Candi Plaosan merupakan salah satu candi yang berada tidak jauh dari kompleks candi prambanan. Kompleks candi plaosan terbagi menjadi dua yaitu candi plaosan lor dan candi plaosan kidul yang terletak di dukuh plaosan, Klaten, Jawa Tengah.  Namun candi ini biasanya sering terlewatkan oleh wisatawan lokal yang berkunjung ke candi prambanan. Menurut petugas jaga di candi plaosan lor, dia lebih sering melihat rombongan wisatawan asing yang berkunjung ke candi ini dibanding rombongan wisatawan lokal. Tapi semakin banyaknya para wisatawan yang memposting foto candi ini di social media, membuat banyak wisatawan lokal dari berbagai daerah datang ke candi ini. Tapi bukan rombongan dalam jumlah yang banyak seperti di candi prambanan atau borobudur. 

Akses jalan untuk menuju komplek candi plaosan cukup mudah. Ada beberapa jalan yang bisa ditempuh. Namun yang paling mudah jika dari arah Jogja, setelah pertigaan lampu merah jalan raya depan candi prambanan, terus saja sampai ketemu perempatan lampu merah lagi. Lalu belok kiri ikuti petunjuk jalan ke candi plaosan, terus aja sampai ada petunjuk jalan lagi candi plaosan untuk belok kanan. Terus ikuti saja karena dari situ candi sudah terlihat. Di bagian luar candi ada juga parkiran yang dikelola oleh penduduk sekitar. 

Aku pertama kali ke candi plaosan lor sekitar tahun 2006. Namun waktu itu kondisi candi nya masih dalam tahap pemugaran kembali, namun dari jauh hanya seperti tumpukan batu yang kurang terurus. Namun setelah dilakukan pemugaran secara bertahap, bentuk candi ini mulai terlihat indah dilihat dan mulai banyak pengunjungnya. Sampai akhirnya beberapa tahun lalu lewat candi ini sore hari untuk melihat matahari terbenam disini. Mau masuk ke area candi, namun jam 5 gerbang masuknya sudah ditutup. Jadi cuma liat dari luar. Beberapa waktu yang lalu aku sengaja mampir ke candi ini untuk melihat bagian dalamnya. Tidak perlu membayar alias gratis untuk masuk ke area candi ini. Belum kali ya, mungkin kalo nanti restorasinya selesai total bakalan dikelola management yang lebih serius dan dipungut untuk retribusi masuknya. 

Candi Plaosan dibangun sekitar abad ke 9 pada era Kerajaan Mataram Kuno. Candi Plaosan Lor letaknya terpisah dari candi plaosan kidul berjarak sekitar 100 meter. Candi plaosan lor ini memiliki dua bangunan candi utama yaitu candi yang terletak di sebelah kiri (di sebelah utara) dinamakan Candi Induk Utara dengan relief yang menggambarkan tokoh-tokoh wanita, dan candi yang terletak di sebelah kanan (selatan) dinamakan Candi Induk Selatan dengan relief menggambarkan tokoh-tokoh laki-laki. Ada pohon yang berusia tua di dalam kompleks candi ini. Terdapat pula altar-altar, patung, dan stupa di candi plaosan lor ini. Beberapa candi kecil yang mengelilingi candi utama masih belum direstorasi secara total, jadi hanya terlihat tumpukan batu. Namun candi ini sudah cukup asik untuk tempat foto-foto terutama pada pagi dan sore hari. 

