malahan dan bikin lomba renang sendiri. Kemudian aku menengok ke kamar temen-temen yang lain di rumah joglo lain. Ternyata kamarnya tidak seluas yang aku tempati, standar seperti di hotel-hotel pada umumnya hanya saja, satu rumah joglo tersebut, terbagi menjadi 3-4 kamar. Lalu aku pun melihat di kamar lain yang berada di bangunan paling belakang resort ini dengan dua lantai. Kamarnya pun sama seperti pada umumnya dengan twin bed ataupun double bed. Tapi dari lantai dua bangunan ini, menurutku view nya justru paling bagus dibandingkan bangunan lain. Dekat dengan kolam renang juga ada rumah joglo khusus untuk pasangan honeymoon atau mereka yang memesan khusus dengan privasi lebih. Karena bangunannya agah jauh terpisah dengan bangunan yang lain.
Setelah mandi, kemudian kami pun sarapan pagi. Untuk sarapan pagi di resort ini, tiap tamu harus menunjukan kupon sarapan pagi yang dibagikan pada saat check ini, kalo gak pengen bayar lagi. Makananya cukup enak dengan menu masakan Jawa. Tempat makannya cukup unik dengan konsep restoran taman dengan atap transparan disertai dedaunan sehingga makin nyaman untuk makannya. Setelah makan, kemudian kami kembali ke balai pertemuan untuk melanjutkan meeting. Dan siang harinya kami check out dan pulang.
Aku sendiri sebenernya bukan penggemar penginapan dengan konsep seperti ini, namun yang namanya gratis ya dinikmati aja. Hehehe. Tapi nginep di tempat kayak gini, jadi ngingetin masa kecil di rumah nenek, dan juga waktu maen di daerah jogja waktu masih kecil ke kampung yang masih banyak rumah joglo kuno. Kebanyakan yang kemaren nginep disini dari pengamatanku adalah tamu perorangan atau keluarga dari ibukota yang suka dengan penginepan model resort, tradisional, maupun klasik, tidak lagi muda, untuk bener-bener istirahat & menikmati suasana, yang mungkin juga mengingatkan dengan masa lalu atau kampung halaman mereka, dan jauh dari suara lalu lintas kota. Itu aja si ceritanya. Semoga bermanfaat.