Pengalaman Terbang Bersama Lion Air

Sunday, March 27, 2016

Pengalaman pertamaku naik pesawat Lion Air agak kurang menyenangkan. Karena waktu pertama kali mau naik pesawat ini, jadwal penerbangannya sampai delay sekitar 90 menit. Waktu itu untuk penerbangan siang hari dari Bandara Soekarno-Hatta ke Adi Soemarmo Solo bersama rekan kerjaku karena baru pulang dari urusan pekerjaan. Apalagi waktu itu kondisi badan memang dalam posisi lelah. Jadi nunggu pesawat 90 menit di Terminal 3 agak bikin kesel. Tapi ya mau gimana lagi, karena sudah pesan tiketnya ya dinikmati aja. Karena aku pernah nunggu bus executive AKAP sampai 5 jam, jadi nunggu 90 menit ya dinikmati aja.


Tapi gara-gara naik penerbangan tersebut jadi ngerasain sih pesawatnya barunya Lion Air Boeing 737-900ER yang pesawatnya terasa lebih panjang tapi tempat duduknya entah kenapa terasa lebih sempit. Mungkin karena jumlah daya tampung penumpangnya lebih banyak dari Boeing 737-800NG. Kata rekan kerjaku keterlambatan pesawat Lion Air di bandara-bandara Indonesia yang sibuk sudah sering terjadi. Bahkan dia pernah ngalami delay lebih dari 2 jam untuk penerbangan Lion Air dengan rute yang sama.Tapi meskipun demikian masih banyak yang mau naik maskapai penerbangan ini. Ya tentu saja karena harga tiketnya terkadang cukup relative ramah di kantong.

Lion Air merupakan salah satu maskapai yang kini semakin diperhitungkan di Indonesia. Maskapai yang masih dalam satu grup dengan Batik Air dan Wings Air ini memang terkenal cukup kontroversial. Dan semakin dikenal bukan hanya karena tiket murahnya namun juga kelakuan-kelakuan oknum-oknum karyawannya, kejadian-kejadian tak terduga dengan armada pesawatnya, maupun keluhan-keluhan penumpang yang banyak di blow up di social media. Namun sepertinya pihak Lion Air memanfaatkan berita-berita tersebut cukup baik menjadi viral marketing yang membuatnya semakin banyak dikenal di masyarakat Indonesia secara positif maupun negatif.


Bahkan dunia penerbangan internasional sempat dibuat tercengang dengan belanja besar-besaran yang dilakukan Lion Air dengan membeli ratusan pesawat baru dari perusahaan pembuat pesawat Boeing, Airbus, dan ATR. Investasi yang mencengangkan berbagai pihak dan masih menjadi kontroversi sampai sekarang karena banyak orang semakin bertanya-bertanya siapa sebenarnya pemodal Lion Air, apakah hanya pemiliknya yang sekarang atau ada investor lain dibalik rencana pengembangan bisnis Lion Air yang signifikan. Hampir tiap tahun Lion Air membuka layanan rute-rute penerbangan baru dengan bertambahnya armada pesawatnya tiap tahun.  

Pengalamanku selanjutnya naik Lion Air, alhamdulillah belum pernah ngalami delay lagi. Terakhir bulan Januari yang lalu untuk penerbangan Lion Air dari Solo ke Lampung untuk mengantar mama ku pulang ke Bandar Lampung dan sekalian ngabisin jatah liburan tahun lalu yang masih sisa. Tapi bukan penerbangan langsung dari Solo ke Lampung, namun transit sekitar 2 jam di Bandara Soekarno Hatta. Jadi naik Lion Air dari Solo-Jakarta lalu penerbangan Lion Air dari Jakarta-Lampung. Harga tiketnya waktu  itu dapet sekitar 1,2 jutaan rupiah untuk dua orang di kelas ekonomi sudah termasuk bagasi, lewat pemesanan tiket pesawat secara online seminggu sebelumnya.


