47 Jam Di Kuala Lumpur

Saturday, April 09, 2016

Bulan lalu, aku kembali mengunjungi kota Kuala Lumpur, namun kali ini gak cuma transit di Bandara tapi untuk berlibur bersama kakak dan mama ku. Tadinya si rencana awalku bukan mau berlibur ke Kuala Lumpur, tapi lebih pengen ke area Tengah atau Timur Indonesia. Tapi kemudian kakak ku meyakinkanku untuk ikut berlibur ke Kuala Lumpur karena mama ku juga ikut, lalu juga sekalian mampir ke Singapura. Karena tadinya rencanaku ke Kuala Lumpur setelah lebaran kesana. Akhirnya aku ikut rencana itu dan mengajukan cuti di akhir Maret tersebut setelah berdebat cukup lama soal tanggal perjalanan karena harus menyesuaikan jadwal kerja kami. Di Kuala Lumpur kakakku yang urus budgetnya, yang di Singapura aku yang urus budgetnya. Kami sudah membahas persiapan tersebut sebulan keberangkatan dan juga soal transportasi dan booking hotel disana. 


Yang aku pikirkan hanya tinggal soal pemesanan tiket pesawatku dari Solo ke Kuala Lumpur dan baliknya. Karena mama dan kakakku berangkat dari Lampung sedangkan aku dari Solo. Jadi untuk yang satu ini kami urus masing-masing. Mereka sudah pesan tiket promo Lion Air dari Lampung ke Kuala Lumpur sebulan sebelumnya. Sedangkan aku masih belum pesan tiket sampai menjelang 2 minggu sebelum berangkat. Bahkan untuk tiket pesawat pulang ke Indonesia, aku baru memesan beberapa hari menjelang keberangkatan. Kenapa lama? Ya namanya budget traveler dan backpacker tentu saja harus memastikan situasi dan kondisi untuk berburu tiket pesawat murah atau tiket promo yang ramah di kantong. Hehehe …


Hampir tiap hari mantengin pemesanan online tiket pesawat, dan akhirnya pilih Air Asia untuk penerbangan langsung dari Solo ke Kuala Lumpur. Dapet harga tiketnya empat ratus ribu rupiah dengan pertimbangan penerbangan langsung 2 jam tanpa transit. Menurutku udah cukup hemat karena harga tiket pesawat ke Lampung masih lebih mahal. Sedangkan untuk pulangnya, karena dari Singapura, aku memilih tiket pesawat Air Asia juga, namun turun di bandara Adi Sucipto Jogja. Dapat harga tiket pesawatnya 600 ribuan rupiah, dengan pertimbangan rute penerbangannya langsung dari Changi ke Adi Sucipto selama 2 jam, lalu nantinya aku lanjutkan naik kereta dari stasiun depan bandara jogja ke stasiun balapan Solo sekitar 1 jam. Jauh lebih cepat dibandingkan penerbangan transit dari Singapura-Jakarta-Solo yang rata-rata transitnya di atas 2 jam. Itu pun kalo gak delay. Meskipun sebenernya ada tiket promo yang lebih murah untuk rute SING-TKG-SOC dari pada tiket pesawat Air Asia yang aku pesan. Tiketnya tanpa bagasi ya, jadi aku cuma bawa tas backpack dan tas selempang masing-masing satu. Lagi pula lebih praktis dan cepat.


Berangkat dari bandara Adi Sumarmo Solo on time hari Kamis sekitar jam 08.40 pagi. Penerbangannya cukup banyak mengalami turbulensi ringan karena cuaca memang tidak terlalu cerah. Penumpang di pesawatpun tidak penuh, karena mungkin bukan musim orang liburan. Penumpangnya kayaknya rata-rata penumpang untuk urusan kerja, keluarga liburan, TKI sekitaran Jawa Tengah yang abis libur, atau orang tua yang mau nengok anaknya yang jadi TKI disana. Pesawat Air Asia yang aku tumpangi sampai di KLIA2 sekitar jam 12 siang waktu setempat. Lalu aku turun dari pesawat, kemudian kontak temenku yang tinggal di KL untuk menanyakan soal transportasi. Sampai di bagian imigrasi antri cukup panjang. Terdapat beberapa loket antrian, yaitu untuk pekerja pendatang, untuk pejabat konsulat, untuk yang masuk Malaysia cuma beberapa jam, untuk warga ASEAN, dan untuk luar ASEAN. Karena aku WNI jadi ya antri di loket untuk ASEAN. Seperti yang kita ketahui untuk WNI yang cuma mau berlibur di negara-negara ASEAN kita tidak perlu mengurus VISA, cukup punya paspor aja yang masih berlaku, termasuk Malaysia. Jadi di bagian imigrasi tinggal antri, sidik jari, foto, scan paspor, dan di cap. Udah deh boleh masuk ke Malaysia. Tapi untuk yang mau bekerja harus urus VISA dahulu.