Pas tempo hari kesini, ada beberapa pasangan yang sedang melakukan foto prewedding disini dan juga ada juga yang bikin foto keluarga berkonsep. Bagi yang motret atau take video pake drone di kawasan ini harus memiliki ijin menerbangkan drone. Karena area di atas candi ini merupakan jalur lalu lintas penerbangan padat di jogja. Hampir tiap jam kita bisa melihat pesawat yang melintas di atas candi ini. Aku juga memotret arsitektur candi ini dari berbagai sudut dengan kameraku. Bahkan, aku dikira tukang foto keliling di candi ini oleh salah satu pengunjung. Katanya, "Mas, kalo mau foto sekalian cetaknya berapa mas?" hahaha. Aku cuma bisa menjawab, "Maaf bu saya buka fotografer, cuma kebetulan punya kamera dan jalan-jalan kesini". Bukan pertama kali si kejadian seperti ini waktu lagi jalan-jalan. Jadi ya udah gak kaget. Yang jelas buat kamu agent travel dan traveler jangan lupa untuk memasukan candi ini ke dalam salah satu tujuan wisata kamu jika akan berkunjung ke area prambanan. Semoga bermanfaat.     

Mungkin masih banyak yang mengira bahwa Situs Ratu Boko adalah sebuah candi, termasuk aku sendiri. Namun begitu mengunjungi tempat ini kita akan mengetahui bahwa tempat ini bukanlah hanya sebuah candi, melainkan sebuah peninggalan sejarah reruntuhan kompleks istana yang terdiri atas berbagai bangunan maupun bagian. Hanya saja sekarang tinggal puing-puingnya. Komplek istana ratu boko ini cukup luas dan masih terus dilakukan pemugaran sampai sekarang secara perlahan. Untuk menuju candi ini aksenya cukup mudah. Dari terminal prambanan ke arah tenggara ke pintu rel kereta api kemudian terus saja mengikuti jalan tersebut sampai nanti di kiri jalan ada papan penunjuk jalan ke arah ratu boko. 

Papan petunjuk pertama sebenarnya ditujukan bagi pengunjung dengan kendaraan bus medium dan juga bus ukuran besar karena memiliki tempat parkir yang luas. Kemudian bisa naik lewat anak tangga yang cukup tinggi ke area situs ratu boko. Sedangkan untuk kendaraan yang lebih kecil, bisa ikuti petunjuk jalan berikutnya yang tidak jauh dari petunjuk arah sebelumnya, belok kiri, lalu akan masuk wilayah permukiman warga. Ikuti terus petunjuk jalannya, sampai kemudian jalan mulai menanjak dan masuk ke area parkir situs istana ratu boko bagi kendaraan roda dua dan roda empat.

Situs bersejarah Ratu Boko terletak di sebuah bukit pada ketinggian 196 meter di atas permukaan laut. Sehingga view panorama dari beberapa sudut di tempat ini cukup indah dan luas. Secara administratif, situs ini berada di wilayah dua Dukuh, yakni Dukuh Dawung, Desa Bokoharjo dan Dukuh Sumberwatu, Sleman, Jogjakarta. Keseluruhan luas kompleks ini mencapai 250.000 m² yang terdiri dari empat bagian: Tengah, barat, tenggara dan timur. Di bagian-bagian tersebut terdapat bangunan-bangunan yang melengkapi kompleks istana. Kompleks istana ini justru hanya memiliki sedikit candi. Nama "Ratu Boko" konon berasal dari legenda masyarakat setempat atau cerita yang bersifat turun-temurun. Ratu Boko (bahasa Jawa, arti harafiah: "raja bangau") adalah ayah dari Loro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama pada kompleks Candi Prambanan. Kompleks bangunan ini dikaitkan dengan legenda rakyat setempat yaitu Loro Jonggrang.

Di bagian tengah kompleks ini kita akan menjumpai gapura utama sebagai pintu masuk kompleks, lapangan, kolam, paseban dan candi pembakaran. Mungkin bagian bangunan ini bisa dibilang yang paling fotogenik di antara puing-puing reruntuhan lain di situs ratu boko ini. Di bagian tenggara meliputi pendopo, beberapa balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Di kompleks ini juga terdapat goa batu yang terletak di bagian timur. Sedangkan bagian barat kompleks hanyalah berupa perbukitan. Informasi ini bisa dilihat pada keterangan dan peta penunjuk arah yang ada di berbagai titik di kompleks situs Ratu Boko ini.

