Benteng Portugis Jepara

Monday, May 08, 2017

Setelah check out dari hotel yang kami inapi di tengah kota Jepara, kemudian kami menuju pantai Bandengan Jepara. Namun disana kami tidak terlalu lama, hanya berkeliling di area pantai dan niat mau nyebrang ke pulau Panjang kami urungkan karena pengunjung pantai sedang ramai. Jadi kami coba cari alternative lain mengunjungi tempat wisata lain di Jepara, lalu browsing sebentar dan akhirnya kami putuskan ke Benteng Portugis dan kalo sempat ke air terjun Songgolangit. Kemudian cek google map, kami berkendara menuju Benteng Portugis Jepara. Sekali-kali pergi ke pantai yang ada wisata sejarah nya. Waktu tempuhnya sekitar lebih dari 1 jam dari kota Jepara ke Benteng Portugis ini. Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara dan hanya dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi, karena sepertinya belum ada ada rute transportasi umum ke situs bersejarah ini.


Sepanjang perjalanan disuguhkan dengan beberapa titik-titik persawahan dengan pemandangan yang menarik dan juga perkebunan karet yang sejuk dengan jalan berlikunya yang mulus. Namun beberapa kilometer menjelang area benteng banyak jalannya yang berlubang. Tidak perlu takut kesasar menuju benteng ini, karena petunjuk jalan cukup lengkap dari kota Jepara sampai ke Benteng Portugis ini atau tinggal mengikuti google map kalo masih bingung juga. Kami sampai disini sekitar jam 11 siang, dan cuaca sangat cerah dan cukup terik. Parkiran disini sangat luas jadi biasa dimanfaatkan para komunitas otomotif untuk gathering atau acara tertentu disini. Ketika sampai kita akan disambut sebuah bangunan besar yang seperti tembok benteng, namun sebenernya ini bukan lah bentengnya, hanya gerbang masuk atau keluar untuk para pengunjung area wisata ini dan juga dijadikan loket dan juga dijadikan panggung musik. Karena benteng yang sesungguhnya berada di dalam komplek ini.


Sebelum masuk, pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk yang memiliki tarif yang berbeda-beda untuk anak-anak dan orang dewasa, untuk hari biasa dan akhir pekan atau musim liburan. Tapi masih cukup murah kok. Setelah itu kita mulai masuk ke area wisata ini dengan berjalan kaki. Di dekat pintu masuk menuju area pantai terdapat penginapan atau losmen dengan bentuk rumah kecil dengan 1 kamar dan garasi. Kalo dari tulisan di luarnya si harganya mulai 200 ribu rupiah permalam. Jadi kendaraan pribadi bisa masuk ke area dalam tempat wisata ini bagi pengunjung yang menginap. Begitu sampai bibir pantai terlihat bahwa pantai ini ombaknya sangat tenang. Namun warna pasir pantainya berwarna coklat kehitaman. Dari pantai di area benteng ini kita akan terlihat pulau mandalika yang berada di seberang pantai ini yang penuh cerita mistis dan bersejarah. Dari tempat pelarian keluarga kerajaan di Jawa, kisah nyi blorong, penjara masa kolonial, hingga pusaran air misterius yang katanya kadang muncul di dekat pulau ini. Tapi karena gak nyebrang ke pulau mandalika, jadi gak aku bahas lebih lanjut.  


Lalu kami pun mulai menyusuri pantai di benteng ini. Benteng portugis yang sebenarnya berada di bukit di lokasi wisata ini. Di pantai ini pemandangan dan angin yang bertiup terasa sangat sejuk. Kami pun duduk di pinggir warung yang berada di pinggir pantai yang berada di bawah benteng ini sambil pesan minuman dan mie goreng. Sambil memandangi para pengunjung yang berfoto di atas batuan-batuan unik yang terbentuk secara alami oleh ombak pantai ini.


Setelah itu, kami pun naik ke atas bukit menuju bangunan benteng mendaki tangga yang cukup tinggi dan lumayan bikin ngos-ngosan. Ada beberapa akses tangga yang bisa dipilih menuju atas benteng ini. Sampai di atas kita akan mendapati puing-puing bangunan utama benteng dan beberapa bangunan baru yang kurang terurus. Pemandangan dari atas benteng ini sebenernya sangat menarik dan ada gazebo-gazebo, hanya kurang terawat dan banyak tertutup daun-daun pepohonan. Ada mitos di benteng ini kenapa tiba-tiba pasukan portugis tiba-tiba meninggalkan benteng ini. Ada yang bilang para pasukan portugis yang berjaga di benteng ini suatu hari tiba-tiba mati satu persatu oleh penyakit yang aneh atau ada prajurit yang mati secara misterius. Akhirnya benteng ini pun ditinggalkan oleh pasukan portugis. Namun ada juga yang bilang karena pasukan portugis ditarik dari perairan nusantara karena kalah perang dengan Spanyol maupun Belanda.    




Dilihat dari sisi geografis benteng ini tampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya masih terbatas. Benteng ini berada di atas sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau Mandalika, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah pengawasan Benteng sehingga akan berpengaruh pada pengamatan pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya. Untuk turun dari bangunan utama  benteng bisa ikuti tangga yang sebelumnya di daki atau berjalan menuruni jalanan setapak di belakang bangunan benteng yang mengarah ke pintu masuk utama area wisata bersejarah ini. Setelah dari sini kami pun bersiap pulang ke Salatiga karena hari semakin sore agar tidak terlalu malam sampai Salatiga. Itu saja si, semoga bermanfaat.  


You Might Also Like

0 comments