Karena penerbangan kakak dan mamaku baru sampai di KLIA1 jam 14.30, akhirnya kami putuskan untuk nanti bertemu di hotel yang sudah kami booking di dekat KL Sentral. Aku akhirnya memilih untuk naik bus yang loketnya ada di dekat pintu keluar KLIA2 ke terminal KL Sentral. Harga tiketnya pun cukup murah dibandingkan naik kereta KLIA Express ke KL Sentral. Perjalanan naik bus ini sekitar 1 jam lebih dan akhirnya sampai di KL Sentral. Karena perut lapar lalu aku naik ke atas ke Nu Sentral Mall. KL Sentral ini semacam sebuah tempat yang terintegrasi dimana ada terminal dan stasiun kereta MRT, kereta LRT, Skytrain, dan Bus serta taksi. Kemudian ada mallnya dan pusat perdagangan. Jadi ini adalah tempat yang sangat strategis ketika Anda ingin mulai menjelajah area-area di Kuala Lumpur. Fasilitasnya pun sudah sangat lengkap dan nyaman.

Sambil menunggu mama ku datang, aku pun berkeliling pusat perbelanjaannya yang cukup luas ini sambil cari makan. Lalu nongkrong di salah satu restorannya. Harga makanannya pun tidak terlalu berbeda jauh kalo kita makan di mall-mall Jakarta. Lalu aku pun berjalan keluar area mall dan mendapati ternyata dekat dengan area Little India dimana banyak orang India dan bangunan bergaya India. Sekitar jam 4 sore akhirnya kami bertemu di hotel yang dekat dengan KL Sentral ini. Lalu kami beristirahat dan mengobrol melepas kangen sampai malam. Lalu teman lama ku yang tinggal di KL datang ke hotel untuk menyapa dan kemudian mengajak kami berkeliling kota Kuala Lumpur dengan mobilnya. (thank you bos Rangga dan diantar pusing-pusing KL ). Diajak ke Suria KLCC, dan juga diajakin makan di restoran Indonesia. Setelah itu, kami pulang ke hotel untuk beristirahat.


Besok harinya petualangan kami pun dimulai. Cari sarapan pagi dengan taste warung makan muslim india dekat KL Sentral yang cukup ramai lalu berjalan ke stesen/stasiun KL Sentral untuk menuju ke Batu Caves. Di stesen KL Sentral ini awalnya kami melihat bagaimana orang beli tiket keretanya dan juga rute-rute keretanya. Untuk naik MRT (Mono Rail Train) atau LRT (Light Rail Train) di Kuala Lumpur, kita harus membeli tiket terlebih dahulu di mesin tiket kereta yang tersedia di stesen-stesen. Caranya dengan memilih stesen/stasiun tujuan kita lalu akan keluar nominal harga tiketnya dan untuk berapa orang tiket tersebut. Lalu kita memasukan uang kertas atau koin ringgit seharga tiket total untuk tujuan tersebut. Lalu akan keluar tiketnya berupa semacam koin sebagai tiket untuk naik kereta tujuan kita untuk setiap orangnya.


Untuk ke Batu Caves dari stesen KL Sentral kita tidak perlu beli tiket melalui mesin, tapi antri di loket untuk rute kereta ke arah stesen Batu Caves lalu mendapat tiket kemudian masuk menuju area tunggu kereta sesuai jalur keretanya. Lalu kami naik kereta tersebut, dan keretanya pun sangat nyaman. Stasiun atau stesen Batu Caves adalah stasiun terakhir di koridor tersebut, jadi jangan khawatir kalo kelewatan. Lagi pula ada suara di kereta yang mengingatkan di setiap stasiun ketika akan berangkat, sampai mana, dan akan berangkat ke stasiun mana. Naik kereta ini dari KL Sentral ke Batu Caves butuh waktu sekitar 45 menit.


