Pantai Kasap Pacitan

Saturday, April 22, 2017

Setelah merencanakan beberapa hari sebelumnya, akhirnya aku kembali berkendara mengunjungi Pacitan untuk liburan akhir pekan yang lalu bersama saudara sepupuku. Aku berangkat dari Solo sedangkan dia berangkat dari Jogja, dan janjian ketemu di masjid agung di alun-alun pacitan sambil nunggu jumatan. Setelah beristirahat sejenak menikmati  kelapa muda di alun-alun pacitan, kemudian Jumatan dulu di masjid. Target utamanya yang penting berangkat dulu ke pacitan dan cuma ke pantai kasap. Tapi setelah dipikir lagi akhirnya kami putuskan untuk menginap dan akan mengunjungi beberapa pantai lain. Karena kebetulan sepupuku ini baru pertama kali ke Pacitan. Sedangkan aku sendiri, ini ketiga kalinya aku mengunjungi kota yang menjadi kampung halaman pak SBY ini. 


Setelah solat jumat, kami kemudian cari makan siang dan kemudian sambil browsing hotel-hotel di pacitan. Karena ini libur akhir pekan jadi banyak penginapan yang sudah penuh, tapi akhirnya dapat juga si di guest house syariah yang terletak dipinggir kota Pacitan. Dari pengalaman beberapa kali menginap dan cari hotel di Pacitan, jangan bayangkan hotel di Pacitan ini seperti hotel-hotel di jogja, solo, semarang, atau bali. Karena rata-rata hotel di Pacitan adalah hotel yang sudah tua, kalaupun ada yang baru tetap fasilitasnya masih jauh, namun harganya bisa dibilang relative cukup mahal jika dilihat dari fasilitas yang disediakan. Tapi ya memang adanya kayak gitu. Tapi untuk backpacker dan budget traveler masih banyak kok pilihan penginapan dengan harga seratus ribuan maupun dua ratus ribuan permalamnya dan rata-rata masih bisa nego di tempat. Jauh lebih murah dibandingkan pesan lewat aplikasi online, untuk booking hotel di kota ini.  
 

Setelah check in di hotel, kamudian kami menuju pantai kasap yang masih satu arah ke pantai watu karung dan kami pun sempat mampir sebentar ke pantai srau. Kenapa ke pantai kasap? Sebenernya tadinya gak sengaja liat di instagram kok keliatan bagus dan cukup unik. Akhirnya kami putuskan kesana. Jalan ke pantai kasap masih cukup lebar dan mulus dari arah kota Pacitan, melewati jalan lingkar Pacitan yang berbukit dan berkelok. Namun ketika setelah persimpangan jalan yang kalo kiri ke pantai srau dan kalo ke kanan kea rah watukarung, jalannya tidak terlalu mulus dan cukup sempit.

Kali ini, kami lebih mengandalkan petunjuk jalan fisik yang ada dipinggir jalan dan bertanya warga setempat, karena di GPS masih kurang jelas waktu itu. Jadi yang penting ke arah pantai watu karungnya, karena petunjuknya lebih jelas. Petunjuk jalan ke pantai kasap baru mulai terlihat menjelang loket masuk pantai watu karung. Sampai gerbang pintu masuk pantai watu karung, kita akan membayar retribusi masuk yang cukup murah sudah termasuk akses ke pantai watu karung, pantai seruni, dan pantai kasap yang ternyata masih satu area. 


Kamudian kami pun bertanya kepada petugas jaga di loket retribusi masuk tentang pantai kasap. Mereka menjawab dengan ramah kalo pantai kasap dan seruni ke kiri dan pantai watu karung ke kanan. Mereka pun langsung bertanya, “Mau lihat sunset atau nginep mas?“, aku pun menjawab : “Mau motret sunset.” Dan mereka bilang kalo matahari terbenam beberapa hari terakhir sedang sangat bagus dan lebih bagus dari pantai kasap. Kalo mau menginap ada beberapa penginapan di pantai watu karung. Akhirnya kami bersegera ke pantai kasap karena sudah lebih dari jam 4 sore. Setelah menyebrangi jembatan, lalu menelusuri jalan menuju area parkir pantai kasap yang jalannya masih tanah belum aspal. 


Sampai sana, ada beberapa parkiran dan warung dan juga toilet umum seadanya. Dan ternyata pantainya masih agak jauh dari tempat parkir. Kemudian kami berjalan melalui jalan setapak melewati kebun-kebun ke pantai kasap dan setelah sekitar 15 menit akhirnya suara deburan ombak yang keras dan tiupan angin sepoi-sepoi mulai terasa. Ada tulisan dilarang berenang di pantai ini karena ombaknya cukup besar. Garis pantai berpasirnya tidak terlalu panjang namun pemandangannya cukup oke. Namun tempat yang paling ramai di pantai ini bukanlah di garis pantai berpasirnya, namun di bukit dan tebing di sebelah kanan pantai ini yang menghadap langsung ke samudra hindia dengan pemandangan berlatar belakang beberapa pulau di dekat pantai watu karung dan juga lautan lepas. 


Ada dua bukit yang menjadi tempat favorit disini. Yang satu lebih dekat sedangkan yang satu lagi butuh berjalan kaki lagi lebih ekstra. Karena di bukit pertama terlihat ramai, akhirnya kami ke bukit satunya yang sedikit lebih sepi meski sedikit lebih jauh. Sampai sana matahari terlihat lebih jelas dan angin laut sejuk sangat terasa di bukit ini.  Lelah karena jalan kaki dan naik bukit terbayar sudah dengan pemandangan dan sejuknya disini. Awalnya kami duduk sebentar sambil menikmati suasana. Sambil menyiapkan kamera yang kami bawa untuk memotret senja di area ini. Baru kali ini aku jalan-jalan ke pantai di Pacitan sambil menikmati matahari terbenam, biasanya cuma sampai siang atau sore hari. 


Kami pun banyak berfoto disini. Spot foto di bukit-bukit ini banyak yang bilang adalah raja ampatnya pacitan atau bahkan ada yang menyebutnya raja ampat KW. Hahaha. Tapi buatku gak terlalu penting, yang penting liburan, refreshing sejenak, dan pemandangannya asik. Itu udah cukup buatku. Kami berada di pantai ini sampai sekitar jam 18.20. Bisa dibilang kami pengunjung terakhir hari itu. Pulangnya agak repot, karena udah gelap dan kami hanya mengandalkan pencahayaan senter dari ponsel dan sisa-sisa cahaya matahari. Apalagi cuaca mulai agak mendung dan berkabut. Petugas parkir di area pantai ini masih ada sampai jam 8 malam katanya. Di area parkir ada beberapa lampu-lampu listrik yang diambil dari area para penunggu tambak yang berjaga di dekat tempat parkir pantai ini. Lalu kami pun berkendara kembali ke arah kota Pacitan dan kembali ke penginapan untuk beristirhat. Pantai kasap ini memiliki potensi wisata yang cukup luar biasa dibandingkan dengan pantai lain di Pacitan bila ditangani managemen yang professional dengan baik dan juga akses transportasi dan fasilitas yang lebih baik lagi. Semoga kapan-kapan bisa mampir lagi ke pantai ini. Semoga bermanfaat.



You Might Also Like

2 comments

  1. Naik mobil bisa nggak sampai ke parkirannya, mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa, tapi waktu nyebrang jembatannya harus sangat hati-hati. Tempat parkirnya masih ala kadarnya. Tapi ada yang jaga parkirnya sampe jam 7 malem kalo hari biasa.

      Delete