Pada tahun 1995 Candi ini dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia oleh UNESCO. Sehingga Situs Ratu Boko ditata ulang pada beberapa tempat untuk dapat dijadikan tempat pendidikan dan kegiatan budaya. Terdapat bangunan tambahan di muka gapura, yaitu restoran dan ruang terbuka (Plaza Andrawina) yang dapat dipakai untuk kegiatan pertemuan dan perjamuan, dengan pemandangan ke arah utara (kecamatan Prambanan dan Gunung Merapi). Selain itu, pengelola menyediakan tempat perkemahan dan trekking, paket edukatif arkeologi, serta pemandu wisata.

Pemerintah memasukkan kompleks Situs Ratu Boko ke dalam otoritas khusus, bersama-sama dengan pengelolaan Candi Borobudur dan Candi Prambanan ke dalam satu BUMN yang bernama PT. Taman Wisata Candi. Sehingga fasilitas pendukung di tempat ini cukup memadai. Masuk ke kompleks situs ini kita harus membayar sekitar 25 ribu - 30 ribu rupiah untuk wisatawan domestik. Kalo ingin lebih murah katanya mending beli tiket terusan di candi prambanan, nanti juga dapet fasilitas antar jemputnya dari dari prambanan-ratu boko dan sebaliknya. Tapi aku belum pernah coba si. Jika kita masuk di atas jam 3 sore harga tiket masuknya akan lebih mahal lagi. Karena view sunset adalah salah aset yang ditawarkan pengelola area ini untuk menarik pengunjuk. Mungkin di internet atau sosial media kita sudah banyak melihat foto-foto indah di ratu boko ketika sunset. 

Aku sendiri beberapa hari yang lalu kesini cuma iseng aja, karena aku memang belum pernah masuk ke candi ini. Terakhir kesini sekitar 2 tahun lalu cuma sampe parkiran, gak jadi masuk karena tiba-tiba males mau explore area ini. Sampai akhirnya beberapa waktu yang lalu ditengah hari yang cukup terik aku mengelilingi bagian dalam area ratu boko ini. Cukup melelahkan sebenernya, karena area candi cukup luas. Apalagi karena akhir pekan, jadi banyak sekali pengunjungnya. Agak boring si sebenernya, karena pemandangannya cuma taman, orang-orang berfoto, dan puing-puing. 

Lebih tertarik dengan sejarah tempat ini sebenernya atau tadinya aku berharap ada maket tentang bentuk istana ini secara lengkap di masa lampau. Tapi ternyata penelitian tentang tempat ini belum bisa mengungkapkan seperti apa detil sejarah mengenai tempat ini dan juga gambaran bentuk lengkap dari bangunan istana ratu boko. Mungkin spot favorit ku di area ratu boko adalah di bawah pohon besar dengan kursi taman yang terasa sejuk dan enak buat berteduh. Sekitar jam 3 sore aku kemudian keluar dari area ratu boko karena ingin menuju candi plaosan lor. Mau nunggu sunsetnya agak males, karena semakin sore pengunjung semakin ramai dan makin kurang nyaman buat motret dan menikmati sunset disini. Tapi aku berharap lain kali bisa kesini lagi untuk motret dan menikmati matahari terbenam di situs ratu boko ini. 

Tripod menjadi salah satu alat pendukung yang diperlukan bagi para pengguna kamera foto dan video terutama mereka yang lebih serius ketika mengambil foto dan video. Meski tidak semua orang yang memiliki kamera foto maupun video menggunakannya, namun terkadang ada saat dimana para pengguna tersebut membutuhkan tripod yang digunakan untuk mengabadikan momen tertentu, khususnya bagi para pengguna kamera DSLR. Karena terkadang ada teknik foto tertentu atau kondisi tertentu dimana tripod diperlukan. Ada berbagai jenis tripod dan macam penggunannya. Namun secara umum, menurut wikipedia, tripod atau kaki tiga dalam fotografi adalah alat untuk membantu agar badan kamera bisa berdiri dengan tegak dan tegar. 

Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kelelahan fotografer dalam mengambil gambar dan mengurangi noise yang ditimbulkan oleh guncangan tangan fotografer. Selain itu, tripod juga biasanya digunakan untuk membantu teknik foto, seperti long exposure, light trails, bulb, slow speed, maupun teknik lain yang membutuhkan kondisi agar kamera dalam posisi stabil. Ketika masih awal belajar fotografi dengan kamera SLR maupun DSLR, aku sendiri beli tripod supaya bisa mencoba berbagai teknik fotografi yang aku pelajari waktu kuliah. Aku masih ingat, belinya waktu itu di pameran komputer di JEC, merek Excell dengan harga 125 ribu rupiah pada tahun 2006, masih awet sampe tahun 2015 kemaren. Lalu aku pindah tangankan ke teman ku yang juga suka fotografi, karena aku membeli tripod baru. 

Beberapa waktu yang lalu aku juga dimintai tolong kenalanku untuk mencari tripod yang sesuai dengan budget. Kebetulan di kantor juga butuh tripod murah untuk membantu take video. Akhirnya aku coba cari tau di internet, toko online, dan toko kamera di sekitar tempat tinggalku. Dari sini aku lihat berbagai macam seri tripod, range harga, dan segmen tripod ini dari segi harga, fitur, dan kualitasnya. Misalnya kalo dari range harga sekian sampe sekian, seri apa saja yang recomended, kalo yang bahan X misalnya, harganya berapa. Malah jadi keasyikan sendiri. Tapi kalo disuruh milih tripod kamera yang recomended dengan harga di bawah 200 ribu rupiah, aku akan memilih salah satu dari 4 seri tripod berikut. 

Excell Promoss

Tripod Excell mungkin namanya lebih familiar di kalangan pengguna tripod entry level. Aku menemukan ada dua seri Tripod Excell Promoss, yaitu Excell Promoss dan Excel Promoss SLR. Yang akan aku bahas disini yang seri standar, karena harganya dibawah dua ratus ribu rupiah. Excell Promoss standar, dibanderol dengan harga sekitar 145 ribu - 185 ribu rupiah (tergantung toko dan wilayah). Material tripod ini terbuat dari alumunium ringan dikombinasikan dengan plastik. Ya namanya juga tripod entry level light weight. Sudah ada waterpass sederhana juga di tripod ini. Sudah ada tuas pegangan untuk menggerakan head tripod yang akan berguna ketika mengambil video dengan kamera. Dalam paket penjualannya, kita bisa mendapatkan unit tripodnya dan tas tipis atau case untuk tripod ini. Berat maksimal yang bisa ditampung tripod ini hanya sekitar 2,5 kg. Panjang tripod ketika belum dipanjangkan kaki-kakinya adalah 56 cm. Beratnya hanya sekitar 0,9 kg. Tinggi maksimal tripod ini 136 cm dan tinggi minimalnya 54 cm. Pada ujung kaki tripod terdapat bahan karet agar tripod ini lebih stabil. Seorang teman di kantor tempatku bekerja juga memiliki tripod ini.

Weifeng WT-330A 

Namanya mungkin sedikit tidak terlalu familiar di kita. Namun tripod ini memiliki kualitas dan desain yang sangat mendekati dengan Excell Promoss namun harganya sedikit lebih murah. Tripod Weifeng WT-330A dibanderol dengan harga sekitar 120 ribu - 160 ribu rupiah (tergantung toko dan wilayah). Material tripod ini terbuat dari alumunium ringan dikombinasikan dengan plastik. Sudah ada waterpass sederhana juga di tripod ini. Sudah ada tuas pegangan untuk menggerakan head tripod yang akan berguna ketika mengambil video dengan kamera. Tinggi maksimal tripod ini 134 cm dan tinggi minimalnya 54 cm. Berat maksimal yang bisa ditampung tripod ini hanya sekitar 2,5 kg. Panjang tripod ketika belum dipanjangkan kaki-kakinya adalah 51 cm. Beratnya hanya sekitar 0,73 kg. Untuk seri ini, Weifeng WT-330A black katanya memiliki memiliki finishing dan tampilan yang lebih baik dari yang silver. Dalam paket penjualannya, kita bisa mendapatkan unit tripodnya dan tas tipis atau case untuk tripod ini

