Pengalaman Terbang Bersama Batik Air

Sunday, January 24, 2016

Maskapai penerbangan Batik Air merupakan salah satu maskapai penerbangan yang bisa dibilang masih baru di Indonesia meskipun di kelola oleh perusahaan penerbangan yang sudah cukup lama di Indonesia yaitu Lion Air Group. Belum terlalu banyak rute penerbangan yang dilayani dengan maskapai ini. Namun sepertinya akan terus bertambah. Kebanyakan masih penerbangan dengan rute-rute domestic yang cukup ramai dan ada beberapa rute ke negera tetangga. Livery Batik pada badan pesawat menjadi salah satu ciri khas utama maskapai ini dari luar. Maskapai ini sepertinya menyasar segmen pengguna penerbangan yang ingin mendapatkan kenyamanan pesawat sedikit lebih baik dibandingkan pesawat kelas ekonomi atau maskapai-maskapai low cost lain yang marak di Indonesia. Bisa dilihat dari bagian dalam pesawatnya, pelayanannya, dan juga harga tiket pesawatnya.




Aku pertama kali menggunakan jasa penerbangan Batik Air untuk rute Solo-Jakarta dengan kelas ekonomi tahun lalu. Waktu itu kalau tidak salah harga tiket Batik Air Solo-Jakarta dapat di harga sekitar 800 ribu rupiah untuk dua orang. Pesannya satu minggu sebelum keberangkatan. Aku melakukan perjalanan untuk urusan pekerjaan bersama rekan kerjaku di kantor. Kami berangkat pada Senin sore dari Bandara Adi Sumarmo Solo dan turun di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Cuaca tidak terlalu cerah sore jelang malam itu, kami check in sesuai jadwal di loket check in Bandara Adi Sumarmo Solo. Loket check in nya barengan sama loket Wings Air dan Lion Air karena maskapai ini masih satu grup. Namun yang saya bingung kenapa jadwal keberangkatan yang dipasang pada tiket pemesanan kami secara online berbeda dengan jadwal keberangkatan ketika check in. Beda 15 menit. Tapi ya sudahlah, kami mengikuti saja jadwal yang tertulis. Oya, buat yang kira-kira dalam perjalanan sebelum check in terburu-buru, tersedia web check in di website resmi Batik Air.

Lalu kami menuju area boarding penerbangan lokal di lantai atas untuk menunggu pesawat. Dan ternyata pesawat masih dalam perjalanan, belum sampai di bandara. Tidak lama setelah itu pesawat Batik Air yang akan kami tumpangi tiba. Setelah menurunkan para penumpangnya, kami pun kemudian bersiap dan antri memasuki pesawat setelah petugas memanggil. Begitu memasuki pesawat disambut senyum cantik pramugarinya dan kami mencari tempat duduk kami yang berada di bagian tengah. Barisan depan tempat duduknya untuk para penumpang kelas bisnis. Dimana tempat duduknya terlihat lebih lebar dan jarak antar kursipun lebih lebar dari barisan kursi kelas ekonomi. Antara barisan tempat duduk ekonomi dan bisnisnya hanya dipisahkan sekat plus tirai gorden. Yang jelas harga tiketnya sudah berbeda. Untuk barisan kursi kelas ekonomi Batik Air terbilang sedikit lebih lega dibandingan barisan kursi kelas ekonomi di pesawat Lion Air, Air Asia, maupun Sriwijaya Air.  


Seperti biasa ketika pesawat akan diberangkatkan, para pramugari Batik Air akan memperagakan penggunaan peralatan standar keselamatan penerbangan. Pramugarinya terlihat cantik-cantik dengan wajah khas wanita cantik Indonesia dibandingkan pramugari Lion Air dan Wings Air, dengan baju semacam gaya kebaya putih casual dan rok batik panjangnya. Sayangnya, di beberapa bagian terlihat ketat dan agak transparan dan belahan rok batiknya cukup panjang. Agak bikin gagal fokus sebentar. hahaha. Waktu penerbangan juga lihat ada beberapa pria yang ngajak kenalan dengan mereka dengan modus awal pura-pura ke toilet atau tanya hal-hal gak penting. Ya namanya juga mereka usaha kali ya. Hahaha. Pesawat berangkat ontime sesuai jadwal dan lama penerbangan sekitar 55 menit. Take off nya cukup smooth dibandingkan take offnya Lion Air. Liat di rak kursi, penerbangan kali ini menggunakan pesawat Boeing 737-800NG yang usia pesawatnya sekitar 2-3 tahun. Seperti biasa, aku kepo dengan isi majalah-majalah yang ada kursi pesawat. Ya siapa tau ada space iklan bagus. #eh 

Aku duduk disebelah bapak-bapak yang bekerja di BUMN minyak. Katanya, dia cukup sering menggunakan Batik Air untuk bolak-balik Solo- Jakarta. Semenjak ada Batik Air dan Citilink dia lebih sering menggunakan kedua jasa penerbangan ini terutama yang turun di bandara Halim Perdana Kusuma karena rumahnya di Jakarta hanya sekitar 30 menit dari Bandar Halim Perdana Kusuma. Di semua kursi pesawat Batik Air sudah ada layar monitor LCD touch screen yang dapat dimanfaatkan untuk mengisi kejenuhan selama penerbangan kalau lagi males tidur. Isinya kebanyakan acara-acara TV kabel yang sudah direkam dalam datanya. Ada pula film-film terbaru dan video-video lucu di dalamnya.


Sudah terdapat jack audio standar jika ingin mendengarkan tayangannya lebih baik. Tapi headset nya gak disediain, jadi silahkan manfaatkan headset dari handphone yang masih di bawa. Jangan lupa untuk mematikan handphone Anda selama penerbangan agar tidak mengganggu sistem navigasi pesawat. Di bagian rak kursi juga terdapat majalah-majalah, kantung muntah, dan petunjuk keselamatan penerbangan. Gak dapat snack selama penerbangan untuk kelas ekonominya, tapi kalo mau beli bisa ke pramugarinya.

Sampai di Bandara  Halim Perdana Kusuma sekitar abis magrib dan ontime, landing-nya pun cukup smooth. Tapi rasanya lebih smooth waktu landing dengan jenis pesawat yang sama di Bandara Solo waktu naik Sriwijaya Air. Namun, ini pertama kalinya aku landing di Bandara Halim Perdana Kusuma. Mungkin karakter landasannya, kondisi udara waktu landing, pilotnya, atau faktor lain mungkin. Sampai di Bandara Halim disuguhi dengan pemandangan berbagai pesawat militer dan carter yang baru landing atau sedang bersiap take off. Karena ini sebenarnya Bandara militer dan bandara pendukung, jadi aku gak heran kalau fasilitasnya tidak selangkap di Soekarno-Hatta. Tapi nyari taksinya enak, dari pintu keluar kita tinggal milih mau naik taksi apa. Dan gak banyak supir taksi yang maksa-maksa. Lalu kami pilih taksi argo favorit kami dan menuju hotel yang sudah kami booking sebelumnya.      


You Might Also Like

0 comments