Bermanuver Bersama Pahala Kencana

Thursday, March 29, 2012


Sore itu di akhir januari 2012, hujan rintik yang menjadi deras menemani keberangkatanku ke kota Solo dari kota Bandung dengan bus New Marcopolo bermesin mercedez dari perusahaan otobus (PO) Pahala Kencana, hasil rakitan karoseri Adi Putro. Yup, bus kembali menjadi pilihan moda transportasi yang ku pilih, karena turunnya nanti lebih dekat dengan daerah tujuanku. Meskipun berangkatnya terlambat 30 menit dari waktu yang ditetapkan, namun tidak terlalu membuatku kesal. Setelah sebelumnya menikmati liburan dan beristirahat di Bandung hampir 2 minggu. Aku diantar oleh salah satu mahasiswa yang baik hati, yang merupakan mahasiswa dari temanku yang bekerja sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi ternama di Bandung. Karena dia sedang sibuk, jadi dia meminta tolong mahasiswanya untuk mengantarku sampai ke pull bis Pahala Kencana yang berada di tengah kota Bandung tersebut. Aku bahkan sempat sakit beberapa hari di Bandung, tapi salah satu sahabat ku ini merawatku cukup baik, maaf ya selalu merepotkan, hihihi.

Mungkin kalau bus ini dikelola oleh orang Jawa Tengah atau Jawa Timur, namanya bakalan Pahala Kencono bukan Pahala Kencana. Hehehe. Harga tiket bus eksekutif Pahala Kencana Bandung-Solo waktu itu 115ribu. Dengan fasilitas bus yang cukup nyaman, standar lah untuk bis eksekutif jarak jauh, ada AC, recycling seat, tv, toilet, bantal, selimut, dan sudah termasuk snack diperjalanan dan makan malam di salah satu restoran bambu di perbatasan Tasikmalaya kalau tidak salah. Bahkan untuk tempat duduk terasa lebih nyaman dan luas daripada bus eksekutif Rosalia Indah dan Kramat Jati. Sebenarnya bus ini merupakan bus dengan trayek Bandung-Blitar, tapi juga melawati Jogja dan Solo. Bus ini seharusnya berangkat pukul 15.00, meski akhirnya berangkat pukul 15.30. Dan bus ini kemudian berhenti lagi ambil penumpang di terminal Cicahem Bandung. Dan akhirnya berangkat pukul 16.50. Terjebak kemacetan di Bandung pula. Bagus...  Jika kita ingin ke Jogja atau Solo dari Bandung dengan bus eksekutif Pahala Kencana, maka ada 2 trayek yang bisa kita pilih yaitu bus Bandung-Denpasar yang berangkat jam 08.00 pagi dengan harga tiket 150ribu sampai Solo atau Bandung-Blitar dengan harga tiket 115ribu sampai Solo yang berangkat pukul 15.00. Untuk tujuan Bandung-Jogja tinggal dikurangi 15ribu dari harga kedua tiket tersebut. Ini harga untuk tarif normal waktu itu.

Televisi pun terus dihidupkan selama perjalanan sampai magrib, menjelang malam televisi di dalam bus dimatikan dan diganti dengan mendengar alunan lagu band-band remaja yang pernah hits dan juga classic rock yang easy listening. Maklum aja kernet dan kedua orang sopirnya masih muda dan berjiwa muda. Mereka pun cukup ramah dalam memberikan pelayanan kepada penumpang dengan kalimat-kalimat yang khas cengkok Sunda nya. Dan yang paling menyenangkan adalah penumpangnya cuma 10 orang...hahaha. Namun sayang penumpangnya cowok semua. Hadeeeh. Penumpang bisa memilih tempat duduk manapun dan bergaya tidur senyaman mungkin. Aku memang pernah dengar berkurangnya minat penumpang untuk menggunakan bus jurusan Bandung ke arah Jawa Tengah maupun Jawa Timur pada hari kerja. Kalo melihat medan jalan yang berliku di jalan lintas Selatan Jawa ini memang patut di toleransi pilihan penumpang untuk menggunakan kereta dibandingkan bus untuk hari-hari biasa, bukan di hari liburan atau weekend. Tapi aku tetap prefer bus karena untuk biaya yang dikeluarkan dan sensasi berkendara yang aku dapatkan lebih relevan dibandingkan dengan kereta. Tapi aku gak nyangka penumpangnya bakalan cuma 10 orang. Empat orang turun di Jogja, tiga orang turun di Solo, dan sisanya turun di Blitar. 