Somita ST-3520

Somita Tripod ST-3520 dirancang dengan sistem 3-way panhead dan bagian kaki yang memiliki 3 bagian berbahan karet untuk menopang agar lebih kokoh dan stabil. Tripod Somita ini cukup compact dan ringan sehingga cukup memudahkan saat membawanya bepergian. Meskipun terasa ringan, namun tripod ini terasa sedikit lebih kokoh ketika dipegang dibandingkan Excell Promoss standar maupun Weifeng WT-330. Material tripod ini terbuat dari alumunium ringan dikombinasikan dengan plastik. Bisa dimaklumi, namanya juga tripod entry level. Tripod Somita ini dijual dengan harga sekitar 165 ribu sampai dengan 195 ribu rupiah (tergantung toko dan wilayah). 

Pada bagian ujung tengah bawah tripod ini terdapat pengait, jika user ingin menambahkan pemberat pada tripod ini untuk menyetabilkan. Ada pula pegangan pada body tripod yang memudahkan ketika membawa atau memindahkan tripod ini. Sudah ada waterpass sederhana juga di tripod ini. Dalam paket penjualannya, kita bisa mendapatkan unit tripodnya dan tas tipis atau case untuk tripod ini. Tinggi maksimal tripod ini 140 cm dan tinggi minimalnya 55 cm. Panjang tripod ketika belum dipanjangkan kaki-kakinya adalah 56 cm. Beratnya hanya sekitar 0,9 kg. Berat maksimal yang bisa ditampung tripod ini hanya sekitar 3 kg. Aku sendiri akhirnya membeli seri ini untuk kebutuhan di kantor tempatku bekerja. 

Takara Eco-193a 

Tripod Takara ini merupakan tripod yang juga dirancang dengan sistem 3-way panhead dan bagian kaki yang memiliki 3 bagian berbahan karet untuk menopang agar lebih kokoh dan stabil. Beratnya hanya sekitar 0,9 kg. Meski terasa ringan, namun tripod ini terasa sedikit lebih kokoh ketika dipegang dibandingkan Excell Promoss standar. Mirip dengan tripod Somita ST-3520. Material tripod ini terbuat dari alumunium ringan dikombinasikan dengan plastik. Bisa dimaklumi, namanya juga tripod entry level. Tripod Takara ini dijual dengan harga sekitar 140 ribu sampai dengan 185 ribu rupiah (tergantung toko dan wilayah). Pada bagian ujung tengah bawah tripod ini terdapat pengait, jika user ingin menambahkan pemberat pada tripod ini untuk menyetabilkan. Pada dua sisi kaki tripod ini, terdapat bahan busa agar tidak licin ketika dipegang. Tinggi maksimal tripod ini 140 cm dan tinggi minimalnya 54 cm. Panjang tripod ketika belum dipanjangkan kaki-kakinya adalah 56 cm. Beratnya hanya sekitar 0,9 kg. Berat maksimal yang bisa ditampung tripod ini hanya sekitar 3 kg. Dalam paket penjualannya, kita bisa mendapatkan unit tripodnya dan tas tipis atau case untuk tripod ini.