Sampai di stasiun Batu Cave kita tinggal jalan kaki, dan tidak terlalu jauh dari area Batu Caves. Sampai sana ternyata sudah cukup ramai wisatawan yang menggunakan bus atau yang mau beribadah di Batu Caves yang kebanyakan warga keturunan India. Mamaku yang suka nonton Uttaran ini terlihat senang mengunjungi tempat ini. Aku juga sempet menaiki tangga di area ini menuju goa di Batu Caves ini. Rasanya mirip-mirip naik tangga di Borobudur, sama capeknya maksudnya. Kami berada di Batu Caves sampai siang hari. Lalu kami pulang naik kereta dan turun si stesen Masjid Jamek karena aku mau jumatan. Masjid Jamek bisa ditempuh dengan mudah dari stesen tersebut. Lalu mama dan kakak ku jalan-jalan di wilayah sekitar Masjid Jamek dimana banyak pedagang kaki lima yang berjualan makanan dan jajanan khas Malaysia sambil nunggu aku selesai Jumatan. Masjid ini merupakan salah satu masjid bersejarah di Malaysia dengan usia ratusan tahun dengan arsitektur yang cukup unik. Sayangnya sampai disana, masjid sedang dilakukan renovasi cukup banyak di berbagai titik. Jadi gak sempet banyak ambil gambar disini. Setelah selesai Solat Jumat kemudian kami pulang ke hotel untuk istirahat.


Setelah selesai istirahat, lalu kami menuju stesen Kuala Lumpur untuk foto-foto disini dan sambil menikmati sore. Arsitektur bagian dalamnya bikin inget dengan stasiun tugu jogja, tapi begitu liat bagian luarnya sekilas malah mirip benteng. Stasiun kereta ini seperti stasiun yang mulai dilupakan dan melewati masa jayanya karena sudah terganti dengan KL Sentral yang lebih lengkap dan besar dan sepertinya dikembangkan menjadi cagar budaya. Karena terlihat beberapa titik di renovasi, namun tidak merubah bentuk aslinya. Di seberang stasiun, ada gedung kantor KTM yang cukup artistik dan terlihat seperti bangunana era kolonial. Dari stesen ini, kemudian kami jalan kaki menuju. Central Market buat cari oleh-oleh. Lumayan bikin pegel jalan kakinya. Di Central Market juga dekat Kasturi Walk dan Chinese Town yang juga lokasi untuk cari oleh-oleh di Kuala Lumpur. Begitu masuk ke Central Market ternyata mirip pasar beringharjo di Jogja atau PGS di Solo. Isinya ya orang jualan batik, oleh-oleh khas Malaysia, dan berbagai macam kerajinan. Pokoknya klo orang Indonesia masuk sini gak bakal asing dengan isinya. Hanya saja tempat ini tertata lebih rapi dan dingin AC nya dan buka sampai jam 8 malam waktu setempat.


Setelah kakak ku mendapatkan oleh-oleh yang dia cari kemudian kami makan di salah satu resto fast food di sekitar Central Market lalu kami berjalan menuju Stesen Pasar Seni untuk naik kereta ke KL Sentral dan pulang ke hotel. Sampai hotel udah kecapean dan mau keluar udah males. Akhirnya cuma makan, ngobrol dan packing untuk perjalanan besok harinya. Selain kereta, sebenernya masih ada taksi dan bus sebagai transportasi ke tempat wisata di Kuala Lumpur. Bahkan ada bus gratis yang disediakan pemerintah untuk para wisatawan dan warganya ke area-area wisata. Hanya saja belum ke semua lokasi dan tidak cocok bagi yang gak bisa berlama-lama di Kuala Lumpur. Jadi menggunakan kereta api jadi favorit para traveler yang berkunjung di Kuala Lumpur, karena cukup murah, waktu tempuhnya bisa diperkirakan, cepat, dan nyaman.   


Sabtu pagi harinya, cari sarapan sekitaran hotel lalu balik ke hotel dan check out. Kemudian ke KL Sentral dan naik KLIA Express ke bandara KLIA2. Sengaja pengen nyoba naik KLIA Express dari KL Sentral ke bandara KLIA2 yang ternyata hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit. Kereta pun bergerak sangat cepat dan sangat nyaman sampai aku ketiduran di kereta. Sampai di KLIA2 jam 9.40 siang kayaknya, lalu kami antri untuk check in di counter Jetstar Airways dan ini pengalaman pertamaku naik pesawat Jetstar. Kemudian kami antri di imigrasi untuk penerbangan selanjutnya ke Singapura. Lalu pesawat berangkat ontime sekitar jam 11 siang dari bandara KLIA2 ke bandara Changi. Ya itulah pengalamanku liburan sebentar di Kuala Lumpur. Semoga kapan-kapan bisa liburan lagi ke wilayah lain di Malaysia. Meskipun sebenernya lebih suka wilayah-wilayah di Indonesia.     

You Might Also Like

0 comments