Kenyamanan pun berkurang ketika melawati pegunungan dengan jalan yang berkelok. Sebelum magrib udah ada 1 penumpang yang jackpot alias muntah. Dan menjelang tangah malam 3 orang lagi yang dapet jackpot. Kepalaku pun bahkan terasa pusing beberapa kali. Buat yang pernah melewati jalan di jalur lintas selatan dari Bandung, pasti akan tau seperti apa lika liku jalannya. Apalagi mobil ini dipacu dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ada yang pernah naik Sumber Kencono AC dan Ekonomi tengah malem? Ya mirip-mirip itulah, meskipun manuvernya belum seekstrim Sumber Kencono di jalanan. Meskipun demikian, aku bisa tidur cukup nyaman. Mungkin karena bus ini terawat cukup baik dan cukup nyaman serta tubuhku juga belum 100%  fit dari sakit jadi bawaannya tidur, apalagi sepanjang perjalanan hujan cukup deras. Tidur pun masih merem melek, karena terkadang kepala agak pusing karena manuver dan kondisi jalan, meski akhirnya tidur pulas.

Waktu mata terbuka, aku agak kaget. Liat jendela dah ada tulisan Sleman Sembada. Waduh, berarti dah mau nyampe ni bentar lagi, dalam hati ku bilang. Waktu itu jam 01.40 dini hari bus ini dah nyampe di Ring Road Jogja, perempatan Jalan Godean. Aku pun bener-bener terbangun, dan ternyata bus ini di Jogja tidak masuk Terminal Giwangan, cuma Terminal Jombor trus lewat Ring Road Utara. Jadi penumpang yang mau ke Giwangan terpaksa harus turun di Jombor. Menurutku bus ini melaju cukup cepat di tengah hujan yang sebenarnya bisa sangat membayakan. Untung aku tertidur. Akhirnya aku pun bersiap. Hampir semua lampu merah yang dilewati di Klaten dan Delanggu di terjang, mungkin karena sepi dan kondisi hujan lebat. Pukul 02.30 dini hari aku pun akhirnya turun dari bus di Kartosuro dan melanjutkan dengan becak untuk masuk ke komplek perumahan tempat kakak ku tinggal.

Menggunakan bus eksekutif Pahala Kencana bukan kali pertama bagi ku. Pertama kali naik bus Pahala Kencana tahun 2009 jurusan Bandung-Lampung waktu liburan pertengahan tahun, waktu aku masih kuliah. Aku mampir liburan ke Bandung sebelum akhirnya pulang ke Lampung. Tidak banyak pilihan armada yang berangkat langsung tanpa mampir ambil penumpang atau ganti bus ke Jakarta dulu.  Yang bisa hanya ada Kramat Jati, Pahala Kencana, dan Damri Patas serta mobil-mobil travel kalo tidak salah. Akhirnya aku pilih Pahala Kencana karena agennya ada yang di dalam kota jadi skalian berangkat setelah jalan-jalan. Berangkat sekitar jam 16.00 dan sampe Bandar Lampung jam 03.00 dini hari trus nyampe Kota Metro jam 05.00 an pagi. Restoran tempat berhentinya kurang nyaman, jorok, dan gak dapet makan gratis. Aku lupa harga tiketnya waktu itu, yang jelas sekitar 200rb an karena musim liburan. Bus nya pun cukup nyaman, standarlah, namun harga tiketnya yang menurutku terlalu tinggi. Bandingkan saja selisih harga tiket bus eksekutif Pahala Kencana jurusan Bandung-Lampung dengan Bandung-Solo, pasti jauh lebih mahal. 

Apalagi ketika libur lebaran dan liburan harganya pun hampir sama dengan bus eksekutif Lampung-Jogja. Harga tiketnya kurang sesuai dengan apa yang didapat. Alasan pihak Pahala Kencana waktu aku tanya adalah karena bus Bandung-Lampung melewati tol dan membayar penyeberangan ferry Selat Sunda. Terus aku tanya lagi, kenapa selisihnya gak jauh dengan tiket bus eksekutif Lampung-Jogja, seperti Putera Remaja, Puspa Jaya, maupun Rosalia Indah, kan sama-sama nyeberang tuh lewat tol berkali-kali pula, bahkan fasilitasnya ada yang sama. Jawabannya pun sudah bisa diduga. Katanya ”Ya mau gimana lagi, kan udah kebijakan perusahaan dan ijin trayeknya yang mahal.” Ya mau gimana lagi, harga segitu juga juga masih banyak kok penumpangnya yang mau naik. Hahaha. Buktinya juga aku masih mau naik. Tak banyak pilihan, apa boleh buat. Apapun bus nya, aku minumnya tetap air putih. Sekian dulu dan terima kasih.  

sumber foto : bismania.com

You Might Also Like

3 comments

  1. postingan yang bagus tentang Bermanuver Bersama Pahala Kencana

    ReplyDelete
  2. A creative written blog post which catches attention of reader rigth from start to the end. Every person who is going to read this post is sure to gain in differnt versions. Thanks for the post. :)

    ReplyDelete