Keisengan ke Kaki Gunung Lawu

Tuesday, April 13, 2010

Niat cuma jalan-jalan cari makan dan mencari restoran masakan padang milik kenalan di daerah Karanganyar, malah mengantar aku dan kakakku ampe Gunung Lawu bahkan danau Sarangan. Hari minggu yang lalu ga sengaja sebenernya aku cuma mau jalan-jalan bersama kakakku dan si avanza merah ke Sragen taw Karanganyar, ya muter-muter jalan sekitar Solo. Tapi ga disangka malah nyampe wilayah Gunung Lawu. Berangkat dengan cedera otot pinggangku jam 10 pagi bahkan aku belum mandi, cuma sikat gigi dan cuci muka trus pake parfum yang banyak kami pun berpakaian rapi, mungkin niat awalnya kalo-kalo mampir ke mall taw kafe. Tp ternyata begitu ampe Karanganyar, ternyata liat restoran Padang Mentari Pagi, yang ternyata milik temen kakakku ketika di bangku kuliah. Mampir deh dan mencicipi makanannya, ya lumayanlah, harganya pun tidak terlalu mahal tuk ukuran restoran Padang.

Begitu di jalan liat papan petunjuk, tawangmangu Cuma sekitar 30 km. Akhirnya kakakku memutuskan, yuk ke kesana, iseng aja, jalan-jalan ajalah trus pulang. Aku iyakan keinginan iseng tersebut. Toh, aku lum pernah kesana. Sebenernya aku sering diajak kesana, tp selalu pada timing yang kurang tepat jadi aku selalu menolaknya, lagipula dari cerita yang kudengar, jalan disana kurang bersahabat dengan motor tuaku yang waktu itu msh bermasalah, kalo sekarang lah ayo…hehehe… Nah, mumpung ada yang nyupirin dan tinggal duduk, jadi ayo aja kalo mau maen kemanapun. Akhirnya Cuma mengandalkan papan penunjuk jalan, kami berangkat ke Tawangmangu.


Perjalanan kesana pun cukup nyaman, jalannya tidak terlalu jelek. Cukup bagus aspalnya. Apalagi waktu memasuki wilayah kota karanganyar, suasana daerahnya terasa tenang dan nyaman, seperti di Metro bahkan Metro lebih ramai. Tinggal lurus aja ngikutin papan penunjuk arah yang jelas perjalanan menjadi lebih mudah. Sayangnya banyak papan penunjuk arah yang salah kaprah dalam memberikan perkiraan jarak. Jadi agak sedikit membingungkan. Pemandangan alam yang menarik pun mulai dapat dilihat ketika jalan mulai terasa naik. Sawah, perkebunan, dan pohon-pohon yang terlihat hijau membuat mata terasa nyaman. Kendaraan yang lalu lalang juga gak terlalu banyak, padahal ini hari minggu. Kami pun mulai masuk jalan berkelok dan menanjak. Wah bikin pusing juga tapi begitu liat ke luar jendela pemandangannya sangat menarik, sayang waktu itu kamera pro nya ga dibawa. Pohon-pohon cemara, sawah, dan kabut membuat pemandangan ini makin indah.

Sepanjang perjalananpun banyak warung-warung makan dengan nama-nama yang unik dan menu yang sepertinya menarik.Cocok juga untuk wisata kuliner. Jalan pun semakin taerasa naik, kemiringannya hampir 45 derajat. Bagi pengemudi motor, harus lebih berhati-hati karena tanjakannya juga agak berkelok. Bagi pengemudi mobilpun juga harus berhati-hati karena jalannya tidak terlalu lebar. Apalagi jika diguyur hujan. Kami pun akhirnya sampai didaerah Tawangmangu. Ada pintu masuk atau portal dimana kita harus membayar retribusi. Hanya 5 rb rupiah. Banyak pilihan tempat liburan di daerah ini. Ada air terjun , ada tempat kamping dan outbond, ada pemancingan, wisata rohani, dan tentu saja pendakian. Tapi kami lebih tertarik dengan danau Sarangan, karena wilayah itu sudah masuk wilayah Jawa Timur. Jaraknya masih 10km dr Tawangmangu. Kami pun menuju kesana.

