Review SSD NVME Kingston NV1 500GB

Tuesday, December 21, 2021

Karena di motherboard ada 2 slot SSD M.2 NVMe, yang satu sudah terisi dengan SSD PNY CS2140 untuk tipe generasi 4 sedangkan yang satu slot M.2 generasi 3 masih kosong, jadi aku coba cari satu keping SSD lagi untuk menemani yang satu, mengisi ruang kosong di bagian bawah mobo, dan menambah kapasitas penyimpanan jadi 1 TB. Jadi ini adalah upgrade pertama pada PC yang baru beberapa minggu selesai aku rakit. Baru beberapa minggu aja, SSD yang satu dah ke isi 90 GB. File ku yang ukurannya paling besar biasanya file foto ukuran besar dan yang berformat RAW, materi video untuk vlog dan dokumentasi, dan file desain corel. Coba cari SSD yang harganya murah namun yang merek nya aku dah cukup kenal dan performanya gak jelek-jelek amat. Lalu pilihan kemudian jatuh ke SSD NVMe Kingston NV1 500GB 2280 gen 3 setelah berbagai pertimbangan melihat review dan testimonial berbagai pihak.


Kenapa pilih SSD NVMe ini? 

1. Aku sudah familiar dengan brand Kingston dari masih jaman kuliah sampai sekarang. RAM yang aku gunakan di PC juga dari Kingston. Flashdisk juga masih pakai Kingston. (bukan promosi ya).

2. Harganya cocok, gak terlalu mahal dan gak terlalu murah, dapat barangnya dengan harga Rp.690.000, itu pun belum termasuk diskon, cashback, dan gratis ongkir yang aku dapat pada pembelian di awal desember 2021 di toped.

3. Aku memang sudah memutuskan untuk menggunkan full SSD NVMe untuk penyimpanan file di PC, tidak memakai HDD atau SSD Sata dengan alasan seperti yang aku ceritakan di artikel sebelumnya.

4. Performa speed write dan read-nya lumayan untuk SSD harga segitu, write-nya kalau di kemasan dan websitenya tertulis sampai dengan 1700 Mb/s sedangkan untuk speed read-nya sampai dengan 2100 Mb/s. Ya biasa aja si sebenernya, seperti SSD NVMe entry level pada umumnya. Namun waktu beberapa kali aku melakukan pengujian dengan aplikasi crystal disk mark 7, speed yang didapat melebihi spesifikasi yang tertulis. Speed yang didapat SSD Kingston NV1 500GB yang aku beli ini untuk readnya hingga 2490 Mb/s sedangkan untuk write-nya hingga 1959 Mb/s. Jadi sedikit lebih tinggi dari apa yang tertulis di kemasan dan website. Aku pikir apa ada yang eror, aplikasinya kurang valid, aku salah nyettingnya atau gimana. Tapi waktu aku coba test speed untuk SSD ku yang PNY, hasilnya sesuai dengan yang tertulis di kemasan produk dan websitenya meski gak sama persis. Dan ini aku coba sampai beberapa kali di hari yang berbeda hasilnya cuma beda 1 atau 2 digit dari dua angka paling belakang. Lumayan kan untuk SSD NVMe harga segini di tahun 2021.



Kingston NV1 500GB 2280 M.2 ini secara fisik hampir sama dengan SSD entry level merek lain, tidak ada heatsink bawaan, boardnya berwarna biru, dan memiliki TBW hingga 150 TBW. Mungkin ini lah yang membuat SSD ini dibanderol dengan harga yang lebih murah dari pendahulunya yaitu Kingston A2000. Tapi ya cukuplah, 150 TBW kalau aku mungkin baru tercapai di atas 8 tahun atau di atas 10 tahun penggunaan. Arus dan tegangan listrik yang stabil dan menjaga suhunya, lebih penting supaya SSD tetap sehat. Aku juga membeli heatsink SSD Segotep M.1, karena tidak ada cover heatsink pada slot M.2 2 pada motherboard yang aku gunakan, hanya pada slot M.2 1. Aku juga membeli heatsink SSD ini supaya pemandangan PC menjadi lebih menarik dengan lampu ARGB nya serta suhu SSD sedikit lebih adem meski gak terlalu signifikan.  



Pada system operasi Windows dan BIOS, SSD ini akan terdeteksi dengan kode Kingston SNVS500G, bukan NV1. Dari statistik pada aplikasi mobo, suhu yang ditunjukan juga terlihat lebih dingin setelah menggunakan heatsink SSD meski tidak signifikan. Suhu SSD Kingston NV1 500GB ini ketika awal aku pakai sekitar 3-5 jam penggunaan, berkisar 56-59 Celsius, sedangkan setelah dipasangi Segotep M.1 jadi sekitar 51-54 Celsius. Jadi ya cuma turun dikit. Tapi setidaknya bikin adem dikit daripada tidak sama sekali. Namun suhu SSD Kingston NV1 Gen 3 ini sedikit lebih tinggi dibanding SSD PNY CS2140 yang aku gunakan secara bersamaan. Yang satu menggunakan heatsink bawaan mobo, yang satu menggunakan heatsink Segotep M.1. Suhu yang ditunjukan oleh SSD PNY CS2140 tidak pernah melewati 50 Celsius, meski digunakan lebih dari 6 jam non stop untuk berbagai aktifitas pemrosesan file. Rata-rata di suhu 43-49 Celsius. Tapi dari berbagai review yang aku baca, SSD PNY ini memang cenderung lebih adem suhunya. Atau mungkin itu salah satu perbedaan teknologi SSD NVMe Generasi 3 dengan 4. Mungkin ya. 


SSD Kingston ini garansinya 3 tahun. Cara klaimnya adalah menunjukan unitnya, kemasannya, dan serial number pada ssd dan kemasannya tidak rusak dan harus sama. SSD ini aku padukan dengan Intel Core i5 11400, Mobo MSI B560M Mortar, RAM Kingston DDR4 16GB 3200 MHz, SSD PNY 500GB Gen 4.0, PSU Aerocool Lux 650M, di balut dengan heatsink SSD Segotep M.1 dalam casing PC Aerocool M-ATX Trinity Mini. Dari beberapa hari penggunaan untuk rendering video yang file nya pada drive di SSD ini sangat lancar dan cepat, dan loading buka file corel ukuran ratusan MB juga loadingnya cepet. SSD ini lebih banyak aku gunakan untuk menyimpan file dokumen dan file besar yang sudah selesai diproses. Karena untuk system operasi dan aplikasi yang berjalan di SSD yang satunya. Itu aja si review singkat SSD PNY CS2140 500GB Gen 4.0  x 4 ini. Oya, SSD ini juga bisa dipasang di laptop yang ada slot M.2 PCIe gen 3. Semoga setelah banyak yang mereview SSD ini harganya tidak naik. Semoga bermanfaat.    



 

 

You Might Also Like

0 comments