Tripod-tripod di atas bisa digunakan sebagai tripod untuk kamera digital pocket, prosumer, handycam, DSLR, mirrorless, dan camera action maupun ponsel. Tinggal ditambahkan holder yang sesuai dengan gear yang digunakan. Asalkan tidak melebihi berat maksimal. Jika tidak bisa ditemukan di toko-toko kamera, tripod-tripod tersebut bisa dipesan dengan mudah secara online di bukalapak, tokopedia, lazada, maupun semacamnya. Tinggal pilih seller yang terpercaya. Kamera DSLR dengan body dan lensa yang berat tidak cocok menggunakan tripod-tripod tersebut. Penggunaan tripod ini untuk memotret long exposure di pantai atau di sungai juga tidak disarankan karena tripod terlalu ringan dan kurang stabil serta mudah terguncang terkena arus air. Kecuali ditambahkan pemberat pada tripod pada posisi yang tepat. Tripod ini juga tidak cocok bagi user yang menginginkan tripod yang bisa dimasukan ke backpack. Kecuali backpack nya mempunyai panjang minimal 60 cm. Namun sangat jarang backpack/tas dengan ukuran tersebut, kecuali tas gunung. Karena ada pilihan jenis tripod lain untuk yang ukurannya lebih pendek, atau ada juga yang bisa dilipat dengan panjang lebih pendek dan dimasukan ke dalam tas backpack standar. Semua tergantung kebutuhan dan budget yang tersedia untuk membeli tripod yang sesuai kebutuhan. Itu aja si, aku juga masih banyak belajar soal kamera dan tripod ini. Semoga bermanfaat.       

Kemudian kami membayar tiket masuk lima ribu rupiah per orang di gerbang masuk pantai ini. Dari tempat ini kita bisa mendapati pemandangan pelabuhan kecil, kebun, laguna buatan, pepohonan dan gundukan pasir berwarna hitam yang sedang di keruk dan diangkut truk-truk pasir. Ketika akan sampai parkiran, mulai terlihat pantainya dan tetrapod pemecah ombak yang menjadi salah satu ciri khas pantai ini. 

Setelah parkir, kami kemudian berjalan ke arah pantai yang banyak tetrapodnya. Terdapat semacam laguna di pantai ini. Di laguna pantai ini airnya lebih tenang, tidak ada ombaknya, dan katanya disitu kita bisa bermain kano atau perahu kecil yang dikayuh. selain itu aman bagi yang bawa anak-anak untuk bermain air. Meskipun pas kemaren sampai sana, aku sama sekali gak liat ada yang main kano dan pantai tidak terlalu ramai meskipun akhir pekan.

Di pantai ini kita akan melihat pemandangan rekayasa pantai yang dilakukan pada pantai ini terutama untuk mengurangi laju ombak besar di pantai Glagah dengan tetrapod berukuran besar yang jumlahnya ratusan, bahkan mungkin ribuan kali ya (ada gak ya? gak ngitung soalnya). Sehingga terdapat area di pantai ini yang ombak pantainya tidak terlalu besar karena sudah melewati tetrapod dan pemecah ombak yang dipasang di pantai ini. Pemandangan deretan tetrapod menjadi pemandangan unik sendiri terutama ketika tetrapod di terjang ombak besar. Banyak yang duduk dan menikmati pemandangan disini namun ada juga yang sambil berfoto. Banyak juga orang yang datang kesini untuk memancing ikan. 

Fasilitas di Pantai Glagah ini cukup lengkap, dari tempat parkir, kamar mandi, penjual makanan, oleh-oleh, persewaan kapal, bahkan katanya ada wisata kebun di area glagah, tapi aku gak ngecek sebelah mana. Sayangnya kebersihan dan kerapiannya kurang terjaga. Aku sendiri udah keasyikan nikmati deburan ombak di pantai ini, dan angin yang berhembus cukup menyejukan sambil motret di pantai ini. Sayangnya cuaca yang awalnya cerah ketika kami datang, kemudian berubah menjadi mendung yang gelap. Sehingga matahari terbenamnya tidak terlihat. Tapi gapapa si, udah cukup puas bisa refreshing kesini. Bagi pengunjung yang datang ke pantai ini, diharapkan lebih hati-hati, karena ombak besar bisa-bisa datang tiba-tiba apalagi jika sedang bermain di bibir pantai dengan bagian ombak yang besar atau sedang berfoto di sekitar tetrapod yang dekat dengan ombak. Kami kemudian kembali ke Jogja sekitar jam 18.00. Lalu cari makan di Wirobrajan karena udah laper banget. Itu aja si. Semoga bisa balik lagi ke pantai ini untuk hunting sunset.