Pemandangan sepanjang perjalanan pun semakin indah, ac mobil pun di matikan dan jendela dibuka, karena udara di luar sangat sejuk. Mirip sekali dengan pemandangan di wilayah puncak bogor. Sepanjang perjalanan pun mulai banyak ditemukan hotel, penginapan, dan villa yang bisa kita sewa. Harganyanya pun cukup terjangkau, dapat disesuaikan dengan isi kantong kita. Udarapun semakin dingin. Kabut juga terlihat makin tebal dan bahkan bisa menutupi penglihatan di jalan. Kami pun sampai di puncak pass Gunung Lawu. Banyak pengendara motor atau mobil yang berhenti di pinggir jalan tuk menikmati pemandangan atau sekedar berfoto. Ada juga penjual jagung bakar, yang membuka warung dipinggiran tebing. Agak serem kayaknya kalo makan disitu…hihihihi… Perjalanan pun trus kami lanjutkan ke arah Sarangan. Jalannya mulai kurang halus, dan cenderung menurun. Akhirnya kami pun sampai di Sarangan.

Deretan villa dan penginapan pun menyambut serta orang-orang yang menawarkan kamar-kamar penginapan pun menyambut kami. Kami terus melanjutkan perjalanan, sampai pintu masuk danau sarangan ada retribusi lagi yang harus dibayar. Kami membayar 10rb tuk dua orang dan 1 mobil. Ternyata danaunya sangat ramai. Sayang waktu itu kabutnya masih cukup tebal sehingga pemandangan perbukitannya pun kurang jelas, tapi udaranya sangat sejuk. Kami pun turun dari kendaraan dan duduk2 di pinggir danau. Dalam hati aku bilang, wah salah kostum nie, ke t4 wisata gini pake kemeja kantor semi resmi dan jeans. Yaaa namanya juga ga direncanakan. Mau gimana lagi. Di danau ini ada speedboot yang bisa kita sewa, adapula penjual2 souvenir ,dan makanan2 kecil. Adapula kuda-kuda yang bisa kita sewa tuk keliling pinggaran danau ini. Sepertinya danau ini adalah sejenis kaldera. Dulunya ini adalah gunung berapi yang yang kemudian tidak aktif lagi, dan cekungannya menampung air dan akhirnya terbentuklah danau ini. Ditengah danau juga ada pulau kecil yang membuat pemandangan makin menarik. Lalu hujan pun mulai turun, akhirnya kami putuskan tuk pulang.

Karena jalannya agak sempit dan ramai, klo kita bawa mobil, harus lebih berhati-hati waktu keluar dari wilayah danau ini. Akhirnya kami pun pulang lewat jalan yang tadi kami lewati disertai hujan yang cukup deras. Sebenernya ada jalan lain yang menuju magetan dari arah Sarangan ini, tapi karena kami ga terlalu paham daerah magetan, jadi kami lewat jalan yang dilewati sebelumnya. Kami pun merasa puas dengan pengalaman ini. Dan berencana untuk kembali lagi bersama keluarga dan menginap. Agar bisa menikmati berbagai macam tempat wisata di wilayah Gunung Lawu ini. Waktu pulang karna perut mulai terasa lapar, kami pun mampir di warung sate kelinci yang banyak berdiri di daerah tawangmangu. Rasanya pun tidak terlalu mengecewakan. Sekalian bisa istirahat dan meluruskan kaki. Akhirnya kami pun pulang. Pengalaman ini dijadikan modal bagi kami tuk lebih mengetahui wilayah Solo dan sekitarnya. Ku harap bisa kembali lagi kesana.

You Might Also Like

1 comments

  1. mau tanya pemilik rumah makan temennya kakakmu itu uda amrizal bukan

    ReplyDelete