Untuk Solo-Lampung memang belum ada penerbangan langsung, pasti transit di Jakarta. Jadi pilihan terbaiknya aku selalu cari penerbangan transit yang masih satu maskapai, karena kalau di penerbangan sebelum transitnya delay, dan penerbangan selanjutnya gak delay, biasanya pihak maskapai akan tetap bertanggungjawab dan memindahkan ke penerbangan selanjutnya. Katanya si gitu, tapi faktanya gak tau deh. Tapi biasanya penerbangan transit dalam satu maskapai sudah diperhitungkan waktunya untuk antisipasi hal-hal soal keterlambatan. Tapi ya kurang paham juga. Alhamdulillah selama ini kalau penerbangan dari Solo-Lampung maupun sebaliknya tetep lancar, paling delay pas di bandara Soekarno Hatta.  

Waktu itu pas pesawat Lion Air Jakarta-Solo nya naik pesawat jenis Boeing 737-900ER. Sedangkan dari Jakarta-Lampung dapat jenis pesawat yang Boeing 737-800. Berangkatnya ontime sesuai jadwal sekitar jam 13.45 kayaknya, dan gak ada delay. Semua tempat duduk terisi. Take off nya terasa cukup smooth dan nyaman, cuma pas landingnya agak kurang nyaman. Penerbangan kelas ekonomi Lion Air gak dapet makan atau snack, kayak Sriwijaya Air atau Garuda jadi jangan lupa bawa cemilan kalo penerbangan agak lama atau beli sama mbak pramugari atau mas pramugaranya yang berseragam ala-ala batik khas Lion Air selama penerbangan. Penerbangan dilakukan dalam waktu sekitar 55 menit.


Sampai di Soekarno-Hatta juga ontime sesuai jadwal hanya saja agak merepotkan karena harus pindah terminal. Karena untuk penerbangan Lion Air dari dan ke Soekarno-Hatta dari Jogja dan Jawa Tengah lewatnya terminal 3 sedangkan untuk penerbangan Soekarno Hatta ke Bandara Radin Intan ada diterminal 1. Jadi setelah turun dari pesawat menuju ke ruang tunggu untuk transit lalu nunggu bus maskapai Lion Air yang akan menjemput untuk dibawa ke Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta. Tapi aku harap ini cuma sementara karena pembangunan dan perluasan Terminal 3 Soekarno Hatta yang masih terus dilakukan. Waktu nunggu bus, bus berjalan, dan jalan kaki ke area pemeriksaan sebelum ruangan boarding sekitar 30 menit. 

Setelah turun dari bus lalu jalan kaki ke area boarding Terminal 1 Soekarno Hatta yang AC nya dari dulu gak terlalu kerasa, kemudian nunggu duduk bentar dan istirahat buat ke WC dan solat Asar. Lalu 40 menit sebelum pesawat berangkat tiba-tiba ada informasi perubahan gate, tadinya jadwal digate 1 pindah ke gate berapa belas gitu yang paling ujung, jalannya cukup jauh dan bikin keburu-buru. Apa lagi mamaku kondisi kakinya memang kurang baik. Tapi ya mau gimana lagi. Akhirnya kami jalan kaki ke gate tersebut bersama para penumpang lain yang akan naik pesawat tersebut. Lalu pesawatpun diberangkatkan sesuai jadwal. Semua tempat duduk terisi. Selama di penerbangan cukup banyak terjadi turbulensi karena cuaca tidak terlalu cerah dan di sore hari. Waktu landing sangat tidak nyaman, karena tiba-tiba rasain kayak duduk di dalam mobil dalam kecepatan tinggi kemudian ada polisi tidur yang tinggi tapi tetap dilibas dengan kecepatan tinggi. Kebayang kan? Tapi Alhamdulillah yang penting selamat sampai tujuan. Sampai di Bandara Radin Inten Lampung sekitar jam 5 sore sesuai jadwal. Aku sekitar seminggu di Bandar Lampung kemudian berangkat lagi ke Solo dengan penerbangan Sriwijaya Air untuk rute Lampung-Solo yang juga pake transit.     


You Might Also Like

0 comments