Pengalaman Menginap Di Star Hotel Semarang

Sunday, March 12, 2017

Berawal dari obrolan dengan sepupuku yang sedang jenuh dengan pekerjaan, dan tidak bisa jalan-jalan jauh karena cuaca sedang sering hujan, akhirnya minggu lalu kami memutuskan untuk sejenak berakhir pekan di kota yang gak terlalu jauh dari tempat tinggal kami masing-masing. Akhirnya kami putuskan ke Semarang lagi kali ini karena kami ingin menikmati pemandangan Semarang dari menara Al Husna di Masjid Agung Jawa Tengah dan motret dari ketinggian pada malam hari. Lalu aku coba cari penginapan sekalian yang menawarkan view yang asik, beberapa hari sebelum weekend tiba. Akhirnya pilihan jatuh untuk booking online kamar di Best Western Star Hotel Semarang, atau biasa disebut Star Hotel Semarang.. Dapat harga sekitar 300 ribuan, untuk room superior dengan twin bed tanpa sarapan. Karena planningnya cari sarapan di luar yang khas-khas Semarang. 


Setelah urusan pekerjaanku selesai, kami pun kemudian berkendara menuju Star Hotel Semarang yang berada di daerah MT. Haryono, Semarang, yang bersebelahan langsung dengan Java Mall Semarang. Sabtu, jam 4 sore kami sampai di hotel, dan menuju parkiran hotel. Parkir di hotel ini gratis untuk para tamu hotel ini. Lalu kami menuju meja resepsionis untuk check in. Sampai resepsionis di sambut dengan senyuman ramah. Kami pun meminta kamar  yang di lantai yang tinggi, tapi katanya karena sedang cukup banyak tamu, yang kosong tinggal di lantai 8.  Kemudian dia langsung meminta maaf setelah kami di beri kunci hotel karena dia mengatakan bahwa akses sky pool malam itu ditutup karena ada acara private party. Lucunya, meski namanya private party, tamu hotel tetap bisa masuk area sky pool dengan membayar biaya tertentu dan dapet minuman. Jadi tidak se-private yang dikatakan. Tapi aku gak terlalu tertarik, karena aku bukan penyuka pesta, hehehe. 


Agak sedikit kecewa sebenernya karena niatnya sengaja booking hotel ini memang mau motret malem hari dari sky pool nya yang merupakan kolam renang tertinggi di Indonesia. Dan tamu hotel baru bisa menggunakannya lagi di esok harinya mulai jam 6 pagi. Lalu, kami pun kemudian menuju lift untuk  menuju ke kamar di lantai 8. Sampai di kamar kemudian memasukan kunci ke tempat power slot kartu untuk mengaktifkan kelistrikan di kamar. Tapi harus coba bolak balik kartu dimasukkan berkali-kali karena tidak juga hidup lampunya. Sampai akhirnya bisa. Kayaknya sensornya sudah kurang sensitif. Isi kamarnya cukup lengkap, ada kulkas, brangkas, meja, tv dengan saluran tv kabel, pemanas air, dan tempat tidur tentu saja. Standar lah, yang special sebenernya viewnya yang cukup asik di malam hari. Pencahayaannya hanya mengandalkan dari beberapa lampu hias & lampu tidur di kamar, pencahayaan dari luar, dan hanya satu lampu yang menempel di atap di dekat pintu masuk. Irit instalasi listrik ya. 


Kamar mandinya minimalis banget, bahkan lebih sempit dari salah satu hostel di Jogja yang pernah aku inapi. Model showernya full dari atas dan gak bisa di arahkan tapi tetap tersedia pilihan air panas dan dingin. Dan yang paling mengganggu adalah suara blower di kamar mandi yang sangat bising sampai terdengar dari luar kamar mandi. Lalu kami gantian mandi, dan bersiap untuk solat dan cari makan malam di daerah Masjid Agung Jawa Tengah. Karena tadinya plannya motret malam hari dari sky pool namun tak bisa terlaksana, akhirnya malam hari nya kami habiskan full di daerah Masjid Agung Jawa Tengah untuk nongkrong, makan, ibadah, dan kemudian menikmati pemandangan dari Menara Al Husna yang view malamnya lebih bagus ternyata dibandingkan siang harinya, dan lebih bagus dari view malam dari kamar kami di Star Hotel Semarang. Kemudian keliling kota Semarang sampai jam 10an malam, lalu kami kembali ke Hotel untuk beristirahat. 


Abis bangun subuhan, aku pun tidur lagi cukup pulas sampai kemudian bangun sekitar jam 7 pagi karena ac dan lampu tiba-tiba mati sendiri. Aku pikir mati lampu, kerena ketika aku cek akses power dengan kunci kartu hotel dan aku goyang, puter bolak balik tetep aja gak idup listriknya. Kemudian aku coba telpon resepsionis ternyata gak mati lampu. Kemudian resepsionis mengatakan teknisi akan datang untuk mengecek. Lima menit kemudian listriknya tersambung kembali sendiri dan lampunya nyala lagi. Beberapa menit kemudian teknisi ngetok pintu kamar, dan bertanya. Lalu aku bilang lampunya dah aktif sendiri lagi. Dagelan lek. Haha. Mau cari sarapan jadi agak males karena udah gak mood, apalagi sepupuku masih molor. 


Kemudian setelah dia bangun, kami menuju sky pool yang berada di lantai 30. Aku bingung ngitung lantainya, tau-tau di lift 30 aja. Hahaha. Sampai disana agak bersyukur si, karena tiba-tiba kebayang view malamnya. Kayaknya masih bagusan view malam dari sky pool hotel yang di simpang lima. Cuma sky pool atau kolam renang Star Hotel ini lebih tinggi. Tapi aku suka view dari posisi seperti semacam tempat duduk dengan meja menempel pembatas yang berada di atas area kolam renang. Pemandangan siang harinya aku pikir lebih menarik. Semua masalah hotel ini yang aku alami, seakan ketutup dengan pemandangan di roof top ini. Ada air mancur di kolam renangnya yang aktif pada jam tertentu. Kami cukup banyak berfoto di atas sini, namun gak jadi nyebur, karena bau kaporitnya lumayan menyengat. 


Kolam renang hotel ini tercatat di Museum Rekor Indonesia sebagai kolam renang terbuka di hotel dengan posisi tertinggi di Indonesia, dan kayaknya belum terpecahkan rekornya. Kami berada sampai jam 10 siang dan kemudian jam 11 siang kami check out. Semoga ke depannya fasilitas dan layanan bisa lebih baik lagi, dan kondisi fisik hotel ini dari luar diperbaiki. Karena gedung hotel ini dari luar seperti kurang perawatan karena warna cat yang luntur dan beberapa hal yang terlihat sekali kurang rapi. Balik lagi ke hotel ini? Tidak menutup kemungkinan, karena urusan pekerjaanku di Semarang gak jauh dari area sekitar hotel ini. Tapi pengen nyobain hotel lain juga. Semoga bermanfaat.    


You Might Also Like

0 comments