Liburan akhir tahun lalu, aku memiliki kesempatan untuk mudik ke kampung halamanku di Lampung. Karena ternyata aku masih punya sisa cuti yang belum aku manfaatkan. Mungkin ini lah pertama kalinya semenjak hampir 10 tahun merantau di Jawa, aku mudik ke rumah waktu libur akhir tahun. Namun kali ini tidak mudik di rumah tempat aku dilahirkan di Lampung Timur, tapi di rumah yang ditempati ibuku di Tanjung Karang, Bandar Lampung. Lumayanlah, karena memang ada libur akhir tahun dan cuti, jadi bisa seminggu di rumah. Kemudian, mumpung lagi pada libur juga, aku mengajak keluargaku piknik ke pantai. Karena aku liat sebenernya mereka juga sedang jenuh di rumah. Akhirnya kami putuskan untuk pergi Pantai Klara. Pantai ini merupakan salah satu pantai yang terletak di kabupaten Pesawaran, Lampung. Kakak perempuanku yang merekomendasikan untuk berwisata ke pantai ini dari informasi teman-temannya yang pernah kesana.
Perjalanan ke Pantai Klara kami tempuh sekitar hampir dua jam dari tempat tinggal kami di Tanjung Karang. Akses jalan kesana tidak terlalu mudah, karena jalan yang tidak mulus, banyak titik kerusakan, ukuran jalan yang tidak terlalu lebar, namun memang cukup ramai yang berlalu lintas disini dan tidak terlalu sepi. Untuk kesana kita akan melewati beberapa lokasi pintu masuk ke obyek wisata pantai yang lain di sepanjang jalan pesisir ini seperti pantai ringgung dan pantai mutun. Tidak banyak petunjuk jalan yang jelas yang menginformasikan wisata-wisata pantai yang berada di daerah ini. Jika bingung sebaiknya bertanya ke penduduk setempat agar tidak bingung. Potensi pantai di Lampung sebenernya tidak kalah dengan pantai di Jawa bahkan banyak lebih bagus sebenernya. Sayangnya dukungan sarana dan prasarana untuk peningkatan pariwisata serta banyak aspek lain yang membuat potensi besar ini jadi kurang bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan dengan baik oleh pemerintah setempat.
Di beberapa kilometer menjelang Pantai Klara, kita akan disuguhi pemandangan alam ciptaan Allah Swt. yang menyejukan mata. Pemandangan laut dari pinggir jalan utama ke pantai, perbukitan, dan juga deretan pohon kelapa yang rapat. Sekitar jam 10 siang, kami sampai juga di pantai Klara. Sebelum masuk kita akan dipungut retribusi dan kemudian akan diarahkan untuk memarkirkan kendaraan kita di area yang masih kosong. Katanya sih, nama pantai Klara merupakan kependekan dari Kelapa Rapat, karena pohon kelapa di pantai ini jaraknya cukup rapat satu sama lain sehingga membuat teduh yang berada di bawahnya. Di pantai ini sudah terdapat fasilitas toilet umum, mushola, persewaan ban untuk berenang, persewaan kapal, dan juga gubuk-gubuk kecil yang disewakan.
Rata-rata pantai di wilayah ini seperti pantai Mutun maupun pantai Ringgung, ombak di pantai Klara tidak terlalu tinggi sehingga cocok untuk berenang di pinggir pantai sampai batas aman yang diterapkan oleh pihak pengelola pantai. Kalau musim liburan pantai-pantai ini memang cenderung sangat ramai menjadi tujuan wisata piknik keluarga. Saya pun cukup menikmati liburan di pantai ini, apalagi moment piknik bareng keluarga adalah moment yang sangat berharga buatku. Photo-photo bareng keluarga bahkan sampe ikutan nyebur jadi kegiatanku disini. Sampe males buat menyusuri pantai ini. Mau nyebrang ke pulau-pulau seberang di pantai Klara ini juga gak jadi karena dah capek. Abis maen air, kami makan bekal makanan yang kami bawa. Akhirnya sekitar jam 1 siang kami pulang ke rumah sambil mampir di tempat pelelangan ikan Lempasing untuk membeli ikan laut yang akan digunakan untuk acara bakar-bakar ikan di rumah. Aku berharap bisa mendapat kesempatan lebih banyak lagi untuk berkunjung ke pantai-pantai di Lampung.