Pengalaman Menginap di Paras Paros Marina Lodge Bali

Thursday, September 07, 2017

Minggu lalu aku akhirnya mengunjungi juga pulau Bali setelah berkali-kali bikin rencana gak jadi. Akhirnya kesana mendadak tanpa banyak rencana yang detil berangkat sendiri backpackeran ke Bali. Dan salah satu tujuan utama ku adalah menikmati senja dan mentari pagi di Pulau Serangan Bali dan salah satu titik lokasi terbaik di pulau Serangan untuk kedua hal ini adalah di Paras Paros Marina Lodge Bali. Setelah tahun lalu gak sengaja liat foto sunrise di pulau Serangan dari salah satu fotografer bali di internet dan juga search tentang penginapan di Pulau Serangan maka penginapan ini adalah salah satu yang paling di rekomendasikan saat ini. Jadi begitu ada kesempatan, aku pun sengaja untuk menginap disini. Aku sendiri lebih suka menyebut tempat ini penginapan, bukan hotel maupun resort. Karena memang tempatnya santai dan casual banget, gak terlalu luas, jumlah kamarnya pun hampir sama dengan kost an ku jaman masih kuliah. 


Untuk menuju tempat ini cukup mudah sebenarnya, tinggal ikuti google map maka akan mudah. Yang penting sampai Pulau Serangan dulu. Hanya saja kemaren itu adalah pertama kali aku ke Bali, jadi masih bener-bener belum tau seperti apa jalanan disana. Jadi begitu landing di Bandara Ngurah Rai, sambil nunggu motor yang aku sewa diantar, aku mapping dulu jalan kesana dan mana aja yang harus dilewati. Ada dua opsi sebenarnya kalo mau ke Paras Paros dari Bandara Ngurah Rai, lewat jalan lingkar atau baypass atau lewat jalan tol Bali Mandara. Namun karena aku masih pertama ke Bali, jadi sengaja cari jalan yang rame dulu sambil nyasar-nyasar dikit biar inget jalannya, gak terlalu mikir untuk lewat jalan tol yang lebih cepat.  


Aku landing di Bandara Ngurah Rai sekitar jam 3 sore dan nunggu motor sewaan sekitar 1 jam. Sampai di Paras Paros sekitar jam 16.30 WITA lalu check in dan minta kamar yang di lantai 3. Parkir depannya tidak terlalu luas, jalan depan hotel pun cukup sempit namun sudah diaspal dan langsung pinggir laut. Aku booking kamar standar di penginapan ini lewat booking online sehari sebelumnya, ya namanya juga mendadak. Karena waktu coba booking by phone, ternyata rate kamarnya standarnya jauh lebih mahal dari yang tercantum di online. Harga normal kamar standarnya untuk satu malam di hari biasa, bisa dapat kamar standar di hotel bintang 4 di Semarang atau Jogja. 


Kamar standarnya pun biasa saja, sangat simple dan tidak terlalu luas, apalagi kamar mandinya. Sudah ada AC, saluran tv kabel standar, namun tidak ada pemanas air minum. Tapi kamarnya sangat bersih dan cukup wangi. Mirip sekali dengan salah satu hostel di Jogja yang pernah aku inapi, namun harganya tidak ada seperempatnya untuk semalam dibandingkan di Paras Paros. Kamarnya pun kurang kedap suara, jadi suara yang naik turun tangga dari bangunan dengan 3 lantai ini terkadang cukup terdengar. Penginapan ini dekat dengan restaurant sea food dan juga semacam penangkaran penyu yang berada di Pulau Serangan ini.  


Untuk kamar di lantai satu pemandangannya adalah kolam renang kecil dan ruangan santai dan ruangan makan di Paras Paros Marina Lodge ini. Jadi memilih kamar di lantai 2 dan 3 di penginapan ini menurutku adalah opsi paling tepat, karena pemandangan sunrisenya di pagi hari cukup menarik. Karena kemaren belum weekend, jadi tamu yang menginap di penginapan ini tidak terlalu banyak, hanya beberapa kamar yang terisi. Tentu saja alasan kenapa orang datang ke tempat ini adalah suasana dan pemandangan dari atap penginapan ini yang bisa dibilang gak di semua tempat bisa kita dapat. Dari sini kita bisa menikmati pemandangan matahari terbenam pada sore hari, dan juga pemandangan matahari terbit pada pagi hari dengan angin laut yang segar dan jauh dari kebisingan kota plus pemandangan perahu dan kapal yang bertebaran. 


Untuk menikmati pemandangan dari atap Paras Paros Marina Lodge tidak harus menginap disini, tapi bisa juga hanya sekedar nongkrong atau bersantai juga bisa di restaurant yang santai ini. Hanya saja untuk pemandangan paginya tidak bisa, karena restoran belum buka. Namun dari siang hingga malam hari, restaurannya dibuka untuk umum dengan menu ala-ala di kafe. Waktu itu sempat bertanya kepada resepsionisnya, apakah makanan dan minuman yang mereka sajikan halal? Mereka menjawab bahwa mereka tidak tau standar makanan halal itu seperti apa. Yang mereka sajikan menu makanan pada umumnya di daerah Bali. Tapi disini aku suka kejujuran mereka yang mengatakan yang sebenarnya dibandingkan mereka berbohong. Namun, seandainya mereka tau, pasti pelayanan yang baik bisa ditingkatkan lebih baik lagi. 


Aku check out sekitar jam 10 pagi kemudian bersiap menuju daerah Nusa Dua. Kalo ditanya bakal balik lagi ke penginapan ini atau gak, maka aku akan bilang mau balik lagi kesini walaupun cuma nongkrong di lounge nya. Pemandangan disini bukan pemandangan yang bisa didapat dengan mudah di tempat lain di Indonesia. Semoga bisa balik lagi kesini. Itu aja, semoga bermanfaat. 
               

You Might Also Like

0 comments